My little with love to KyuMin

Category Archives: Scandal with You

A KyuMin Fanfiction from

Kazha KazuhaJOY

Proudly Present :

“Scandal with You”

Cho KyuHyun x Lee SungMin,

Lee Donghae, Siwon, other Super Junior member, Onew, YunJae, etc.

Warning :

YAOI, Boyslove || Crime, Romance. Semi Thriller || T+ rated this Chapter || Queen of Typo(s) lol || OOC || Evil&Pervert! Kyu and Awesome!Ming ||

Disclaimer :

all the stories in it purely hatched from my rotting brain, kkk

KyuMin milik Tuhan, dan mereka hidup dalam ingatanku.

NOTE:

 [!] Dan hanya memperingatkan, seperti yang sudah-sudah ff ini mengedepankan actionnya dengan percakapan kriminal dan dunia intelijen, tapi akan banyak dialog narasi dan mungkin membuat minna bosan seperti sebelumnya. But kalo masih bersedia baca, jebal jangan di skip2 soalnya itu saling berkaitan dengan chapter sebelum dan selanjutnya.

[!!] Sampai saat ini sangat sulit untukku menulis, dan ini aku lanjutkan sebelum hari itu datang. Aku akan mencoba meneruskan terus ff ini sebelum hari itu, dan aku tak berjanji tetap menulis ketika hari itu datang, aku mungkin akan hiatus atau sebagainya. Jadi di chap ini, KyuMin moment sangat sedikit berhubung untuk menjabarkan beberapa kebutuhan jalan cerita dan chap berikutnya.

This fic is Mine, I don’t care with antis, b’cause I’m just concerned with KyuMin.

so

CyberCrime paper Don’t allowed! Especially Plagiarizm!

Just leave if you don’t Like, I’m not insist.

.

.

Background Music : B.A.P – 1.Punch, 2. One Shot, 3. Coma,

.

EnJOY~

.

.

Chapter 06

.

.

Langit sudah mulai menguning, dan angin mulai menusuk dingin. Meskipun begitu Jaejoong seperti tak terusik untuk segera meninggalkan senderannya pada pohon itu. dia mengingat perkataan Sungmin sebelumnya, Jaejoong sangat percaya  Sungmin bukan orang yang mudah memiliki ketakutan, tapi apa yang ia lihat setelah setahun lamanya tak berjumpa, Sungmin sepertinya mulai terusik dengan hal-hal kecil yang terjadi disekitarnya, meskipun ia tahu itu bawaan dari insting terlatih dari seorang agen tapi seperti peluru ini, Jaejoong merasa Sungmin terlalu berlebihan menanggapinya.

‘Untung Peluru itu tidak mengenaliku Jae’

“Apa karena Assasin itu?”

Dia tahu, lebih dari ketakutan itu. Jaejoong yang diketahui sangat ahli dan pergi cepat dan menghilang dari contact inteligent pergi ke Korea Selatan, memang benar-benar bertujuan hanya untuk membantu Sungmin.  Dan ada alasan berharga mengapa dia sampai jauh-jauh mengejar Sungmin, dan menutupi kebenarannya dari pihak intelijen Korea Utara dengan sempurna, adalah hutang nyawa.

Sudahlah, setidaknya saat ini ia tahu ada orang dalam di Departemen Pertahanan Korea Selatan ini, yang memakai beberapa revolver langka yang mungkin tempat peluru langka ini juga bersarang.

Sebelum Jaejoong berhasil melangkahkan kakinya, seseorang yang dengan susah payah ia ingat memanggilnya dari balik taksi yang orang itu tumpangi.

Jaejoong memicingkan mata rubahnya, lalu membulat. “Bukankah, itu Yunho?!”

Orang bernama Yunho berjalan dengan cepat ke tempatnya berdiri dan tersenyum ramah, senyuman yang bahkan tak Jaejoong sukai. Bukan apa-apa, Jaejoong sedikit kaku atas apa saat pertama kali dia dan Yunho bertemu. Bukankah Yunho itu ada di pihak organisasi yang Sungmin selidiki itu?

“Kenapa kau memandangku seperti itu?”

Sekilas Yunho memperhatikan raut wajah Jaejoong dan apa yang tengah Jaejoong genggam, ia menyimpan senyumannya dan berdiri disamping Jaejoong.

“Apa kau sedang mencari informasi dari apa yang sedang kau genggam itu?” Tanya Yunho.

Jaejoong akhirnya memiringkan bibirnya dan membuka suaranya, ia menatap Yunho dengan sedikit menyindir. “Tidak kurang, untuk seorang dari sebuah organisasi besar sepertimu mengenali dengan singkat gerak-gerikku.”

“Jika tidak keberatan, lebih baik kita bicara disana.”

“Untuk apa aku berbicara dengan orang yang tiba-tiba mendatangiku? Bisa saja kau berencana menjebakku kali ini.”

Yunho hanya kembali tersenyum tak terbaca, dan meraih pergelangan tangan Jaejoong. “Seorang professional sepertiku tak menjebak dengan cara ringan seperti ini, lagipula aku hanya ingin memberitahu informasi yang ingin kau dapatkan.”

Jaejoong melihat peluru yang tengah ia genggam, lalu beralih memandang Yunho dengan tajam. Ia bisa merasakan bahwa orang ini memang tak punya niat lain. Entah Jaejoong merasa untuk kedua kalinya orang ini bisa ia percaya, pada akhirnya Jaejoong mengendikkan bahunya, dan mengikuti langkah Yunho yang membawa tubuhnya memasuki Mobil taksi itu.

Tanpa basa-basi setelah pintu mobil tertutup, Jaejoong langsung membuka suara. “Katakan, apa yang bisa kau beritahu tentang peluru ini dan segala yang terkait dengan ini.”

Yunho menyandarkan tubuhnya dengan santai, lalu menaruh tangan di kedua sisi kepalanya. Terlihat sesantai mungkin, seolah tak peduli dengan ucapan Jaejoong. Dan itu membuat Jaejoong heran, apa jangan-jangan orang ini benar-benar menjebaknya?

“Hei, Cepat katakan—“

“Sst..Tak usah terburu-buru seperti itu, kita mungkin bisa membicarakannya sambil makan malam jika kau tak keberatan—“

Apa katanya? Jaejoong tadinya bersikap tenang ini, tangannya beralih meraih kerah baju Yunho dan memaksanya untuk terkejut.

Jaejoong merasa dipermainkan. “Sialan, dengarkan aku. Jika kau hanya ingin bermain-main lakukan dengan para buruanmu. Aku tak punya waktu untuk meladenimu.”

Brug!

Tubuh Yunho tersungkur dengan keras pintu mobil, Yunho sebenarnya ini tertawa namun itu akan membuat Jaejoong pastinya semakin marah. Dengan tenang dia membenarkan kerah bajunya, lalu membuka mulutnya sebelum Jaejoong berhasil membuka pintu.

“Itu adalah Peluru Depleted Uranium, versi terbaru yang kembangkan untuk hand gun. Tentu saja, jika kau masuk menanyakan pada temanmu di Departemen pertahanan itu, dia tidak akan memilikinya. Karena peluru itu setahuku baru 2 kelompok yang memakainya saat ini.”

Tanpa sadar keringat dingin mengucur dari dahi Jaejoong. “Apa kau bilang?”

.

Scandal with You

Kazha KazuhaJOY

.

Sungmin POV

Aku tak percaya ini. Ternyata rapat ini hanya membahas tentang perluasan Sistem Informasi E-tax, yang saat ini Send Bill baru bekerjasama dengan beberapa Distrik dan pemanfaatannya baru digunakan oleh Distrik Ilsan, Incheon dan Nowon. Send Bill ingin membuka peluang pemerintah yang tertarik dengan bisnis mereka sebagai Integritas Sistem E-tax di bagian pendaftaran, penghitungan dan pembayaran pajak secara menyeluruh oleh pemerintah Seoul.

Sebenarnya tidak ada yang salah dengan ini, jika terkait untuk pencapaian keberhasilan dan kesuksesan perusahaan ini, namun semuanya akan menjadi mencurigakan jika dikaitkan dengan kehadiran organisasi yang disebutkan oleh Lee Cheonhwa, terlebih Kyuhyun, Onew dan orang intelijen Korea Selatan itu.

