My little with love to KyuMin

Tag Archives: Hangeng

A KyuMin Fanfiction from

Kazha KazuhaJOY

Proudly Present :

“Pink In The Blues

Cho KyuHyun x Lee SungMin

With Hangeng x HeeChul

Warning :

YAOI, Boyslove || Hurt/ Comfort, Family and Romance || T Rated || Queen of Typo(s) lol || OOC || Indonesian Language || AU

Disclaimer :

This  fic is Mine,

all the stories in it purely hatched from my rotting brain, kkk

I’ve posted this in a fandom, and I finally decided to move everything here.

I’am a KyuMin Shipper 🙂

so

CyberCrime paper Don’t allowed! Especially Plagiarizm!

.

.

Don’t Like Don’t Read !

.

.

.

Happy Reading & enJOY ^^~

.

.

Kyuhyun berjalan bolak-balik di depan ruang kerja Hankyung, ayahnya. Sejak Sungmin kembali lagi ke hotel bersama ibunya untuk mengambil barang-barang Sungmin, Kyuhyun menjadi sedikit gelisah. Ia ingin berbicara dengan ayahnya tersebut. Namun, keberaniannya sedikit menciut dikala ia akan mengatakan segala rencana yang ada di pikirannya. Ia sedikit takut menyakiti ayahnya tersebut.

Ia menggelengkan kepalanya, ini bukan saatnya mengingat tentang hal itu. Mungkin dirinya seorang yang egois namun ini harus ia lakukan. Akhirnya ia mengetuk pintu itu, dan segera mendapat sahutan dari ayahnya tersebut sehingga ia memutuskan untuk masuk. Terlihat sang ayah yang tadinya sibuk mengetik, namun ketika melihat bahwa ia yang masuk ayahnya segera menghentikan aktivitasnya.

Kyuhyun segera duduk disusul Hankyung, ia merasa heran dengan Kyuhyun, karena tak biasanya anak ini mengganggunya ditengah ia sedang menyelesaikan urusan kantornya.

Hankyung menyandarkan dirinya pada bahu kursi, berusaha menunjukkan sikap sesantai mungkin “Ada apa Kyu? Apa ada hal penting?”

Kyuhyun membulatkan tekadnya, menatap Hankyung yang tengah menunggu jawaban dari pertanyaannya. Ia harap sang ayah akan mengerti, Kyuhyun menganggukan kepalanya dan membuka suara

“Aku tidak ingin keluarga ini menjadi satu marga“

Hankyung terperanjat kaget, ia menatap Kyuhyun dengan heran. Tatapan anak ini sama dengan tatapannya beberapa waktu lalu saat Sungmin dan Heechul saling memeluk, ‘apa maksudnya?’

Harusnya Kyuhyun senang bukan dengan bersatunya keluarga ini menjadi lebih erat dengan peleburan 2 marga menjadi 1, kenapa Kyuhyun malah menentangnya? Apa dia punya alasan yang masuk akal?

Tanpa menunggu Hankyung bicara, Kyuhyun segera membuka suaranya lagi ketika sang ayah begitu keheranan dengan ucapannya, ia tidak akan mundur ia harus melanjutkan semuanya.

“Sebenarnya aku dan Lee Sungmin yang sekarang berstatus sebagai kakak tiriku memiliki hubungan spesial sebagai pasangan kekasih”

Hankyung bagai tersambar petir yang begitu dahsyat, apa yang dikatakan Kyuhyun barusan? kacamata yang tadi bertengger di batang hidungnya dengan cepat ia lepas demi dapat memandang mata sang anak dengan begitu jelas.

‘Kekasih?’ Tidak, pasti anak ini bercanda. “Berkata apa kau ini Kyu—“

Kyuhyun segera memotong perkataan ayahnya sambil mengeratkan kepala tangannya yang tercipta sejak tadi, “Jauh sebelum appa menikah dengan eomma Lee, aku dan Lee Sungmin telah berpacaran selama 2 tahun, dan sekarang aku ingin memulai hubungan kami lagi yang pernah terhambat oleh pernikahan appa sekarang”

Hankyung berdiri menatap Kyuhyun dengan tidak percaya, bagaimana mungkin? Kenapa Kyuhyun baru bilang sekarang? Jadi maksudnya anaknya adalah seorang gay? Lalu kenapa harus berpacaran dengan Sungmin dan tunggu, apa maksudnya dengan memulainya lagi? Apa ia ingin menghancurkan pernikahannya ini?

Hankyung segera membalikkan tubuhnya dengan dada yang terasa berat “Hentikan omong kosongmu itu Kyu, kau jangan bercanda keterlaluan seperti ini..”

Kyuhyun ikut berdiri dan memandang punggung Hankyung dengan geram “Apa alasanku selama ini tiba-tiba bermain dengan banyak yeoja dengan tidak wajar setelah pernikahanmu, itu bercanda? Apa Sungmin yang tiba-tiba pergi meninggalkan rumah dan kabur ke Jepang setelah pernikahan kalian, itu bercanda? Apa kau tak pernah melihat semua foto di kamarku saat dulu yang hanya di penuhi photo Sungmin, itu bercanda?”

Hankyung memegang dadanya yang mulai terasa mengganjal sesak, ia menutup matanya sejenak. Kenapa tiba-tiba seperti ini? Kebenaran yang tak pernah ia pikirkan, Kyuhyun anaknya yang begitu baik, tiba-tiba menjadi seorang artis yang gemar bermain yeoja, tak pernah ia pikirkan apa alasannya. Di tambah dengan Sungmin yang pergi dengan misterius tak pernah ia pikirkan alasannya. Dan ia sekarang menemukan jawaban dari hal yang tak pernah ia pikirkan alasannya itu, yaitu karena pernikahannya dengan Heechul.

Hankyung tetap berdiri membelakangi Kyuhyun tanpa berniat mengubah posisi tersebut, sedangkan Kyuhyun seperti harus membuka luka lama dengan sukarela sehingga ia harus terhanyut ke dalam kenangan buruk didalamnya. Pilihannya hanya seperti ini..

“Kenapa kau baru mengatakannya sekarang Kyu? Setelah 2 tahun lamanya terlewati, apa kau ingin menghukum appamu ini Kyu?”

Hankyung membalikkan tubuhnya dengan gemetar, ia sedikit takut melihat wajah Kyuhyun. Ia takut melihat ada luka disana, ia takut berbagai hal yang terlewati dan yang telah di jalaninya ini adalah sebuah racun dari bunga yang ia anggap begitu indah selama ini.

Kyuhyun menatap Hankyung dengan sedikit gertakan digiginya, menandakan ia sedang menahan amarah dan perasaanya, ia tersenyum kecut “Seburuk apapun, sesakit apapun aku saat itu, aku ingin melihat kau tersenyum bahagia lagi dengan seorang yeoja yang bisa membahagiakanmu appa, aku dan Sungmin memutuskan untuk membahagiakan kalian sehingga berharap perasaan yang mungkin orang lain anggap konyol ini segera menghilang dari diri kami masing-masing tapi..”