Jika semua dikaitkan dengan dugaan sebagai sebuah kejahatan yang sedang diselidiki oleh Korea Selatan, maka penalaranku adalah bisa saja tujuan dari perluasan penggunaan sistem E-tax ini, dimanfaatkan oleh pihak tertentu sebagai salah satu untuk mengacaukan pemerintahan Korea Selatan, lewat pemasukan pajak yang dibuat menjadi tidak terkendali dan mandiri terlepas dari pengawasan Departemen Pengawasan Keuangan dan Pajak. Itu akan masuk akal jika E-tax dijalankan dengan membugs penggandaan ID, dan nomor Seri ditambah penolakan intervensi Pejabat dalam pengelolaannya.

Hasilnya kekacauan ekonomi Negara, ini mengerikan! Tapi itu terlalu mudah dideteksi, sebenarnya apa yang sedang mereka rencanakan?

Tanpa sadar beberapa orang di lobi memperhatikanku karena aku mengacak-acak rambutku dengan kesal.

Sudahlah, rapat telah usai aku tak perlu memikirkan hal ini, tentunya ini bukan wilayah urusanku. Bagaimanapun juga tujuanku kesini hanya untuk memastikan keterlibatan organisasi itu, dan jawabannya adalah iya. Selain itu aku tak menemukan hal mencurigakan lain, terlepas dari Kyuhyun dan orang intelijen itu (yang aku rasa mereka terus memandangiku) juga Onew. Meskipun dari awal aku menyimpan kecurigaan pada anak itu, tapi keterlibatannya sekarang yang aku tahu dia adalah manager baru Kyuhyun.

Dan Ah..Ada salah seorang laki-laki berbadan besar, aku bisa melihat gerak-geriknya bukan seperti seorang pebisnis umumnya, tanpa ada tatapan ambisi dan penuh perhitungan. Aku bisa melihat goresan kecil yang terdapat di sekitar telunjuk dan punggung tangannya, meskipun di tutupi dengan baik tapi aku bisa melihatnya. Aku yakin dia beberapa kali melakukan baku hantam dan tembakan akhir-akhir ini, terlihat sudut-sudut jari tangannya merah dan menghitam. Aku juga mendengar beberapa kali Lee Cheonhwa menyebutkan nama orang itu sebagai tanda persetujuan presentasi usulannya, orang itu bernama Lee Youngwoon. Dan aku tahu, nama itu pasti bukan nama aslinya.

Semua orang di ruangan ini tak ada yang mencurigakan selain mereka berempat. Meskipun kehadiran Kyuhyun disana sebagai salah satu orang yang ditunjuk sebagai brand ambassador Send Bill dan untuk membicarakan tentang beberapa kunjungan Promosi dan CF, tapi tetap saja itu tak seharusnya Kyuhyun datang disaat rapat penting seperti ini.

Jeosonghaeyo..Sungjin-ssi

Aku berbalik mendengar ‘namaku’ dipanggil, oh tuhan untung saja aku ingat saat ini sedang menyamar. Jika tidak mungkin aku sudah berkali-kali menghiraukan orang-orang yang memanggil dan menyapaku.

Dan ya inilah saatnya aku menghadapi orang ini. Ingat Sungmin, bahwa Sungjin itu tidak ramah terhadap artis. Aku melihat Kyuhyun mendekat ke arahku.

“Ya ada apa?”

Dia malah terkekeh melihat aku berpura-pura acuh padanya, sekilas mataku terjatuh pada lengan kirinya yang menggunakan masih menggunakan alat bantu, aku rasa dia belum sepenuhnya sembuh akibat peluru itu.

“Ah ani..Sedari rapat tadi aku penasaran dan ingin menanyakan sesuatu padamu.”

Aku sadar itu, beberapa saat dirapat tadi beberapa pandangan kami bertemu. Aku rasa mungkin wajah Sungjin ini mirip denganku, dan aku yakin dia akan menebak aku yang sebenarnya.

Dia mulai tersenyum layaknya seorang artis, bukan senyuman seorang kriminalis mesum. “Sebelumnya aku menanyakan hal ini pada CEO, ayahmu. Tapi rasa penasaranku tak juga hilang. Apa kau mempunyai saudara bernama Sungmin? Atau sepupu?”

Jujur saja saat ini aku ingin tergelak sepuas-puasnya di depan manusia mesum ini, aku pikir dia akan mencurigaiku atau bahkan mengenaliku sehingga dia mengancam dengan hal-hal mesumnya, ternyata dia menanyaiku tentang hubungan darah. Akhirnya ada satu waktu Cho Kyuhyun tak bisa mengenali penyamaranku.

Aku berusaha tetap dingin dan acuh saat melihat wajahnya seperti tak sabar menunggu mulutku terbuka berkata. “Ayahku pasti sudah menjawabnya bukan?”

“Ya, tapi aku penasaran untuk bertanya langsung pada orang yang kuanggap mirip dengan kenalanku itu.”

Kenalan?

Oh Ayolah Cho Kyuhyun, aku tak pernah merasa memiliki hubungan rekan ataupun teman dengan orang sepertimu. Pertemuan-pertemuan kita ini tak lebih sebagai seorang penjahat dan penyelidik, meskipun ada beberapa Hell Timing yang membuat aku menjadi korbanmu.

Ya tuhan kenapa tiba-tiba tubuhku meremang memanas mengingat semua itu, Aissh lupakan Sungmin!

“Mirip? Siapa yang mirip denganku? Dengar ya, aku tak punya saudara ataupun sepupu bernama Sungmin. Aku ini anak tunggal! Sudahlah.”

Segera aku berbalik meninggalkan si Kriminalis mesum itu, aku tak percaya aku akan mengingat hal-hal yang menjijikkan itu lagi saat bersama Kyuhyun, harga diriku benar-benar jatuh jika ada di hadapannya.

“Tunggu!”

“Yaishh..Apalagi—“

Aku tak bisa meneruskan perkataanku, perasaan ini menjadi bergetar seperti merasakan pertarungan hebat yang terjadi di masa lalu dengan orang ini, aku tak yakin alasan apa yang membuat agen intelijen ini memanggilku. Sekilas aku menelan ludahku dengan susah payah.

“Sungjin-ssi, bisa kau ikut denganku?”

Ne?”

“Ayahmu memerlukan kelengkapan berkas rekomendasi dari Departemen kami, dia meminta kau yang mewakili untuk mengambilnya. Bisa kita pergi sekarang?”

Sekilas aku melihat Kyuhyun yang jauh di belakang sedang berjabatan tangan dengan beberapa Karyawan wanita, lalu menatap orang ini dengan gentar.

“Baiklah, Tunggu disini aku akan mengambil mobilku dulu.”

Orang itu malah tersenyum dan berjalan beberapa langkah ke arah mobilnya. “Tak perlu Sungjin-ssi, akan lebih cepat menggunakan 1 mobil saja. Lagipula aku juga akan kembali lagi kesini.”

Dia..Tidak, aku harus tenang, saat ini aku Lee Sungjin semuanya akan baik-baik saja, karena seorang jenius seperti Kyuhyun saja tak bisa mengenaliku sebagai Lee Sungmin.

Shall we?”

.

Scandal with You

Kazha KazuhaJOY

.

“Aroma musuh.”

Ne?”

“Seseorang yang saling bermusuhan biasanya akan lebih hafal aroma satu sama lain meski dalam keadaan apapun.”

Deg.

Dia menemukan pandanganku yang tengah terkejut, lalu tersenyum angkuh. “Sebuah kebetulan kita bisa bertemu lagi Lee Sungmin.”

Apa? Dia bisa mengenaliku?

Aku menatap tak percaya ke arah agen Intelijent Korea Selatan ini, aku tertawa hambar. Tentu saja, aroma. Ya aroma musuh biasanya akan lebih mencolok disekitarmu Lee Sungmin, sama halnya saat kau mengenali beberapa musuhmu hari ini.

Sekilas badanku meremang merasakan gejolak pertempuran yang mungkin saja bisa terjadi saat ini.

Aku merubah dashboard menjadi senderan untuk bisa menatap santai orang yang sedang mengemudi ini. “Tak heran dari Seorang Choi Siwon bisa mengenaliku.”

Aku melihat perubahan emosinya menjadi lebih rileks karena perilakuku. “Tentu saja, sama halnya saat beberapa waktu lalu kau mengenaliku di jamuan mewah itu dan kau berjalan dengan seksi sebagai seorang wanita hot.”

Aku mengangguk menyetujui ucapannya. “Ya, aku tak menyangka itu waktu lebih awal aku bertemu lagi denganmu setelah hampir saja kau membunuhku di kasus setahun lalu.” Aku tak ingin membuang-buang waktu. “Langsung saja, ada urusan apa kau menculikku?”