Kyuhyun menutup matanya sejenak, ia tak sanggup untuk mengatakan hal yang lebih menyakitkan daripada ini, tapi.. “Ternyata perasaan kami tetap bertahan lebih lama sampai sekarang, selama 2 tahun ini aku menderita begitu banyak begitupun Sungmin. Appa pikir menahan perasaan cinta terhadap seseorang selama dalam 2 tahun ini adalah hal yang mudah? Tidak appa, rasanya sangat menyiksa disini..”

Kyuhyun menunjuk dadanya dengan keras, matanya yang telah berembun memerah tak dapat menyembunyikan kilatan kenangannya di masa lalu.

Hankyung hanya terdiam, seperti mulutnya harus terkunci rapat, hanya untuk mendengarkan kata-kata anaknya tersebut. Ia tak tahu bahwa anaknya memikirkan kebahagiaannya dan mengorbankan perasaannya demi dirinya, bukan ia tak berperasaan namun, untuk apa Kyuhyun mengatakannya sekarang. Karena sekarang ia sudah terlambat, menyesalinya pun telah terlambat, ia berharap dirinya berpisah dengan Heechul demi Kyuhyun? Tidak, ia telah sangat mencintai Heechul dengan sepenuh hatinya, bagaimanapun ia tak ingin kehilangan Heechul.

“Lalu kau berharap apa dengan mengatakan semua ini Kyu? Semuanya telah menjadi masa lalu, lagipula cinta kalian itu, tak boleh kalian lanjutkan..Appa akan tetap mengajukan permohonan penyatuan 1 marga itu, apapun yang terjadi”

Kyuhyun menatap ayahnya tak percaya, kenapa ayahnya begitu egois? Apa ia tak berperasaan? Apa hatinya tak merasa sedih mendengar semua ini dengan anaknya yang begitu menderita, dan jalinan cintanya harus terputus karena cinta ayahnya terhadap ibu Sungmin. Ternyata ayahnya lebih keras kepala daripada dirinya. Ia merasa ungkapan dan gertakannya sekarang hanya menjadi sebuah hal yang sia-sia, tanpa mendapat sedikitpun cahaya.

Kyuhyun segera berjalan dengan penuh kegetiran menuju pintu keluar, memegang gagang pintu dengan keras. Hatinya berdenyut sakit, mungkin ia hanya bisa berusaha sampai titik ini, di hari ini.

“Aku kira kau akan menghargai pengorbananku dan Sungmin demi kebahagiaan kalian, namun ternyata orang yang sekarang ada dihadapanku menjadi orang yang serakah, menginginkan kebahagiaan itu hanya menjadi miliknya..Meskipun anakmu ini terluka sangat banyak, ternyata kau tak mau tahu. Meskipun ada 2 orang yang begitu hancur karenamu, kau tak mau tahu. Tidakkah kau membiarkan anakmu ini bahagia dengan cintanya juga? Kenapa hanya kau yang boleh merasakannya? Seumur hidupku, aku baru menyadari bahwa orang yang selama ini aku banggakan adalah orang yang mampu menyakitiku sangat banyak tanpa perasaan”

Blam ! !

Hankyung dengan kasar terduduk lemas, melihat pertama kalinya Kyuhyun marah dengan begitu terluka, membuat dirinya pun merasa sesak seketika, pernyataan tiba-tiba Kyuhyun sungguh membuatnya tak tahu harus berbuat apa. Bagaimana semuanya menjadi seperti ini, apa dirinya benar-benar tak peka selama ini? Ia hanya tahu bahwa sebelumnya Kyuhyun dan Sungmin memiliki hubungan sekedar sahabat dekat, bahkan yang dulunya sebelum mereka berpindah Rumah ke Rumah Heechul, kamar Kyuhyun yang dipenuhi oleh foto-foto Sungmin, sedikitpun ia tak merasa curiga ataupun berpikiran aneh. Jika begitu apa dirinya tak peka atau bodoh yang tak menyadari hal ini?

Kata-kata Kyuhyun barusan terngiang-ngiang terus dipikirannya, seperti sebuah kaset rusak yang terus mengulang semua perkataan Kyuhyun pada satu titik untuknya tanpa henti, sehingga penyesalanpun terus muncul. Sebenarnya apa yang salah? Takdirkah yang mempertemukannya dengan Heechul? Atau memang semuanya harus berjalan serumit ini? Tidak, jika ia lebih mengetahuinya semua ini lebih awal, mungkin ia akan memutuskan untuk tak meneruskan impiannya untuk membangun keluarga dengan Heechul dan menghapus cintanya dari  jauh-jauh hari.

Namun hari ini, adalah hari yang telah berdiri di atas 730 hari sebelumnya, hari dimana saat ini impian itu telah menjadi sebuah kenyataan, cinta yang hanya sekedar luapan emosi sesaat menjadi sebuah dasar hubungan mereka yang lebih dalam, dan mengakar di dalam dirinya. Jika saja, semuanya dapat ia ketahui lebih awal semuanya takkan serumit ini.

.

Pink in The Blues ©

Kazha Present~

.

Heechul terdiam di atas kasur Sungmin, ya dirinya dan Sungmin baru saja pulang membawa barang-barang Sungmin dari hotel, Sudah seminggu lebih Sungmin tinggal di Hotel. Heechul menatap Sungmin yang tengah fokus membereskan baju-bajunya ke dalam lemari, sesekali matanya melirik sebuah buku Pink milik Sungmin yang tak sengaja dia temukan di dalam cover Sungmin, entah kenapa ia sangat penasaran untuk membukanya.

Ketika ia membuka lembaran pertama, tangannya menjadi sangat gemetar menyentuh lembaran yang sudah sedikit menguning tersebut, matanya memanas seketika melihat isi dari lembaran tersebut

‘Cho Kyuhyun dan Lee Sungmin itu akan menjadi sempurna bila bersama, karena Cho Kyuhyun dapat memberikan warna yang hilang di kehidupan Lee Sungmin. Karena Lee Sungmin dapat membuat Cho Kyuhyun menemukan sisinya yang berbeda. Karena Cho Kyuhyun dan Lee Sungmin saling mencintai selamanya’

Heechul tak mampu meneruskan matanya untuk melihat semua itu, ia segera memasukkan kembali buku Pink tersebut ke dalam cover, ia mengusap air matanya. ia menatap Sungmin dengan miris, bagaimana bisa anaknya ini bertahan begitu lama dengan perasaan dan kesakitan di hatinya? Bagaimana Sungmin berpura-pura dengan begitu sempurna di hadapannya menyembunyikan hal tersebut darinya? Lagi-lagi Heechul merasa menjadi ibu yang sangat jahat.

Sungmin selesai membereskan bajunya dan membalikkan tubuhnya, ia terkejut karena mendapati sang ibu sedang menatapnya dengan air mata yang terjatuh di antaranya, ia segera berjalan ke arah ibunya

Eomma..Kenapa menangis?”

Heechul yang tak sadar dengan lelehan air matanya, segera mengusap kembali pipinya dan ia tersenyum menggeleng pelan, ia elus kepala bahu Sungmin dengan sayang.

“Tidak, Eomma hanya senang melihat kau mengisi kamar ini lagi..”

Sungmin hanya membalas tatapan ibunya dengan kehangatan dan senyuman di antaranya,  Heechul bergeser  membawa ia untuk memeluk pundak Sungmin, pertama kalinya setelah Sungmin pergi, ia dapat melakukan ini lagi.