Clever,” Siwon sekilas melirikku, dia terlihat bangga entah karena apa. “Aku hanya ingin satu informasi saja darimu, jika kau memberikannya aku akan membiarkanmu lepas dari ancaman sebagai tahanan intelijen.”

Sebentar, apa maksudnya tahanan intelijen?

“Apa maksudmu Choi?!”

“Beberapa orang dalam satu tahun ini, ditemukan tewas mengenaskan dengan misterius, Tidak ada bukti selain peluru langka dan darah yang mengalir. Dan kau tahu semuanya orang yang menjadi korban ini memiliki satu kesamaan yaitu mirip dengan dirimu.”

 Apa lagi ini?! “Kau bercanda Choi!”

Dengan mendadak dia memarkirkan mobilnya di pinggir jalan, lalu mengambil selembaran gambar orang-orang dan menjatuhkan ke tanganku. Aku menatapnya tak mengerti, namun dia hanya mendesah pelan dan kembali menatap ke arah jalanan.

“Awalnya polisi mengira ini hanya sebuah kebetulan saja, namun beberapa detektif lokal menyebutkan bahwa ini bisa saja dilakukan untuk mengidentifikasi dari sebuah alasan seseorang yang mengincar orang-orang yang memiliki kemiripan itu, oleh karena itu aku mengambil alih kasus ini menjadi kasus rahasia karena aku pikir ini ada hubungannya dengan dirimu. Dan aku rasa mereka dibunuh oleh seorang hunter atau assasin. Dan alasan kenapa aku menculikmu dan menginginkan informasi, tak perlu kusebutkan lagi bukan?”

Sebentar, aku rasa Intelijen memang benar-benar ingin memusnahkanku, bahkan sebelum aku tahu bahwa aku akan diburu disini, bahkan ketika aku merasa aman disini dalam satu tahun terakhir. Ternyata mereka sudah memulainya semenjak aku dikeluarkan dari Dunia Intelijen Korea Utara.

Jaejoong kemari, saat semuanya telah sangat genting.  Aku bertaruh dia bahkan membutuhkan waktu lama untuk mengetahui ini dan akhirnya menemuiku.

Tapi satu pertanyaan yang belum tuntas sampai sekarang adalah alasan mereka memburuku, alasan mereka membunuhku. Berpuluh-puluh ribu kalipun aku memikirkannya hingga datang dalam mimpiku, sialnya aku tak menemukannya.

“Sungmin? Bisa kau memberitahuku? Jika kau memberitahuku alasan dan siapa yang melakukannya. Aku akan membiarkanmu pergi dari ancaman ini.” Siwon menunjukkan borgol dan pistolnya.

Aku menunduk, aku tak tahu semuanya telah berjalan seperti ini. Cepat atau lambat semuanya akan..

“Lee Sungmin? Jangan mencoba membuang waktuku.”

“Apa maksudmu Choi? Kenapa kau memaksaku untuk mengatakan informasi yang bahkan tak aku ketahui.”

“Jangan mengelak, seorang agen besar kecilnya pasti mengetahui misi yang dijalankan oleh bagian lain.”

Aku langsung tertawa berbahak-bahak karenanya, tertawa untuk menertawakan nasibku, tertawa untuk menertawakan karena aku tak menyadari alasan kenapa orang ini membawa dan menginginkan informasi dariku—sang musuhnya.

“Apa yang kau tertawakan?! Kau..”

“Uhukk..Uhukk..Tunggu sebentar Choi, biarkan aku menyelesaikan ini,” Sekilas aku menghapus air mataku lalu menepuk bahunya dengan ringan. “Kau sepertinya tak mengetahui hal ini. Kau tahu, saat kasus ini terjadi, tepat dari sanalah aku berhenti menjadi seorang agen dan hidup normal di negaramu ini.”

Siwon terlihat tak percaya dan menepis tanganku, dia tertegun seperti berusaha mencari setiap kata-katanya yang hilang.

“Kau tahu Choi, kau ceroboh memberitahukan rahasia intelijen pada warga sipil.”

“Kau seorang agen sangat berbakat, berhenti? Aku tak percaya.”

“Kalau begitu, dengan senang hati kau bisa memeriksa apartemenku, dan menemukan surat pemecatan atas namaku.”

Sebelum Siwon kembali membuka suaranya, aku mendengar suara mesin berat yang semakin lama semakin kencang. Dengan segera aku melihat ke arah sumber suara, dan tanpa bisa melakukan apapun karena percepatan, instingku menyuruhku membuka pintu mobil dan loncat dari sana secepat yang aku bisa.

Brugg! Crush!

Aku terpental beberapa meter pada pembatas jalan, yang sepertinya melukai punggungku. Tanpa mempedulikan apapun aku segera berdiri mengingat sesuatu yang tertinggal.

“Choi Siwon!!!”

Sesuatu yang masih bisa mataku tangkap dan deskripsikan adalah sebuah Mobil Tronton menghantam sebagian badan mobil Siwon, setidaknya aku bisa melihat Siwon menyalakan mobilnya dan  melajukan beberapa meter setelah aku melompat, jika saja Siwon tak melakukan hal itu aku yakin dia sudah tewas tertimpa habis oleh mobil itu, pada saat pula mobil tronton itu mulai terbakar. Secepat mungkin Siwon berlari ke arahku.

Aku melihat lengan dan sisi kanan kepalanya terluka dan membuat baju kebesarannya itu robek, aku rasa dia tak membuka pintunya tapi memdobrak paksa pintu itu. “Kau tak apa-apa?”

Dia tak berkata, hanya mengangguk dan menatap 2 mobil yang mulai terbakar, asapnya semakin menghitam dan dalam hitungan detik efek dari mobil raksasa itu membuat ledakan yang dahsyat, sehingga membuat aku refleks memundurkan tubuhku, dalam radius berpuluh-puluh meter seperti inipun, panasnya api ledakan itu seperti berusaha mendidihkan darahku. Tak berapa dalam beberapa menit jalan tol ini mulai ramai oleh pemadam kebakaran dan mobil patroli polisi.

Untuk beberapa saat aku tak bisa berkata, semuanya terlalu mendadak. Aku tak tahu kecelakaan lalu lintas ini hadir disaat-saat pembahasan tentang masalahku seperti sebuah peringatan atau mungkin ‘kado’ dari nasibku.

“Lee Sungmin kau harus melepaskan penyamaranmu.” Siwon menggunakan dagunya menunjuk beberapa polisi yang sepertinya akan berjalan ke arah kami,

“Sebentar Choi, aku masih merasakan sesuatu yang janggal.”

“Kau gila, kau akan diinterogasi dan memakai identitas orang lain!”

 Aku belum bisa melepas penyamaran ini, aku benar-benar tak yakin ini murni kecelakaan. Instingku mengatakan bahwa ada seseorang yang berkeliaran menungguku membuka penyamaran ini dan menyerangku sekarang.

Tapi dimana, aku mulai mengedarkan pandangan ke semua arah, sebelah utara hanya ada lahan kosong yang luas tak terisi, barat dan timur adalah jalan tol dengan hanya 9 lima mobil terparkir sedangkan selatan merupakan tebing bebatuan setinggi 200 meter..

Ah tebing itu!

Aku merasakan ponselku bergetar di balik saku jas yang sudah tak lagi putih, aku rasa ada pesan atau..Ini email dari Jaejoong!

Ming, aku sudah dapat informasi tentang peluru itu, itu peluru DPU versi terbaru untuk hand gun berasal dari organisasi yang kau curigai.

Selain itu aku dapat informasi kalau Assasin yang sedang berkeliaran itu memiliki code SHFLY3424, nanti aku akan cari fake name  dan data aslinya.

Lalu bagaimana dengan urusanmu?

Tidak Jae, aku tahu. Aku tahu tentang kode ini. Ya tuhan, akhirnya aku mengetahui tentang assasin ini. Aku tahu siapa dia, perasaan yang tadi bergejolak karena insting paranoid tentang pertempuran ternyata bukan sekedar firasat saja, tanganku mulai terasa basah berkeringat. Orang itu assasin yang sangat mematikan jika telah menemukan korbannya dan aku yakin dia sekarang ada di sekitar sini, atau lebih tepatnya diatas tebing itu.

Aku harus tetap menyamar.

Aku melirik Siwon yang tengah berbicara dengan 2 polisi patroli itu, untuk saat ini aku bisa meminta bantuannya dan mungkin menyelamatkan nyawaku.

Aku segera menarik Siwon dan memberinya penawaran. “Aku akan memberitahumu informasi tentang Siapa hunter atau Assasin itu dan alasannya, jadi biarkan aku tetap penyamar sebagai Sungjin. Konsekuensinya biar aku yang mengatasinya.”