“Min, eomma belum pernah mendengar kau bercerita tentang cinta ataupun pacarmu, bolehkah eomma mendengarnya? Setidaknya kali ini biarkan eomma mendengarkan keluh kesahmu..”

Heechul menggigit bibirnya, ia ingin tahu apakah kali ini Sungmin akan tetap bohong padanya, karena jika iya, ia benar-benar telah membuat Sungmin tersakiti oleh hubungannya dengan Kyuhyun selama ini.

Sungmin memandang jendela kamarnya seperti menjadi sebuah jalan untuk menemukan kembali sebuah kenangan masa lalunya, ia tersenyum.

“Dulu aku mempunyai seorang kekasih. Aku sangat mencintainya, meskipun dia selalu menjahiliku sehingga seringkali dengan tiba-tiba aku keluar ditengah perkuliahan, namun dia selalu membuatku menemukan hal indah, yang sebelumnya tak pernah kutemukan. Ia tak pernah bisa membuat aku memarahinya”

Heechul melepas pelukannya dari pundak Sungmin, ia menatap anaknya tersebut. Sungmin tetap menatap ke arah jendela dengan kosong, ia meneruskan kata-katanya.

“Kadang dia memperolokku, mengataiku tua, mengatai terlalu polos untuk seorang namja namun dia membuatku merasa seorang yang sangat berarti karena dia selalu bermanja-manja dan bergantung padaku, sikap posessifnya, perhatiannya yang kadang konyol membuatku tak mampu melepaskan ingatanku tentang orang itu walau hanya sehari, tapi..”

Sungmin mengerutkan keningnya menahan sesuatu yang terkumpul di matanya, menahan hal yang mendesak di dadanya, sedangkan Heechul hanya menyimak semua itu dengan seksama.

“tapi suatu hari, aku harus menyakiti orang itu demi seseorang yang sangat kusayangi. Aku memilih untuk menyakitinya, sehingga dia membenciku, sehingga sekarang dia menjadi sangat menderita olehku, dan aku mengutuk diriku karena semua hal yang aku lakukan membuat ia menjadi orang lain yang tak sempat aku kenal..”

Sungmin menutup matanya, mengingat semua hal buruk yang pernah ia lakukan terhadap Kyuhyun demi ibunya tersebut. Demi tuhan, ia tak bisa memaafkan dirinya ini. Namun saat ini ketika Sungmin mendapatkan kekuatan untuk tak membiarkan Kyuhyun menderita lagi, ia teringat akan sang ibu, ia teringat akan kebahagiaan sang ibu, bagaimana ia harus menjalani semua secara bersamaan. Tidakkah ini membuatnya hampir gila?

Tanpa sepengetahuan Sungmin, Heechul telah menangis. Setidaknya dari kejadian di kamar Kyuhyun waktu itu, ia tahu bahwa orang yang dicintai Sungmin, orang yang tengah Sungmin ceritakan itu adalah Kyuhyun. Ternyata benar, Sungmin sangat mencintai Kyuhyun,  bagaimana ia sekarang menceritakan Kyuhyun dengan begitu antusias dan emosional, juga membuatnya dapat melihat guratan luka dan beban itu di wajahnya. Ia harus bagaimana?

Apa ia masih tega melihat Sungmin seperti ini? Sedangkan dirinya tengah bahagia tanpa menghiraukan penderitaan Sungmin di tengah-tengahnya. Ia segera memeluk Sungmin kembali menyembunyikan airmatanya disana.

“Apa kau benar-benar mencintai orang itu Min?”

Suara Heechul terdengar sedikit parau, Sungmin membalas pelukan ibunya. Bibir plumnya membentuk senyuman indah. “Ne eomma, sampai saat ini aku masih sangat mencintainya, dan mungkin orang itu satu-satunya orang yang bisa aku cintai sampai merasakan penyesalan  ini”

Heechul semakin menahan deru nafasnya tak tenang, ia hanya bisa menumpahkan semua perasaannya sekarang dalam lelehan airmata. Pikiran dan hatinya berkecamuk membuat ia tak bisa berkata apa-apa.

.

Pink in The Blues ©

Kazha Present~

.

Heechul segera membaringkan tubuhnya disamping Hankyung yang telah lebih dulu memejamkan matanya, ia tahu Hankyung belum sepenuhnya terlelap ia hanya menutup matanya.

Heechul memposisikan dirinya untuk menghadap Hankyung, menatap wajahnya dengan detail dari mulai alis, mata, hidung hingga bibir tipis itu. Heechul terkekeh namun kemudian kekehan iu menjadi sebuah senyum miris. Ia membelai pipi suaminya tersebut.

“Aku tahu kau belum tidur yeobo..”

Sepertinya Hankyung tak berniat sedikitpun membuka matanya, ia lebih memilih tenggelam dalam semua hal yang sedang ia pikirkan yang sekarang menyita seluruh emosinya. Heechul tak memaksa Hankyung untuk membuka matanya, ia segera menyandarkan kepalanya di dada Hankyung. Dan hal itu tentu saja membuat Hankyung dengan Sukarela membuka matanya, menatap pucuk kepala istrinya tersebut.

Yeobo, selama ini aku tak pernah meminta apapun darimu, tapi sekarang bolehkah aku meminta sesuatu?”

Heechul memainkan selimut, menggulung-gulungkan dengan jarinya, ia gelisah untuk mengatakan ini. Hankyung hanya tetap  setia pada sesi bungkamnya meskipun hatinya sedikit bertanya.

“Aku ingin kau batalkan pikiranmu tentang penyatuan marga itu..”

Hankyung terperangah, ia terkejut karena tiba-tiba Heechul mengatakan hal tersebut, hal yang yang sama persis yang dipinta oleh Kyuhyun. Ia menatap Heechul yang kembali bergeser ke posisi tidurnya.

“Apa Kyuhyun yang memintamu melakukannya?”

Heechul menatap Hankyung dengan heran, kenapa dia pikir Kyuhyun? Ia melakukan hal ini justru karena inisiatifnya sendiri. Ia segera menggelengkan kepalanya.

“Kenapa kau berpikiran demikian? Tidak, aku mengatakannya karena keinginanku sendiri. Aku rasa itu sebuah hal yang tak perlu kita lakukan, sayang. Seumur hidupku aku hanya ingin  meminta ini padamu..”

Hankyung terdiam, tak mau lagi menatap Heechul. Ia membalikkan tubuhnya untuk membelakangi Heechul. Kenapa Kyuhyun dan Heechul berpikiran sama? Apakah Heechul menyadari hal yang terjadi diantara Kyuhyun dan Sungmin? Tidak, jika dirinya saja tak menyadari hal itu, tentu saja Heechul juga tidak bukan?

Lalu kenapa mereka sepemikiran? Apa ia harus menghentikan semua ini?

.

Pink in The Blues ©

Kazha Present~

.

“Hahh..Hahhh..Hahh..”

Sungmin menghela nafasnya dengan terburu-buru, baru saja ia menyelesaikan lari marathonnya dari halte bis, karena tiba-tiba Kyuhyun bilang ingin segera bertemu di tempat sebuah taman. Dia yang baru saja menyelesaikan pertemuannya dengan kliennya segera menaiki bis dan berlari ke taman ini.

Kyuhyun hanya tersenyum simpul mendapati hal itu, ternyata Sungmin dalam hal seperti ini tak pernah berubah, tetap polos dan mudah ia kelabui. Sepertinya sebagian tingkahnyapun masih tetap sama seperti dulu, saat melihat Sungmin mendudukkan dirinya  diatas rumput bukan di kursi taman ataupun scooter yang ia bawa. Ya, Kyuhyun menyewa sebuah scooter hari ini tentunya dengan masker andalan yang ia pakai jika di luar ruangan, bukankah dia seorang artis?

Setelah puas menstabilkan napasnya, Sungmin segera berdiri dan menatap Kyuhyun dengan tajam “Kau bilang darurat? Kenapa sepertinya kau tak apa-apa?!”

Sungmin membolak-balik badan Kyuhyun, mencari-cari sesuatu yang mungkin salah tertera ditubuh Kyuhyun. Lagi-lagi Kyuhyun hanya tersenyum di balik maskernya tersebut.

Kyuhyun menarik tubuh Sungmin hingga menempel dengannya, Sungmin terdiam seketika melihat wajah mereka yang begitu dekat, mata mereka yang beradu saling menatap. membuat dadanya berdesir hebat, ia langsung menundukkan kepalanya.

Srett !

Sungmin mendapati helm terpasang dikepalanya, ia terperangah langsung menatap Kyuhyun yang segera mendudukkannya di jok belakang, Kyuhyun tersenyum jahil. Pasti tadi Sungmin berpikir dirinya akan melakukan hal mesum disini. Hey dirinya tak mungkin melakukan hal yang beresiko di depan umum, sekali lagi ingat, dia seorang artis saat ini.

Sebelum membalikkan dirinya untuk mengendarai scooter tersebut, Kyuhyun berujar pada Sungmin yang masih terperangah “Hari ini, kita akan melakukan hal yang pernah kita lakukan dulu..Kajja!”

Kyuhyun yang langsung mengemudikan scooternya dengan asal membuat Sungmin refleks memeluk pinggang Kyuhyun dengan erat, ya tentu saja Kyuhyun sangat senang mendapati hal ini. Ia malah sengaja menjalankan scooternya dengan kecepatan tinggi dan menyalip terus menerus kendaraan yang ada di depannya.

Sungmin terus saja memeluk pinggang Kyuhyun, kadang ia memukul-mukul punggung Kyuhyun karena tiba-tiba membawanya naik scooter seperti ini tanpa persetujuannya, ia tertawa lepas ketika mencubit pinggang Kyuhyun sehingga ia kesakitan dan berjanji mengendarai scooter ini dengan benar.

Sungmin tersenyum bahagia menatap punggung Kyuhyun, berboncengan menggunakan scooter sewaan seperti adalah kebiasaan mereka saat kuliah dulu, kadang tanpa ada alasan apapun mereka melakukan hal ini dan mengelilingi kota Seoul menggunakan scooter. Hingga suatu hari scooter yang mereka kendarai mogok di suatu daerah yang dipenuhi oleh rumput ilalang liar, ya mungkin bisa dikatakan sebagai padang rumput. Bukannya takut tidak bisa pulang tapi mereka malah menyusuri padang rumput tersebut dan memakan perkebalan makanan mereka disana.

Itu masa muda mereka dulu bukan? Bolehkah mereka mengulangnya hari ini? Sungmin akhirnya kembali memeluk pinggang Kyuhyun dan meresapi setiap perjalanan ini untuk ia simpan di memorinya sekali lagi.

Sedangkan Kyuhyun merasa bahwa mereka telah kembali ke masa itu, masa yang tak boleh sedikitpun mereka lupakan. Masa dimana memberinya banyak kenangan dan kebahagiaan. Meskipun ia telah gagal melakukan satu hal, namun ia tetap ingin mempertahankan hubungan ini dengan Sungmin. Ia takkan membiarkan kebahagiaan ini pergi dengan mudah.

.

Pink in The Blues ©

Kazha Present~

.

“Tada..!”

Sungmin menatap pemandangan yang tersaji di depannya dengan tatapan buas, hey tunggu ! Itu memang benar, Sungmin menggigit sumpitnya. bibimpap, daging asap, pudding strawberry, cake, kue labu, dan masih banyak lagi, Kyuhyun keluarkan dari ransel yang dari tadi bergantung di dadanya. Apakah Kyuhyun merencanakan semua ini? Sungmin menjadi begitu sangat lapar saat ini.

“Ya Cho Kyuhyun! Kau benar-benar menyiapkan semua ini sendiri?Ah..Aku Sungguh tak percaya..”

Sungmin menatap Kyuhyun dengan curiga, tapi lihatlah bentuk dari makanan yang ada di depannya sangat aneh meskipun tertata rapi. Kyuhyun terkikik geli menanggapi tudingan Sungmin kemudian ia membuka maskernya. Tempat yang jauh dari keramaian seperti ini yaitu di padang rumput yang pernah mereka temui beberapa tahun lalu sangatlah jauh dari keramaian.

Kyuhyun pura-pura kesal “Ya Lee Sungmin! Aku benar-benar menyiapkan semua ini sendiri meskipun sebelumnya aku berguru dulu pada Ryeowook hyung tapi setidaknya aku berusaha membuatnya untuk kekasihku tercinta..Ayo kekasihku coba makanan buatanku !”

Kyuhyun menampilkan senyuman childish-nya, Sungmin jadi sedikit ragu memakan makanan ini terkait Kyuhyun dalam seumur hidupnya tak pernah memasak setahunya, berhubung Kyuhyun menatapnya dengan berharap dan sedikit mengancam akhirnya ia memutuskan untuk mencoba bibimpap terlebih dahulu.

Semoga aku tidak keracunan’ batin Sungmin

Kyuhyun menatap Sungmin yang potongan bibimpap itu yang masuk sepenuhnya ke mulut Sungmin, ia berharap Sungmin tidak mengomelinya setelah ini. Mata foxy Sungmin berbinar, menatap Kyuhyun tak percaya.

“Wah..masshita Kyu ! Aku kira setelah memakan ini, aku akan mati..Haha”

Kyuhyun segera menekuk wajahnya sambil ikut makan, hey bisakah Sungmin tidak terlalu jujur, hari ini uri Kyuhyun sedang menunjukkan sikap manja dan kekanak-kanakkannya. Sungmin hanya tertawa melihat wajah Kyuhyun yang menurutnya menggemaskan itu, tanpa banyak berkata-kata Sungmin memakan habis semua makanan itu.

Sedikitpun Kyuhyun tidak marah, namun ia senang karena dapat melihat Sungmin melahap makanan di depannya dengan begitu antusias. Bukankah akan sangat membahagiakan ketika orang yang kita cintai menyukai makanan yang telah kita buat dengan susah payah?

Ia tetap pada pekerjaannya menatap Sungmin, Ia lebih memilih Sungmin terlihat gemuk daripada seperti sekarang ini, lihatlah pipi chubby itu sedikit mengurus, pasti karena beban yang selama ini ia pikul.

Kyuhyun menelan makanan yang dari tadi terabaikan di mulutnya. “Maafkan aku Ming, aku gagal..”