.

Scandal with You

Kazha KazuhaJOY

.

Not Found,

Not Found,

Not Found! Sialan!

Berjam-jam aku berusaha mengcrack database website Intelijen, tapi aku tak bisa menemukan data apapun sekarang, semua ID itu dapat melewati honeynet dan menyelinap ke firewall pertama tapi setelah itu semuanya gagal! Meskipun Donghae memberitahukan ID intelnya padaku, tapi tidak semudah itu firewallnya digandakan dan beberapa jebakan enskripsi ada disana, aku tak bisa membahayakan jiwa Donghae dengan percobaan nekadku ini.

Aku tahu saat ini, mungkin aku sedang melakukan pencarian banyak data dan menyiapkan kemungkinan untuk menyambut serangan dan pembunuhan untukku, aku tahu, sekarang aku dalam keadaan ketakutan dan melakukan banyak hal kecil tanpa pikir panjang.

Mengumpulkan banyak hal, data para intelijen lama, kasus intelijen dan tentang persenjataan. Ah salah satu informasi tentang persenjataan yang baru saja aku dapat, adalah fakta tentang peluru yang pernah bersarang di tubuh Kyuhyun itu, beberapa jam sebelum aku bisa melewati Siwon dan polisi, Jaejoong memberitahukannya padaku dan tentunya itu membuatku tercengang.

Peluru DPU itu merupakan peluru Depleted Uranium, dengan kadar isotop U235 lebih banyak dari ketentuan yang seharusnya, peluru ini tentu saja berukuran lumayan besar karena umumnya terakhir dalam Serangan AS di Afghanistan menggunakan peluru pembunuh massal ini, setidaknya dengan keakuratan luar biasa peluru ini memiliki kecepatan 10 km per detik. Dan hasilnya adalah dia bahkan bisa menembus super baja tank, dan akhirnya peluru ini mendapat larangan dari NATO.

Namun Jaejoong mengatakan bahwa ini di versi terbaru untuk hand gun, dan tentu saja dirancang kombinasi peluru itu untuk kebutuhan Hand gun namun tak kalah berdampak dahsyat, aku perkirakan kadar isotopnya lebih rendah 100 kali dan uranium yang digunakan tak lebih dari sebesar 3 butiran nasi. Aku rasa peluru yang mengenai Kyuhyun ini, seharusnya pecah di udara dan mengenai bagian-bagian vital tubuh Kyuhyun hingga meledak namun aku rasa peluru  yang mengenai Kyuhyun merupakan satu produk yang gagal, karena dari efek residunya aku mencium uranium yang ‘tidak matang’, ditambah aku rasa saat itu sang penembak berjarak lebih dari 650 meter, jika dia bukan seorang hunter maka akan terjadi hal seperti ini, kegagalan. Dan Bagaimanapun, sebuah keberuntungan Kyuhyun bisa hidup dan tak mengalami keretakan tulang lengan.

Dari penalaranku, aku yakin peluru ini akan digunakan bersama Walter PPK sebagai induk sarangnya, namun yang tak aku mengerti adalah apa yang direncanakan organisasi itu sampai sejauh ini dia melakukan percobaan pembuatan DPU versi Hand gun?

Jika masih ada hal yang jauh lebih besar, aku jamin ini adalah salah satu rencana dari sekumpulan rencana besarnya.

Dan yang menjadi pertanyaan adalah, siapa yang akan membeli dan menggunakan DPU ini? Jika mafia aku rasa ini terlalu beresiko untuk mereka, jadi kemungkinannya adalah untuk pasokan negara?

Ah! Aku tak bisa fokus, peluru ini mengancam jika di produksi massal.

Tunggu, aku merasa banyak pekerjaan. Beberapa data tentang Kyuhyun, dan perlindungan diriku sendiri belum tuntas. Aku sudah berjalan sejauh ini, terjebak dalam 2 masalah besar. Intelijen Korea utara dan penyelidikan organisasi itu. Dan tentu saja 2 hal besar ini tak bisa aku selesaikan dalam satu waktu sekaligus.

Ting..Tong..

Siapa yang bertamu selarut ini? Apakah itu Jaejoong?

Ting..Tong..

Aku sekilas melihat Omega di tanganku, ini pukul 2 dini hari. Aku segera menutup kedua laptopku dan menaruhnya di selimut, aku rasa itu bukan Jaejoong.

Aku segera membuka laci di pinggir ranjang dan mengambil Barreta 90, revolver kesayanganku. Dengan segera aku berjalan ke arah pintu, melihat intercom yang tak menunjukkan siapapun di depan apartemenku.

Ting..Tong..

Lagi-lagi bel itu berbunyi dan nihilnya aku tak menemukan siapapun di intercom, dengan kesal dan was-was sebelah tanganku membuka pintu dan menyembunyikan satu tangan ber-Barreta di belakangku.

Disini tidak..”Humpphh!”

Cklek.

Seketika aku menodongkan revolver pada orang yang membekapku masuk ke dalam apartemenku, dengan bergetar revolver itu benar-benar dalam posisi mematikan karena tepat berada di atas kening orang ini.

Aku menelan ludahku dengan susah payah, aku tak bisa melihat orang ini. Wajahnya tertutup rapi oleh masker dan kacamata hitam. Aku tak merasakan orang ini membawa samurai ataupun senjata lainnya, dan tentunya yang tadi aku takutkan dia adalah assasin itu, tapi aku tak merasakan tekanan auranya mematikan layaknya assasin.

Dengan kasar aku menyingkirkan tangan orang itu dari mulutku. “Siapa kau?!”

 Tanpa mempedulikan revolverku yang siap memuntahkan timah panas ini ke otaknya, dengan santai orang itu membuka kacamata dan maskernya tanpa mengubah jarak kekuasaannya dari tubuhku, dia..

“Do you miss me Ming?”

Chup.

Dengan kasar kulepaskan ciuman dan pelukannya. “Sialan kau Cho Kyuhyun!”

Orang ini membuatku jantungan saja, aku kira dia dari pihak intelijen atau siapapun itu. Aku bahkan beberapa saat sudah membayangkan akan terjadi baku hantam disini, tapi kenyataannya dia adalah si kriminalis mesum ini.

Hei, sebentar aku tak bisa lega seperti ini.  Dari mana dia tahu apartemenku?

Seketika aku kembali mengarahkan revolverku padanya, dia hanya tertawa singkat dan menampilkan smirk seperti yang biasa dia tampilkan di hadapanku. “Dari mana kau tahu apartemenku?”

“Tanpa aku jawabpun, kau sudah tahu bukan?”

Dia kembali berjalan mempersempit jarak diantara kami. “Diam disana! Ya, aku lupa ada seorang anak muda lucu yang menjadi tetanggaku dan tentunya mencurigakan bernama Onew.”

Demi apapun, aku tak habis pikir kenapa si kriminalis ini dengan nekad mendatangiku, apa dia berniat membunuhku? Atau hal-hal mesum? Oh ayolah selama ini dia tak pernah melakukan hal yang benar ketika bertemu denganku.

Aku melihat dia mengedarkan pandangan seluruh sudut apartemenku, “Ada urusan apa kau mendatangiku?”

Dia kembali memandangku, lalu dia berjalan ke arah Rose Wine JOY yang berada di meja kerjaku, sia membuka botolnya dan mencium aromanya. “Hm..selera sangat ringan untuk seorang lelaki.”

“Jangan mengalihkan pembicaraan, aku takkan menurunkan revolver ini sampai kau memberitahu tujuanmu kesini.”

Aku tak mengerti dengan mahluk yang satu ini, dia malah mengambil gelas wine dan menuangkan rose wine itu, dia bahkan tak tahu sopan santun dan menganggap apartemenku ini seperti layaknya di rumahnya sendiri.

“Tujuanku kesini untuk kunjungan sosial, apa itu salah?”

Aku jadi teringat ucapannya tadi sore saat di Send Bill itu, dia mengatakan aku ini kenalannya bukan? Cih, klaim yang menggelikan.

Aku menurunkan revolverku dan berdiri di sebrang dia. “Jangan membuatku tertawa, tidak ada kunjungan sosial untuk seorang yang  tak saling mengenal.”

“Siapa bilang kita tak saling mengenal? Ingat Lee Sungmin, ada benang merah yang telah kuciptakan.”

“Kau sepertinya bersikeras dan tertarik padaku sejauh ini ya,” Aku mengedipkan mataku padanya dengan pura-pura menggodanya. “Seharusnya semua urusan kita sudah selesai.”