Sungmin yang dari tadi sibuk dengan kue labu, langsung menghentikan aktivitasnya karena perkataan aneh Kyuhyun. “Apa maksudmu Kyu?”

Sungmin merasa tak ada yang gagal ataupun buruk untuk hari ini, karena Kyuhyun memberinya hari yang sangat menyenangkan untuknya, berjalan-jalan dengan scooter, saling menjahili, dan sekarang Kyuhyun membuatkan makanan kesukaannya dengan tangannya sendiri bukankah ini sangat menyentuh hatinya. Lalu apa yang salah?

Ia mendekati Kyuhyun ia sedikit lebih jauh diseberangnya, Kyuhyun terlihat menatap makanannya di hadapannya  dengan tatapan aneh. Sungmin menjadi sangat heran “Katakan Kyu, kau kenapa hmm?”

Kyuhyun melihat Sungmin yang sedikit cemas padanya, tak mungkin ia merusak guratan kebahagiaan yang saat ini Sungmin rasakan. Tapi bukankah ia melakukan semua ini di hari ini untuk Sungmin, demi mengatakan satu kalimat pendek itu?

Sungmin bersabar menunggu kata-kata yang akan keluar dari mulut Kyuhyun, sambil ia mengambil kembali kue labu yang tadi terabaikan dan memasukkan ke mulutnya.

Appa ingin menyatukan keluarga kita”

“Huh?”

Appa ingin mengganti margamu dan ibumu dengan marga kami, appa ingin menjadikan keluarga kita menjadi 1 marga Ming..”

Sungmin tertohok, kue labu yang tadinya terasa enak kini tiba-tiba merasa begitu hambar tak berasa. Ia kemudian menatap Kyuhyun, satu marga?

Itu artinya akan mengganti marganya menjadi Cho, sama dengan Kyuhyun. itu artinya ia tak punya kesempatan untuk memperjuangkan cintanya dengan Kyuhyun. Kenapa ibunya tak bilang padanya? Apakah ibunya ingin ini menjadi sebuah kejutan?

Ia menelan makanannya dengan susah, seperti makanan tersebut telah menjadi sebuah makan yang paling susah untuk ia telan. Dadanya bergemuruh.

Kyuhyun memeluk Sungmin yang ada disampingnya, ia merasa begitu gagal untuk membujuk ayahnya, ia malah mendapati sang ayah yang begitu keras kepala dan tak berperasaan. Ia kira sang ayah yang begitu menyayanginya, dapat memahami penderitaan yang selama ini ia derita, namun ternyata semuanya terlalu jauh dari apa yang ia harapkan. Ayahnya pun bertekad untuk tidak mau kehilangan cinta ibu Sungmin.

“Aku telah membujuk appaku, untuk membatalkan permohonan penyatuan 1 marga itu, tapi ia benar-benar keras kepala..Aku menceritakan semua penderitaanku pun, ia membuang hatinya di depanku Ming..”

Sungmin tetap terdiam, hatinya yang tadi terasa ringan sekarang seakan mendapat hantaman beban kembali, hatinya menjadi sakit lagi. Apalagi sekarang Kyuhyun tengah memeluknya dengan gemetar. Kyuhyun telah menceritakan semua penderitaannya itu berarti, ayah Kyuhyun telah tahu semua yang terjadi selama ini.

Apakah mimpi buruk dari hari kemarin baru saja berakhir, sekarang muncul lagi? Apakah tidak ada titik terang untuk hubungan mereka?

Setidaknya saat ini Sungmin berharap dapat membahagiakan Kyuhyun dan mencintai Kyuhyun sebanyak ia ingin, meskipun ia tak tahu takdir akan mengijinkan mereka untuk bersama lebih lama, namun ia tidak munafik iapun berharap hal yang lebih dari hubungan ini.

Ia membalas pelukan Kyuhyun. “Ming kita harus bagaimana? Aku hanya menginginkan kau bermarga Cho karena aku yang merubahnya, Karena kita menikah..”

.

.

.

.

To Be Continued

Finished writing and posting on 15th of April 2013.

Big Thanks for My Lovely Reviewers and Readers, especially on FFn ^^

Berkenan meninggalkan jejak minna?:D


A KyuMin Fanfiction from

Kazha KazuhaJOY

Proudly Present :

“Pink In The Blues

Cho KyuHyun x Lee SungMin

With Hangeng x HeeChul

Warning :

YAOI, Boyslove || Hurt/ Comfort, Family and Romance || T Rated || Queen of Typo(s) lol || OOC || Indonesian Language || AU

Disclaimer :

This  fic is Mine,

all the stories in it purely hatched from my rotting brain, kkk

I’ve posted this in a fandom, and I finally decided to move everything here.

I’am a KyuMin Shipper 🙂

so

Plagiatism, Copy Paste, Bash and Flame, Don’t Allowed!

.

.

Background Music : Kanade – Sukima Switch || Memories – Super Junior ||

.

Don’t Like Don’t Read !

.

.

.

Happy Reading & enJOY ^^~

.

.

.

Yesung dan Ryeowook akhirnya memutuskan untuk menghentikan alunan nyanyian mereka. Secara bersamaan, mereka melirik Kyuhyun yang dari tadi tidak ikut bernyanyi, dia lebih banyak melamun memandang ke suatu arah.

“Aishh..Si setan ini merusak latihan kita! Sebenarnya kau kenapa setan?”

Yesung mendekati Kyuhyun yang tetap terdiam sambil memegangi mic-nya. Ia jarang melihat Kyuhyun seperti ini, biasanya Kyuhyun lebih banyak bertingkah dan mengomentari nyanyiannya yang selalu di anggap mendramatisir dan terlalu emosional.

Kyuhyun tersadar dari lamunannya ketika yesung mengambil mic itu dari tangannya, ia kemudian berjalan ke arah Ryeowook, tentu saja Yesung kesal karena Kyuhyun tak menghiraukannya.

“Dasar setan..”

Kyuhyun mendudukkan dirinya disamping Ryeowook “Hyung..Boleh aku meminta sesuatu padamu?”

Ryeowook terkejut bukan main, sejak kapan bocah ini menjadi sopan. Benar saja, hari ini Kyuhyun  berperilaku aneh, mulai dari menyanyi dengan suara tak jelas, dan melamun terus.

“Ini aneh, tapi kau mau minta apa dariku?” Tanya Ryeowook dengan nada curiga.

Kyuhyun langsung mengeluarkan ponselnya dan menyodorkannya kepada Ryeowook “Aku minta nomor Lee Sungmin dan juga alamat dimana ia tinggal sekarang..”

Ryeowook menyerngit aneh memandang Kyuhyun, ‘Kenapa bocah ini meminta nomor telepon Sungmin hyung dan alamatnya?’

Ia memicingkan matanya “Untuk apa? Kau kan tidak mengenal Sungmin hyung atau jangan-jangan kau tertarik padanya?”

Ryeowook benar kan? Setahu dia, Sungmin dan Kyuhyun tidak saling mengenal, lagipula ia dan juga Eunhyuk memberitahu tentang Sungmin kepada Kyuhyun saat Sungmin akan menjadi tahu special konser mereka, saat malam itu juga.

Kyuhyun sedikit gelagapan, tak mungkin juga ia bilang bahwa ia adalah mantan kekasih Sungmin yang sekarang menjadi adik tirinya. Ah..Sungguh ia benci untuk mengatakan itu. Ia harus bilang apa? Ryeowook itu tipe orang yang susah percaya dengan omongannya, salahkan saja pada perilakunya yang gemar menjahili Ryeowook dan Yesung setiap waktu.

“Ah bukan seperti itu hyung, dia lulusan Inha University, jurusan Seni kan?” refleks Ryeowook memandang Kyuhyun dengan heran.

“Bagaimana kau tahu Kyu?”

Kyuhyun tersenyum senang “Tidak salah lagi, dia adalah sahabat dari temanku yang suka ia ceritakan terus menerus, makanya saat aku bilang bahwa di konserku ada tamu istimewa bernama Lee Sungmin, dia langsung memintaku untuk mencarikan nomor teleponnya”

Ryeowook akhirnya ber’Oh ria mempercayai kebohongan Kyuhyun, kemudian mengambil ponsel Kyuhyun dan mengetikkan nomor telepon dan tempat Sungmin sekarang berada.

Kyuhyun mengulum senyumannya ‘Lee Sungmin..’

Setelah menerima kembali ponselnya, Kyuhyun tiba-tiba menyerngit dan refleks membuka suaranya “Hotel?”

Ryeowook langsung mengangguk setelah meneguk air mineralnya “Iya, untuk sesuatu hal Sungmin hyung tidak pulang ke rumahnya, dan sekarang Sungmin hyung tinggal di hotel soalnya Donghae bilang bahwa  Sungmin hyung hanya 2 minggu berada di Korea, kemudian ia kembali lagi ke Jepang..”

Kyuhyun menyerngit kesal, Jadi Sungmin kembali hanya untuk mempermainkan perasaannya dan mungkin setelah mengacaukan dirinya Sungmin segera kembali ke Jepang. Tidak, Kyuhyun tidak akan semudah itu membiarkan Sungmin kembali ke Jepang dengan mudah dan kemenangan di dalam hati Sungmin. Ia benar-benar akan melakukan apa yang telah tersusun di otaknya. Ia meremas ponselnya dengan geram dan menutup matanya dengan dalam

‘Lee Sungmin kau..’

 

Pink in The Blues ©

Kazha Present~

 

 “Maaf ya Hae, aku memintamu kesini..”

Sungmin berusaha bangkit dari tempat tidurnya sambil memegangi kepalanya yang terasa berat dan berkunang-kunang. Dengan sigap Donghae memeluk Sungmin dan menyimpan obat yang tadi diminta Sungmin

“Tak masalah hyung, lagipula kenapa anemiamu bisa kambuh lagi eoh? Cepat katakan padaku..”

Donghae membuka bungkusan obat dan mengambil air, Sungmin hanya tersenyum. Ia sangat hapal bahwa Donghae pasti akan menanyainya seperti ini, dan Sungmin pasti harus menjawab pertanyaannya.

“Beberapa hari ini aku sibuk meeting dan menemui Rektor di Universitas Inha, jadi aku tak sempat makan, hanya meminum suplemen dan cemilan saja..Sudah jelas?”

Pletakk !

Sungmin segera memegangi kepalanya yang mendapat jitakan dari tangan jahil Donghae, sedangkan Donghae dengan wajah tanpa dosa memberikan segelas air pada Sungmin.

“Ya! Aku sedang sakit kenapa malah menjitakku?”

Donghae hanya tersenyum menanggapi gerutuan Sungmin, ia pandangi wajah sahabatnya itu “Jelas sekali, kau sangat bodoh hyung! Aku yakin kau pasti sakit bukan hanya karena pekerjaan tapi juga ada masalah lain, iya’kan?”

Sungmin tertegun, obat yang hampir saja masuk ke dalam mulutnnya, kini menggantung di udara. Sungmin tertunduk melihat isi gelas itu, ia tahu di depan sahabatnya yang satu ini ia tidak bisa berbohong.

“Kebohonganku selalu saja tertangkap olehmu Hae..”

Sungmin kemudian meminum obat itu dengan meneguk habis air yang ada di dalam gelas itu, Donghae hanya terdiam. Sebenarnya ingin sekali mengetahui namja yang telah membuat Sungmin menjadi begitu penakut, menjadi seorang pembohong juga tersakiti, ia ingin mengetahui segalanya tentang luka yang di alami Sungmin. Tapi sayang Sungmin tak pernah mau menceritakan dimana Keluarganya tinggal atau nama dari namja itu. Sungguh sangat keras kepala seorang Lee Sungmin itu !

“Aku hanya ingin mengatakan, lepaskan saja semua rasa yang begitu membebanimu itu hyung, sebagaimanapun kau menyibukkan dirimu dengan pekerjaan, jika kau yang terus menyimpan perasaanmu itu di dalam hati walau hanya sedikit, itu akan tetap membuatmu ketakutan, terluka dan tak tenang”

Donghae mengelus punggung Sungmin dengan pelan, lihatlah bagaimana tubuh sahabatnya ini jadi mengurus tak berubah semenjak 2 tahun lalu. Sungmin terlalu memikirkan semuanya sendiri.

Sungmin diam mencerna semuanya, jika saja ia tak kembali kesini, jika saja ia tak bertemu kembali dengan Kyuhyun, jika saja..

Sungmin menutup matanya rapat-rapat, kepalanya berdenyut ia merasakan rasa pusing yang semakin bertambah. Donghae sedikit terenyuh melihat garis kesakitan di wajah Sungmin.

Ia melihat jam tangannya sekilas “Ah..Maaf hyung, aku harus kembali ke Studio. Tadi aku meninggalkan yeoja-yeoja yang sedang kupotret”

Sungmin membuka matanya kembali, menatap Donghae dengan malas kemudian ia tersenyum mencibir “Dasar maniak yeoja..”

Donghae hanya tersenyum polos kemudian mengambil kunci mobilnya di atas nakas, ia berlalu mendekati pintu, sebelum membuka pintu sekilas ia menoleh “Istirahatlah hyung, kau harus makan. Dan istirahatkan juga hatimu..”

Pink in The Blues ©

Kazha Present~

 

Sungmin bangkit dari tidurnya, ketika mendengar suara bell berkali-kali menginterupsinya. Sambil memegangi kepalanya yang terasa berat ia berusaha mendekati pintu, keringat dingin mengucur dari dahinya.

Cklekk

“Ada apa lagi Hae—“

Wajah Sungmin yang pias semakin pias saja melihat siapa yang berdiri di depannya, dia mengira Donghae kembali lagi karena sesuatu tapi ternyata Cho Kyuhyun-lah yang ada di depan matanya. Degup jantungnya memacu keringat dingin yang semakin deras mengucur di dahinya. Dari mana Kyuhyun tahu jika ia disini?

Kyuhyun menatap Sungmin dengan pandangan yang tak tentu, ia segera menarik pergelangan Sungmin dan membawanya keluar dari kamar hotelnya.

Sungmin menjadi sedikit panik “Ya Cho Kyuhyun lepaskan tanganku ! Ya !”