Aku mempertahankan diriku dan tetap berdiri di tempatku, ketika Kyuhyun menyimpan gelas wine itu dan meraih tubuhku. Tidak, aku punya harga diri, aku tak boleh kalah darinya. Aku membalas tatapannya aku menusuk tajam penuh hasrat itu.

Permainan di mulai.

“Benar sekali, aku sangat memaksa dan tertarik padamu.” Aku dapat mendengar suaranya memberat dan membuatku harus menahan diri karena sentuhannya yang familiar ditubuhku. Jujur saat ini aku tak bisa memutus kontak mataku dengannya. “Tapi perlu kau tahu, tidak akan ada urusan yang akan selesai diantara kita.”

Aku merasakan bibir tebal itu menyapu permukaan bibirku dengan perlahan dan menyiksa, dia membuka suara diantara bibir kami yang menyatu. “Aku bertaruh banyak urusan yang tak pernah selesai diantara kita, dan itu membuatku addict.” Aku tak bisa menghindar untuk menutup kedua mataku, rasa manis yang bercampur rose wine itu membuatku hampir membalas ciumannya, dia menyiksaku dengan tak bergerak cepat menyapu dan meraup seluruh permukaan bibirku seperti yang biasanya terjadi, Kyuhyun hanya sekedar menyatukan bibir kami dengan sapuan perlahan seolah bibir kami benar-benar menyatu. Ini terlalu menyiksa..

“Bagaimana Lee Sungmin kau menyerah?”

Pada akhirnya dia beralih menciumiku dengan liar, dan saat itulah aku ingat tentang harga diriku, tersadar diantara kenikmatan yang baru saja akan dimulai.

Segera aku menghentikan kegiatan ini, menatapnya dengan pengendalian diri yang kupunya. Dingin dan tenang diantara aura panas yang tengah menguasaiku.

“Sampai disinilah urusan kita, karena selebihnya akan ada jalur urusan lain.”

Aku sebenarnya sedikit malu dengan diriku ketika menatap Kyuhyun setelah ciuman  ini, tapi aku tak punya pilihan lain. Dia hanya berdehem dan tersenyum ringan seperti mempunyai pemikiran lain tentang hal barusan.

“Ya tentu saja urusan lain, itulah alasan utama dari kunjungan sosial ini.”

“Jadi urusan lain apa yang membawamu kemari Cho Kyuhyun?”

“Aku tahu tentang dirimu dalam beberapa hal, dan kau sangat mengenal diriku dalam berpuluh-puluh lembar tulisan penyelidikan. Dan yang ku tahu, saat ini kau sedang menyelidiki sebuah organisasi yang menyangkut diriku.”

Aku menatapnya tak percaya, darimana dia tahu tentang penyelidikanku tentang dia? Tidak Sungmin, kau harus tetap tenang menghadapi Kyuhyun. Kau bisa menyelidiki ini nanti.

“Lalu?”

Kyuhyun kembali mendekat dengan membawa 2 gelas wine. “Aku rasa melihat sejauh mana kau berjalan, dan apa yang kupunya. Ya semacam simbiosis mutualisme, aku ingin kita bekerja sama untuk satu tujuan yang berbeda.”

.

.

.

To Be Countinued.

Gomawo buat minna masih menunggu kelanjutan ff ini, terutama buat minna yang yang membaca dan meninggalkan jejak di Chapter sebelumnya ^^
Ternyata aku belum bisa kasih banyak moment Kyu Min disini, masih ada kebutuhan beberapa bagian yang dicantum disini..

See U next Chap ^^


Previous Chapter:

“Ahh..Hmmpphh~”

Mau tak mau aku kembali menutup mataku ketika tangan Kyuhyun meremas keras ‘adik’ku yang rasanya sudah sangat basah di bawah sana, tidak bisakah Kyuhyun menghentikan kegiatan ini saat pintu terbuka paksa memergoki kami berdua. I-ini memalukan!

“Bukan mereka, orang yang kita incar memakai baju biru dan memiliki luka tembakan tadi lagipula dia bersama namja”

“Kubilang apa tadi! Ayo cari dengan benar!”

“Maaf agasshi, tuan, kami mengganggu kalian!”

Clekk.

Setelah suara pintu tertutup, Kyuhyun segera melepaskan tautan bibir kami. Dia tersenyum menyeringai menatap pintu.

“Mereka berhasil kita kelabui Ming. Dan sekarang kita lanjutkan urusan kita berdua~”

.

.

A KyuMin Fanfiction from

Kazha KazuhaJOY

Proudly Present :

“Scandal with You”

Cho KyuHyun x Lee SungMin,

Lee Donghae, other Super Junior member, Onew, YunJae, etc.

Warning :

YAOI, Boyslove || Crime, Romance. Semi Thriller || T rated this Chapter || Queen of Typo(s) lol || OOC || Evil&Pervert! Kyu and Awesome!Ming ||

Disclaimer :

all the stories in it purely hatched from my rotting brain, kkk

KyuMin milik Tuhan, dan hidup di ingatanku.

NOTE:

[!] Buat minna yang bingung antara siapa yang di incar Sungmin atau Sungjinkah? Dari percakapan chapter 4 sudah jelas kalau Assasin itu mengalami kesalahan informasi dengan menyerang Sungjin, so yang di incar sebenarnya itu Sungmin. Namun karena Sungjin mirip dengan Sungmin, assasin itu salah mengenali tanpa melihat data real. Sudah mengertikah minna?^^

[!!] Dan hanya memperingatkan, seperti yang sudah-sudah ff ini mengedepankan actionnya dengan percakapan kriminal dan dunia intelijen, tapi akan banyak dialog narasi dan mungkin membuat minna bosan seperti sebelumnya. But kalo masih bersedia baca, jebal jangan di skip2 soalnya itu saling berkaitan dengan chapter sebelum dan selanjutnya.

[!!!] Sampai saat ini sangat sulit untukku menulis, dan ini aku lanjutkan sebelum hari itu datang. Aku akan mencoba meneruskan terus ff ini sebelum hari itu, dan aku tak berjanji tetap menulis ketika hari itu datang, aku mungkin akan hiatus atau sebagainya. Jadi di chap ini, KyuMin moment sangat sedikit berhubung untuk menjabarkan beberapa kebutuhan jalan cerita dan chap berikutnya.

This fic is Mine, I don’t care with antis, b’cause I’m just concerned with KyuMin.

so

CyberCrime paper Don’t allowed! Especially Plagiarizm!

Leave if you don’t Like, I’m not insist.

 

.

.

Background Music : Iori – Kimi ga ireba || B.A.P – One Shot ||

.

EnJOY~

.

.

Chapter 05

.

.

Sungmin POV

Bercermin lalu remukkan, berlari lalu biarkan.

Aku tertawa sekilas dengan apa yang terbersit di kepalaku barusan, karena sesungguhnya aku tak bisa berbuat seperti itu, aku lebih suka menghadapi takdir yang datang dengan jelas tanpa bersembunyi.

Selama ini aku tak merasa bersembunyi dari siapapun, karena pengasinganku ke Korea Selatan ini merupakan jalan dimana aku melakukan penyesuaian diri dari pekerjaanku terdahulu, ketika aku telah nyaman dengan passionku sebagai spy dan harus berhenti seketika, aku tak bisa berada di area itu dalam keadaan berbeda.

Meskipun aku masih memiliki euforia menjadi agent kembali sampai saat ini, hingga dampaknya aku melakukan penyelidikan terhadap si Kriminalis jenius, organisasi bertanda bracelet berbandul batu Sapphire juga tentang assasin itu, namun aku tak menyangkal bahwa aku sudah tak ingin memiliki keterkaitan apapun dengan badan intelijent Korea Utara, dan ada pengecualian untuk kedua sahabatku, Donghae dan Jaejoong.

aku segera mendudukkan diriku pada sebuah sofa panjang, dan menghela nafasku dengan berat.

Aku akan menghadapi takdir ini dengan segala yang kubisa, ya sebelum menghadapi segala kemungkinan ini setidaknya aku harus mempersiapkan diriku dengan perbekalan informasi dan data yang menunjangku nanti.

“Tuan Lee Sungmin..”

Aku segera mendongakkan kepalaku ketika seorang suster memanggilku dan mengisyaratkan untuk memasuki ruangan yang ia tunjuk, segera saja aku berjalan menuju ruangan itu dan mendapati seorang dokter yang sebelumnya bertemu denganku memegang benda kecil yang dari tadi kutunggu-tunggu.