Sungmin berjalan terseok-seok mengikuti langkah Kyuhyun, rasa berat di kepalanya dan pusing semakin terasa mendera. Kyuhyun benar-benar tak tahu sopan santun, bagaimana bisa ia menyeretnya keluar dari kamar tanpa sepatah katapun, dan sekarang ia mencoba membawanya entah kemana dengan keadaan seperti ini.

Mereka memasuki lift, orang-orang memandang Sungmin dengan berbagai pandangan. Bagaimana tidak? Lihatlah keadaan Sungmin, wajahnya yang pucat, keringat yang mengalir dan tentu saja pakaian yang ia gunakan masih kemeja namun sangat berantakan, juga kaki yang tidak memakai alas.

Sungmin memandangi Kyuhyun dengan kesal, ia tidak sempat memikirkan apapun karena kepalanya terlalu pusing.

Ting !

Lift terbuka, dengan cepat Kyuhyun menarik Sungmin kembali untuk mengikutinya. Akhirnya dengan lemah Sungmin menghentakkan genggaman tangan Kyuhyun lalu ia terduduk sambil memegangi kepalanya, rasanya sudah tidak kuat Sungmin menahan  rasa pening dan tidak menentu pada tubuhnya.

Kyuhyun yang tadinya akan menarik kembali pergelangan tangan Sungmin, mengurungkan niatnya. Bukannya dari tadi ia tak sadar akan keadaan Sungmin. Ia tahu betul bahwa Sungmin sedang tidak sehat dan anemianya yang kambuh, terasa oleh cengkraman tangannya di pergelangan tangan Sungmin yang begitu dingin dan berkeringat, ia telah mengenal Sungmin sejak lama bukan? Tapi ia berusaha tak menghiraukan itu.

Namun sekarang yang terduduk lemas, membuatnya tak tega. Ia bukanlah orang yang tak berperasaan namun egonya yang begitu besar menghalanginya untuk berbuat semestinya. Akhirnya..

Greepp

“Anemiamu kambuh bodoh..”

Sungmin terasa melayang dan saat membuka matanya, ia terkejut karena mendapati dada bidang Kyuhyun yang begitu hangat. Ya, Kyuhyun akhirnya memutuskan membawa Sungmin dalam gendongannya, tanpa sepatah katapun ia terus berjalan dengan pandangan lurus.

Dadanya berdesir hebat, jantungnya berdegup dan terasa pipi yang memanas, mengingatkannya pada kenangannya bersama Kyuhyun. Ia akan selalu mendapati dirinya dalam gendongan Kyuhyun yang hangat,  ketika Anemianya kambuh dan Kyuhyun pasti akan mengatakan kata-kata yang sama ‘Anemiamu kambuh bodoh’.

Hatinya menjadi hangat kembali bersamaan dengan rasa bersalah di hatinya, ia menyentuh dada kirinya dengan perih. Ia tak mau terjebak dalam keadaan ini, ini tak boleh terjadi. Ia berusaha turun dari gendongan Kyuhyun dengan kekuatan seadanya.

Sungmin langsung terdiam saat Kyuhyun menatapnya “Diamlah, aku hanya mencoba untuk mempertemukanmu dengan ibumu yang terus menangis karenamu”

Pink in The Blues ©

Kazha Present~

 

Kyuhyun memandangi wajah Sungmin yang sedang terbaring lemah di atas kasurnya. Ya, Kyuhyun membawa Sungmin kembali ke rumahnya. Tentunya Sungmin yang sedang sakit dan lama tertidur saat perjalanan menuju rumah mereka.

Setelah kembali Kyuhyun yang tak mendapati Ibunya di rumah dengan sigap membawa Sungmin ke kamarnya. Bukan Kyuhyun tak mau menidurkan Sungmin ke kamar milik Sungmin, namun kamar itu, kamar yang selalu menjadi tempat mereka bertengkar, bercanda dan belajar bersama saat mereka masih bersama dahulu, Kamar yang telah menyimpan banyak kenangan mereka. Sehingga hanya dengan menatap pintunya saja, hati Kyuhyun menjadi sangat sakit, apalagi jika ia masuk kedalamnya.

“Haah…” Kyuhyun menghela nafasnya dengan berat

“Kyu..MianhaeJeongmal..Kyu..”

Kyuhyun tertegun, Sungmin baru saja mengigau tentangnya terlihat raut wajahnya sesekali mengerut. Kenapa hatinya begitu sakit dan sesak hanya dengan melihat ia mengigau meminta maaf padanya.

Ia genggam tangan Sungmin, ia mainkan jari-jarinya. “Kenapa kau tetap saja munafik Ming? Lihatlah, dirimu yang tertidur saja menyadari hal itu, kenapa kau tak jujur saja dengan perasaanmu yang sebenarnya?”

Seperti orang tak waras ia mengajak bicara pada Sungmin yang begitu tenang terlelap, ia telusuri wajah Sungmin begitu detail dengan matanya. Ia tahu, Sungmin masih mencintainya. Ia sangat tahu itu, karena dirinya juga masih sangat mencintai Sungmin. Namun keegoisan Sungmin yang mementingkan kebahagiaan ibunya membuat mereka jadi begini.

Matanya memerah menatap wajah Sungmin dengan miris.

“Apa susahnya kau mengaku saja? Kau tinggal bilang, bahwa kau masih mencintaimu dan kita bilang pada orangtua kita. Apa kau bisa bertahan dengan kebohonganmu begitu lama Ming? Eoh?”

Suaranya bergetar, Kyuhyun akhirnya menangis dan egonya telah roboh sekarang. Perasaannya yang jauh-jauh ia tekan dalam hatinya akhirnya mencuat dengan leluasa menguasainya kembali. Kenapa akhirnya cintanya bersama Sungmin bisa sesakit ini? Kenapa takdir memilih mereka untuk menjalani semua ini? Kenapa harus ia dan Sungmin?

Apa  cinta mereka benar-benar salah, sehingga mereka harus terluka begitu dalam hingga mereka harus sama-sama menjadi orang yang bahkan mereka sendiri tak tahu, topeng apa yang mereka kenakan.

“Katakan padaku Ming, apa tuhan benar-benar tega melihat kita seperti ini? Kenapa tuhan memberi kita takdir yang seperti ini? Apa takdir begitu tega mempermainkan perasaanku hingga menyesakkan seperti ini? Katakan Ming..Katakan padaku?!”

Ia menggenggam erat tangan Sungmin dan kemudian tertunduk. Tanpa di sadari Sungmin membuka matanya ia ikut menangis bersama Kyuhyun, sebenarnya dari awal Kyuhyun menanyakan tentang perasaannya ia telah bangun karena Kyuhyun terus saja menggenggam tangannya. Hanya saja ia tak membuka matanya, ia tak tahu harus bagaimana.

Demi tuhan, ia bahkan lebih sakit melihat Kyuhyun menangis seperti ini, ia tak tahu bahwa Kyuhyun menyimpan semuanya sedalam itu, bahkan lebih dari dirinya. Ia harus bagaimana..

Ia tak bisa melihat Kyuhyun seperti ini, jika ada cara ia bisa menggantikan semua rasa sakit Kyuhyun, maka Sungmin akan melakukan apapun itu, bahkan menukar nyawapun ia rela.