Dia tak tersenyum sedikitpun saat aku berusaha mengulas senyum. “Ini,” dia segera menyerahkan benda itu di hadapanku, lalu menyimpan kacamatanya. “Untuk peluru itu aku mengerahkan tenagaku hampir setengah dari waktu normal, dan peluru itu hampir meretakkan tulang lengan orang yang kau bawa itu.”

Aku mengangguk paham tanpa mengalihkan perhatianku dari peluru yang kupegang, aku paham kenapa timah yang tertidur ini bisa hampir meretakkan tulang Kyuhyun.

Sebelumnya saat di Club itu, kriminalis mesum itu masih saja memberanikan dirinya untuk berbuat mesum padaku ketika bahkan lengan kiri tak bisa lagi ia gerakkan, dan untungnya itu menjadi sebuah keuntungan untukku dengan mudahnya aku menotok syarat lehernya dan membuat dia pingsan.

Setelah itu aku segera membawanya dan memanggil taksi untuk membawa Kyuhyun ke klinik milik kenalanku, saat seperti itu aku tak bisa percaya untuk membawanya ke Rumah Sakit alasannya tentu saja itu sangat beresiko dan memunculkan masalah karena peluru yang bersarang di tubuh Kyuhyun, dan juga jika kubawa ke klinik yang lainnya aku mengantisipasi pelaku penembakan itu bisa menemukan kami di klinik-klinik terdekat. Setidaknya disini aku bisa mengajaknya berkomproni untuk keselamatan aku dan Kyuhyun.

Dan oke, jangan tanyakan mengapa aku menolong Kyuhyun dan repot-repot membawanya kemari. tentu saja alasanku untuk kemanusiaan terlebih tujuanku mengambil sesuatu dari tubuh Cho Kyuhyun, yaitu peluru ini.

“Ya aku bisa mengerti kenapa peluru ini hampir membahayakan tangan dia, Ja terima kasih Leeteuk-ssi dan aku menyerahkan dia padamu. Tak perlu khawatir seorang bintang besar memiliki banyak uang untuk membayar jasamu.”

Aku segera memasukkan peluru itu ke kantung celanaku, terlihat dokter bernama Leeteuk itu tak terima dengan ucapanku. “Hei, membawa pulang peluru itu dan kau akan meninggalkan seorang manusia yang tengah terluka?”

Aku tetap berjalan menuju pintu ruang itu, lalu menoleh dan memberikan senyuman terbaikku pada dokter itu. “Ayolah kau tak ahli dalam merawat senjata, sedangkan aku tak ahli dalam merawat orang, kau yang lebih ahli dalam merawat orang bukan? Bye.”

.

Scandal with You

 Kazha KazuhaJOY Present

.

“Apa ini Ming?”

Jaejoong mengambil peluru yang baru saja Kusodorkan, ayolah terkadang dia selalu bertingkah seperti tak mengetahui apa-apa.

Aku tak menghiraukan pertanyaan bodohnya, dan segera menuju pantry memeriksa apa yang bisa kumakan saat ini. “Apa kau tahu tentang dari mana peluru itu bersarang?”

Jaejoong segera berdiri untuk mengambil kacamatanya, sekilas dia menatapku entah karena aku mengambil stock terakhir Apelnya, entah karena dia heran mengapa aku tiba-tiba mendatangi markasnya dan langsung menyodorkan peluru itu.

“Aku tak tahu Ming, yang jelas ini merupakan peluru berkaliber 5,6 mm.”

Aku memperhatikan gerak-gerik Jaejoong dengan seksama dan sesekali menikmati apelku. “Lalu?”

“Hei, aku ini seorang agent bukan seorang penjual gun. Aku tak bisa mengenali timah yang tertidur ini dengan cepat!”

Aku terdiam setelah menghabiskan gigitan terakhir apelku, karena sisanya diambil paksa oleh Jaejoong. Aku sangat tahu itu, tapi setidaknya Jaejoong telah lebih berpengalaman daripada aku pasti lebih kurangnya dia tahu berbagai jenis senjata langka, ya aku menyimpulkan bahwa peluru itu berasal dari sarang yang langka karena aku baru menemukan peluru dengan corak melingkar hingga ke pusatnya.

Tapi entah instingku mengatakan bahwa peluru itu berasal dari..

“Yang pasti menurut perkiraanku saat ini, dia bersarang pada sebuah revolver. Revolver yang tak dipakai oleh banyak orang dan mungkin jika lebih dispesifikasikan lagi hanya beberapa orang yang bisa memakai atau memilikinya,” Jaejoong terlihat mengendus peluru itu dengan seksama “Dan aku yakin bahwa ini bukan sekedar timah, tapi ada unsur senyawa lain yang ada di dalamnya seperti uranium atau sejenisnya. Beruntung karena peluru ini tak mengenaimu.”

Aku segera saja menatap Jaejoong dengan sedikit terlonjak. Jadi apa yang aku perkirakan itu bisa saja benar?

Ya tuhan, ini bukan sebuah lelucon drama..

“Ya, beruntung Jae peluru itu tak mengenaliku.”

“Tak mengenalimu? Apa maksudmu Ming?”

Jaejoong terlihat dengan sangat teliti menyimak mimik wajahku, sekilas aku menguasai diriku dan mengenyahkan segala pikiranku saat ini. Setidaknya aku akan menyerahkan tentang misteri peluru itu pada Jaejoong, aku bisa mengandalkannya. Karena saat ini, ada hal lain yang akan kukerjakan dan tentunya menjanjikan untuk data pendukungku.

“Jae aku serahkan masalah peluru itu padamu, saat ini ada hal yang harus kuurus segera.”

.

Scandal with You

Kazha KazuhaJOY Present

.

Kyuhyun POV

Aku tak tahu bahwa apartemenku di Cheondamdong—tempat dulu menyekap Sungmin— sudah bisa kuhuni lagi, mengingat aku tak membiarkan pihak pengelola apartemen menyentuh sedikitpun ‘rumah kesayanganku’ itu, setelah dahulu tim forensik menggeledah apartemenku karena kematian Junghoon. Dan beruntungnya, karena aku memiliki sejuta ide untuk menghalangi tim forensik itu masuk ke kamar kesayanganku, sehingga mereka tak bisa menemukan hasil dari percobaan-percobaan kimiaku.

Aku segera melangkahkan kakiku melewati batas pintu dan masuk ke apartemenku, sekilas aku bisa melihat banyak hal baru yang memenuhi apartemenku, dan tentunya itu bukan milikku. Aku segera menatap jengah bocah yang baru saja menyimpan fast food di pantry.

“Sejak kapan kau menjamah kediamanku ini, aku tak tahu bahwa kau sangat berpengalaman untuk menipu semua orang-orangku.”

Anak itu malah tersenyum bodoh dan mendorongku untuk segera duduk menyantap makanan kesukaannya, Tsk anak ini.

“Sudahlah hyung, apa hyung lupa jenis pekerjaanku saat ini?” Dia menahan senyuman riangnya yang sama sekali berbanding terbalik dengan pekerjaannya.

“Jinki-ah, aku sangat mengingatnya. Maksudku aku tak suka kau menyusup kesini dan menyentuh semua barang-barangku terutama kau merubah ruang tamu ini menjadi hutan ayam goreng!”

Aku menggeram menunjuk semua sudut ruangan ini yang tengah dipenuhi boneka paha ayam raksasa dan makanan segala berbau ayam goreng termasuk yang kini tersaji di hadapanku, aku bertaruh Jinki juga menyulap kulkas itu menjadi ternak ayam goreng.

Aku melihat kali ini Jinki merubah raut wajahnya seperti sedikit segan dengaku. “Ayolah hyung, kau tahu saat membereskan rumah ini kepalaku malah teringat dengan ayam goreng terus hehe.”

“Tsk..Aku tak percaya di dunia ini ada seorang penjahat yang memiliki kegilaan konyol.”

Hyung, jangan memujiku seperti itu. Harusnya hyung berterima kasih padaku karena dengan suka rela jauh-jauh membawa hyung dari klinik itu.”

Ah..iya, aku melupakan hal itu, sekilas kutatap lengan kiriku yang masih terbungkus perban, memang sampai saat ini lenganku masih mati rasa, akibat sebuah operasi kecil. Aku jadi teringat kembali tentang mahluk menggoda itu.

Sungmin..

Sebelum aku dan Jinki kembali kesini, aku sempat melakukan pembicaraan singkat dengan dokter yang telah mengoperasiku, ketika aku tersadar aku tak tahu bahwa aku berada di rumah sakit, aku hanya mengingat terakhir kali aku akan kembali mencumbu Sungmin dan aku berharap aku tergeletak bersama Sungmin yang tengah melanjutkan urusan kami.

Dokter itu mengatakan Sungmin telah pergi sejam yang lalu sebelum aku terbangun, saat itu aku yakin bahwa Dokter bernama Leeteuk itu mengenal Sungmin bukan hanya sekedar seorang dokter yang menerima seorang pasien, dengan sedikit kebohongan yang jenius aku mendesak dia untuk mengatakan yang sejujurnya, akhirnya setelah menyangkal beberapa kali dia mengatakan bahwa dia memang mengenal Sungmin namun sebagai orang yang diselamatkan ketika menyebrangi pulau Dokdo menuju pulau Nami, dan itu terjadi setahun yang lalu. Saat itu aku juga tahu bahwa keadaan pulau Dokdo mencekam sebagaimana itu pulau itu menjadi pulau perbatasan yang diperebutkan oleh Korea Utara dan Korea Selatan.

Dia mengatakan bahwa Sungmin terlihat bukan seperti warga biasa, beberapa kali dia sempat menyembunyikan pembicaraan aneh saat mereka dalam perjalanan, seperti kode dan kalimat yang hanya dimengerti oleh orang tertentu. Setelah itu Leeteuk menegaskan padaku, agar jangan mengatakan hal ini pada orang lain. Selebihnya dia tak mengatakan apapun lagi, dia diam.

Aku menyimpulkan dari perkataan Leeteuk bahwa Sungmin bukan seorang warga negara Korea Selatan, sedikit orang yang bisa selamat ketika seorang ingin pergi menyebrangi Dokdo-Nami, dan yang selamat itu tentunya hanya warga negara Korea Utara yang mempunyai peran penting dalam pemerintahan atau mungkin dia sedang dalam penyamaran.

Aku sempat shock dengan deduksi ini, aku hanya tahu tentang kebenaran tersembunyi dari dampak Sengketa Dokdo dan penyembrangan itu, tapi aku belum bisa memastikan siapa sebenarnya Sungmin. Jujur saja pertama kali aku bertemu dengannya sebagai Hyunming, tatapannya dan dialeknya memang kaku dan dingin.

Terlebih aku bisa melihat saat dulu aku menggodanya dengan melawan arus tol untuk menghadangnya dan kemarin ketika ada penembakan itu, aku bisa melihat sebuah gejolak yang bisa dikatakan lebih dari reaksi ketakutan normal, namun paranoid terhadap apa yang selama ini ia takuti. Bukan, bukan sebuah penyakit psikologis tapi lebih dari itu..

Hyung, kenapa melamun aishh..”

Aku mengalihkan pandanganku, ketika Jinki menutup bungkusan Kyochon Chicken, lalu melompat ke atas Sofa dan menyalakan Televisi.

“Aku tidak melamun tapi aku sedang memikirkan sesuatu.”

Sekilas aku menghela nafasku, setelah mengingat rentetan fakta samar tentang Sungmin. Aku mengambil beberapa pijatan kecil untuk meregangkan efek mati rasa di sekitar lengan kiriku.

“Berpikir apa hyung? Tentang para Fansmu-kah? Atau Hal lain bernama Sungmin—”

Aku mendecih tak setuju dengan ucapan Jinki. “Aku berpikir tentang diriku sendiri maniak ayam! Dan berhenti untuk mengaitkan orang itu. Itu bukan urusanmu.”

Jinki segera membenarkan duduknya dan menghadap padaku, kembali dia menampilkan senyumannya hingga matanya tenggelam diantaranya. “Siapa bilang dia bukan urusanku? Hyung jangan salah paham, aku mengikutinya bukan karena hyung,” Senyuman itu menghilang dan tatapan mata Jinki berubah  semakin tak terbaca. “Hyung tahu’kan aku dikirim untuk apa? Aku harus melakukan pekerjaanku dengan rapi.”

Aku tahu Jinki seorang yang tak bisa dibaca pikirannya karena jarang menunjukkan emosi yang sebenarnya, dia akan terus tersenyum sebagaimanapun keadaannya. Namun aku tahu senyuman bodoh yang selalu dia perlihatkan itu untuk menutup fakta dari tatapan matanya, aku tahu karena dia sepupuku yang ikut terjun dalam dunia sepertiku, dan itu juga mungkin karena aku. Namun aku dan dia berbeda, aku dan Jinki memiliki ambisi juga tujuan yang berbeda.

Aku mengangguk berpura-pura mengerti. “Baiklah, Baiklah. Aku takkan ikut campur urusanmu, tapi satu hal.” Aku melihat senyuman Jinki sedikit tercipta, namun aku membalas tatapannya dengan tajam, aku rasa itu menjadi tatapan mematikan yang selama ini dia takutkan dariku. “Lakukan perintah apapun dari mereka yang mengirimimu kesini, namun jangan sampai mengambil nyawa Sungmin. Nyawa Sungmin milikku.”

.

Scandal with You

Kazha KazuhaJOY Present

.

Sungmin POV

Hyung, dia ada di sebuah ruangan terbuka seperti taman kecil di lantai 5, sebelah ruang pertemuan. Tenang saja, semua sudah Kulakukan sesuai dengan rencana hyung.”

Aku mengamati sebuah gedung di sebrang jalan itu, dan keadaan di sekitar tentunya. Semuanya terlihat aman.

“Bagus, baiklah Sungjin terima kasih untuk bantuanmu. Aku jamin surat perlindungan saksimu sudah diurus oleh kejaksaan.”

Setelah menutup panggilan telepon, sekilas aku membenarkan tuxedo putihku segera kulangkahkan kakiku ke gedung di depanku, Send Bill Corporation. Aku tetap memperhatikan keadaan sekitar bertingkah layaknya seorang bocah muda yang mencari perhatian karyawan disana namun tujuanku sebenarnya untuk melihat kemungkinan Assasin  muncul ataupun untuk segala kemungkinan yang lain.

“Selamat Sore Tuan Sungjin.”

Aku melihat beberapa orang menyapa dan membungkuk hormat selagi aku melenggang menuju lift. Saat lift tertutup aku bisa melihat pantulan diriku dari pintu lift, saat ini aku memang bukan sebagai Sungmin tapi sebagai anak pemilik Perusahaan ini, Lee Sungjin.

Sebelumnya aku bernegosiasi dengan Sungjin setelah pertemuan di café itu, menawarkan dia untuk mengungkap orang yang mengancam jiwanya dengan cara membiarkan aku menyamar sebagai dirinya. Sejujurnya untukku ini adalah salah satu jalan untuk memastikan keterlibatan organisasi dengan ciri khas bracelet berbandul batu Sapphire. Dan aku yakin salah seorang dari mereka akan datang kesini, atau mungkin setidaknya aku bisa menguak kebenaran keterlibatan itu dari mulut sang CEO sendiri.

Sebelumnya, aku mungkin harus berterima kasih lebih banyak kepada Sungjin, karena dia ikut membantu membenahi tampilan penyamaranku sehingga bisa menjadi ‘dirinya’.

Ting!

Ah itu dia, Ruangan terbuka seperti taman kecil. Tanpa banyak basa-basi, aku segera menuju ruangan itu sekilas aku melihat beberapa orang yang tengah duduk di ruangan pertemuan, aku yakin itu kumpulan orang-orang yang akan berpartisipasi mengikuti rapat hari ini seperti yang dikatakan Sungjin. Jika tebakanku benar, maka seharusnya di dalam ada orang dari organisasi itu. Sekilas aku merasakan ada tatapan yang mengikuti gerak langkahku, aku kembali menoleh ke arah ruangan pertemuan itu namun seketika perasaan itu menghilang, apa itu tadi? Kenapa rasanya seperti sesuatu yang berbahaya untukku?

Tidak, Tenangkan dirimu Sungmin. Tentang organisasi itu bisa kuurus setelah ini, saat ini aku memiliki urusan penting untuk menemui Lee Cheonhwa, ayah Sungjin atau bisa kusebut sang Donatur pengiriman agent Amerika Serikat.

Appa~”

Orang yang kupanggil appa itu segera membalikkan badannya dan menghentikan aktivitas menyiram bunga, aku harus berakting ceria layaknya Sungjin dan membantunya menyiram tanaman itu. Tanpa banyak bicara aku ikut mengambil sebuah alat penyiram otomatis, dia menoleh padaku sekilas.

“Aku yakin kau takkan terbiasa mengikuti sebuah rapat, dan ini pertama kalinya. Apa ibumu tak mencegahmu?”

Aku berpura-pura tersenyum riang dan menggeleng tegas. “Tentu saja, eomma bilang seorang mahasiswa tak boleh ikut rapat, lagipula aku terlalu bocah. Katakan pada appa kenapa dia membiarkanku ikut.”

Dia sekilas tersenyum, aku yakin pasti karena ucapan istrinya. “Ya, tak seharusnya seorang mahasiswa yang belum bisa berpikir matang sepertimu ikut rapat, namun lambat laun kau pasti harus belajar menyaksikan dan terlibat. Lagipula apa yang ingin kau tanyakan pada appa? Tak biasanya kau bicara seserius itu ditelpon?”

“Ah itu—Appa 2 hari yang lalu sebenarnya aku ingin mengaku sesuatu tapi aku ragu, sebenarnya saat aku akan pergi ke pertemuan penting yang appa suruh hadiri, aku tak datang bukan karena mobilku mogok tapi karena aku merasa aku diserang seseorang dan mobilku tergelincir karena sempat ditembaki orang itu.”

Aku mengintip perubahan air mukanya, aku bisa melihat dia kaget. Bukan, bukan kaget karena anaknya telah di serang seseorang tapi karena aku yakin sang CEO ini tahu apa yang sebenarnya terjadi, dia kaget karena ‘anaknya’ yang baik ini mengaku hal tersebut padanya.

Tangannya yang sempat berhenti memetiki daun-daun kering bunga lobelia, kembali bergerak dengan pelan. “Apa?? Kenapa kau baru bilang sekarang?”

“Karena aku yakin appa sudah tahu.”

Deg.

Lee Cheonhwa seketika menatapku, mulut yang sedikit bergetar dan gerak mata yang bergetar pelan memperlihatkan semuanya.

Appa sudah tahu’kan yang sebenarnya? Aku dengar dari temanku, kemarin seseorang yang dia kenali sebagai pegawai kepercayaan appa mengajukan perlindungan saksi dan korban atas namaku, orang itu appa’kan yang menyuruhnya?”

“A-apa maksudmu Jin-ah? Appa benar-benar baru tahu tentang ini, lagipula untuk apa aku mendaftarkanmu perlindungan itu demi keselamatanmu?”

Lihatlah, bahkan Cheonhwa secara psikis dia terlihat ketakutan. Keringat yang bercucuran itu, terlalu nyata untuk kau tolak kebenarannya berkali-kali. Berhentilah berpura-pura karena kau akan semakin tersiksa Cheonhwa-ssi.

Appa..” Cheonhwa kembali terangkat menatapku, “Apa ada pesaing bisnis atau orang yang kecewa pada appa atau appa menjadi donatur..”

Grepp.

“Baiklah, baiklah appa akan bilang padamu tapi jangan memandangku dengan polos seperti itu lagi Jin-ah, aku merasa sangat bersalah padamu.” Aku bisa merasakan pegangan tangan Cheonhwa di bahuku mengerat. “Selama ini appa sudah menjadi donatur sebuah organisasi bernama SBS, aku hanya kenal dekat dengan pemimpin organisasi itu. Dan yang aku tahu darinya organisasi itu  melakukan banyak riset ilmiah dan percobaan, aku sebagai donatur hanya dijanjikan keamanan bisnis perusahaanku sehingga sampai sekarang tak ada pesaing manapun yang bisa menyaingi dan mengganggu.”

Tunggu sebentar, organisasi bernama SBS? Jadi keterlibatan Perusahaan ini dengan organisasi yang sedang kuselidiki itu memang benar adanya, ternyata organisasi itu bernama SBS. Tapi tidak, aku tak bisa menyimpulkan sedini ini.

Banyak organisasi rahasia yang melakukan riset ilmiah demi mencapai tujuan mereka, tapi kenapa aku ragu itu bukan organisasi yang kumaksud?

“Organisasi SBS? Apa secara tidak sengaja aku pernah bertemu dengan mereka appa? Lalu jika appa dijanjikan keamanan bisnis oleh mereka, kenapa sampai ada orang yang menyerangku?! Katakan appa?!”

Cheonhwa tiba-tiba mundur dan duduk di salah satu kursi kayu, dia memijat keningnya sekilas. “Ya, mungkin hari ini kau akan bertemu dengan mereka, organisasi itu selalu melibatkan dirinya dalam pertemuan rapat perusahaan ini sebagai orang lain. Jika kau pintar, kau akan dengan mudah mengenali mereka. Tentang orang yang menyerangmu, aku juga tak mengerti tentang itu. aku sempat menghubungi organisasi itu, tapi dia bilang itu diluar kewenangannya dan pastinya takkan terjadi lagi.”

Entah kenapa, dadaku terasa bergejolak meremang ketika mengetahui kemungkinan organisasi yang kumaksud itu hadir di rapat ini, dan aku bisa bertatap muka dengan mereka meskipun sebelumnya aku harus memperhatikan mereka dengan seksama. Inilah saatnya, bertemu dan bergerak cepat.

Namun meskipun Cheonhwa berkata demikian, teka-teki dari assasin itu belum bisa kupecahkan sekarang, sial!

Cheonhwa segera berdiri, sepertinya dia akan meninggalkan ruangan ini. Tunggu aku belum mendapatkan informasi selengkapnya!

Appa tunggu—“

“Berjanjilah pada appa, untuk tidak menceritakan ini pada siapapun termasuk eommamu. Appa akan melindungi kalian sebisa appa, jadi lupakan semua yang pernah appa katakan hari ini. Jangan khawatir.”

Cheonhwa menatapku dengan tegas dan penuh kasih sayang terlihat seperti seorang ayah yang bijaksana, jauh di balik keterlibatannya dengan organisasi itu. Aku yakin dibalik semua itu dia benar-benar orang baik, namun dia hanya terjebak dengan mungkin janji dan segala kesepakatan yang telah ditawarkan kenalan dekatnya itu.

Aku membalasnya dengan senyuman seriang yang aku bisa untuk meniru Sungjin. “Baiklah appa, aku berjanji.”

Sajangnim, para kolegadan peserta rapat semuanya telah hadir, rapat siap dimulai.” Sekretaris cantik yang kudengar dari Sungjin bernama Nana itu menghampiri kami sekaligus menyodorkan berkas-berkas yang akan dipakai untuk rapat.

Aku hanya mengikuti langkah Cheonhwa dan Nana di belakang, jika aku perhatikan Nana lebih pantas jadi seorang model daripada jadi seorang Sekretaris, kakinya jenjang mulus dan..

“Tuan muda Lee, ternyata memiliki kebiasaan kurang terpuji.”

Seketika aku mengalihkan perhatianku pada orang bersuara tepat ketika saat Cheonhwa, Nana dan aku masuk.

Lebih dari malu dari tertangkap basah oleh tatapan Nana, aku lebih mementingkan rasa kagetku ketika aku mendapati 3 orang yang kukenali secara bersamaan di ruangan rapat itu, jujur saja aku rasa dunia benar-benar mempersempit jarak antara aku dan mereka, aku tak percaya ini.

Jeosonghaeyo, Dia masih bocah, Tuan-tuan.”

Semua orang tergelak sekaligus, Cheonhwa ini benar-benar pintar berinteraksi dan membuat suasana cair dengan mengorbankan sifat ‘anak’nya yang baru saja tertangkap memalukan. Hei, bagaimanapun aku lelaki, melihat hal seksi seperti itu bukankah wajar untuk tak melewatkannya?

Tapi, aku sungguh tak bisa duduk tenang saat ini. jelas saja, meskipun saat ini penyamaranku sangat sempurna sebagai Sungjin dan mereka tak mungkin bisa mengenaliku, tapi tetap saja.. apalagi si sialan Kyuhyun itu ada disini. Tsk!

Terlebih apa yang membuat mereka secara tidak sengaja ada ruangan ini? apa jangan-jangan..

Kyuhyun, tetangga apartemenku dan musuhku dari intelijent Korea Selatan itu..

.

.

.

Seseorang berbisik pada dirinya sendiri dan memperhatikan ‘anak’ Lee Cheonhwa yang tengah mengedarkan pandangannya. “Wajah anak ini mengingatkanku pada seseorang, sangat mirip orang itu,” Lalu dia tersenyum ketika pandangan mereka bertemu. “Atau dia memang agent Korea Utara itu?”

.

.

.

To Be Continued

Chap ini menjabarkan pendalaman(?) Kyu, Min mencari informasi masing-masing. Judul chapnya juga Dozens of The Possibility. Jadi moment-momentnya baru hadir di  chap depan dengan beberapa kejutan~.

Terima kasih untuk minna, yang masih mau menunggu kelanjutan ff ini sampe jamuran, lupa cerita de-el-el ._.

See next chap ^^;