“Apa cinta kita salah Ming? Apa perasaanku terhadapmu salah? Aku mencintaimu, apa itu salah Ming? ”

Sungmin semakin terisak lebih dalam, ia matanya semakin deras. Ia gigit bibirnya dengan kuat. Melihat Kyuhyun yang seperti ini sungguh membuatnya ingin mati saja. Terlalu banyak hal yang berkecamuk di hatinya, pertanyaan kekecewaan yang tak pernah terbendung di dalam dirinya.

Ia harus menjawab apa? Jelas-jelas hatinya yang masih sangat mencintai Kyuhyun begitu dalam adalah kebenaran yang membuat ia ikut terluka karenanya. Ia benar-benar sudah tak bisa menahan perasaannya lagi.

“Aku juga mencintaimu Kyu..”

Kyuhyun terkejut dan mengangkat kepalanya, ia mendapati Sungmin yang sedang menangis dan memandang dirinya dengan penuh kesakitan pula.

Grepp !

Kyuhyun langsung memeluk Sungmin dengan erat tak peduli jika Sungmin akan merasa sesak.

Ia seperti mendapati cahaya yang membuka hatinya dengan lebar, melepaskan segala kepengapan di dalam dirinya. Ia tak menyangka bahwa Sungmin akan berkata seperti itu juga, ia malah semakin terisak dalam tangisnya, tangis yang sekarang telah berganti dengan tangis kebahagiaan yang sungguh tak terkira olehnya.

Sungmin tersenyum di antara pelukan mereka, ia juga merasakan beban tersebut seperti terangkat dengan bebas darinya, menguap begitu saja dengan mudah. Hatinya yang tadi begitu sesak kini terasa begitu lapang dan bahagia. Sungmin mengelus punggung Kyuhyun dengan sayang, airmatapun tak berhenti mengalir.

“Demi tuhan Ming, Aku menunggu kau mengatakan kata-kata itu sejak lama, setiap hari aku hanya mengkhayal bahwa kau akan kembali padaku sambil mengatakan hal itu, ya tuhan..”

Kyuhyun sepertinya tak mau melepaskan pelukan dan kebahagiaan ini, Sungmin pun hanya meresapi semuanya. Ia membalas pelukan Kyuhyun, terlalu sulit untuk ia jabarkan tentang kebahagiaan yang ia rasakan saat ini, entah benar atau salah. Namun satu kalimat itu benar-benar membawa mereka pada suatu rasa yang tak berujung untuk mereka resapi.

Bukankah bila cinta yang bersatu kembali itu akan menjadi sesuatu yang indah dan anugerah yang akan mereka rasakan kembali, meskipun mereka tak tahu bahwa takdir benar-benar menguji cinta mereka dengan hal yang begitu berat untuk  mereka alami.

Karena tanpa mereka sadari, seseorang di balik pintu kamar Kyuhyun menyimak semua yang terjadi dari awal hingga barusan. Ia ikut menangis, lalu pergi.

Pink in The Blues ©

Kazha Present~

 

Heechul termenung sambil memandangi sebuah oleh lukisan di depannya, menatapnya lebih dalam dan menghayati semua makna yang terkandung di dalamnya.

Sekarang dia berada di sebuah galeri yang selalu menjadi tempat ia dan suaminya menghabiskan waktu untuk sekedar melihat-lihat ataupun mengenang masa pendekatan mereka dahulu, dan lukisan inilah yang membawa pada awal pertemuan mereka. Tapi hari ini, ia tidak bisa merasakan sesuatu yang indah yang terkandung di dalamnya.

Greepp

“Apakah aku terlambat, sayang?”

Hangeng mengejutkan Heechul yang tengah sibuk dengan pikirannya sendiri, ia berbalik dan tersenyum pada suaminya “Tidak”

Heechul kembali menatap lukisan itu, lalu ia edarkan pandangannya melusuri setiap sudut galeri. Matanya menyiratkan sebuah hal yang ingin ia ucapkan, namun terlalu berat.

“Kenapa tiba-tiba kau menelpon dan menyuruhku kesini sayang?”

Hangeng kemudian berdiri disamping Heechul, ia ikut menatap lukisan itu. Lalu ia tersenyum menatap Heechul, namun senyumannya langsung menghilang saat melihat hal yang tak biasa di wajah Heechul, sudah lama ia tak melihat semua itu meskipun selama ini kadang Heechul sering terlihat begitu menderita karena merindukan Sungmin namun garis wajahnya sekarang ini terlihat lebih berat daripada hal itu.

Hangeng kembali menatap lukisan itu “Apa kau sedang ingin berkencan?”

Sukses pertanyaan Hangeng membuat Heechul menatapnya dengan mengejek, suaminya ini selalu bisa menggodanya dengan hal-hal yang masih sering dilakukan oleh anak muda “Kita ini sudah tua, apa masih pantas untuk berkencan?”

“Katakan padaku, sebenarnya kau kenapa?”

Eoh?”

Hangeng menatap Heechul menuntut penjelasan, ia yakin hari ini Heechul bersikap aneh dari mulai menelponnya mendadak di tengah ia sedang melakukan rapat yang ingin segera bertemu dengannya di tempat ini, ditambah tatapannya yang membuatnya sesak ikut merasakan apa yang terpancar dari mata itu, ini bukanlah hal yang biasa.

“Katakan sayang, apa terjadi sesuatu?”

Heechul hanya menatap Hangeng dengan perih, bagaimana ia bisa mengatakan semuanya. Mengatakan semua yang ia lihat tadi sore di depan matanya. Ia yang begitu bodoh yang baru menyadari ternyata Kyuhyun dan anaknya selama ini adalah seorang kekasih meskipun hatinya begitu tak bisa menerima penyimpangan yang dilakukan oleh mereka, namun ia tak sanggup melihat kesakitan dan tekanan yang di rasakan oleh Sungmin dan Kyuhyun. Bagaimana bisa ia tidak mengetahui semuanya selama ini. Ia hanya menganggap saat beberapa tahun yang lalu hubungan mereka hanyalah sebatas sahabat dekat, bagaimana bisa merasa begitu jahat membuat mereka berdua memutuskan jalinan cinta mereka. Ia sungguh tak tahu kenapa semua kebahagiaan yang tadinya terasa begitu indah setelah hari ini ia melihat yang terjadi di kamar Kyuhyun, membuatnya merasa orang paling jahat dan merasa ini bukan lagi sebuah kebahagiaan yang selalu ia impi-impikan.

Ia juga tak bisa menyalahkan bahwa cintanya terhadap Hangeng adalah sebuah kesalahan. Bagaimana ia mendapat kasih sayang yang begitu besar dari orang ini, orang ini adalah orang yang berhasil  menyembuhkan luka hatinya dari mantan suaminya yang begitu jahat.

Kenapa semuanya jadi serumit ini?

Heechul menatap Hangeng dengan penuh kegetiran, ia ulurkan tangannya untuk mengelus dengan lembut pipi Hangeng. Tangannya bergetar, menahan perasaannya yang tak menentu. Bagaimanapun ia begitu sangat mencintai suaminya ini, matanya yang mulai berlinang air mata namun ia menahannya untuk mengalir bebas di pipinya.

“Tidak ada, entah kenapa hari ini aku ingin kesini bersamamu, perasaanku tidak enak”

Hangeng segera memeluk Heechul, ia tak tahu apa yang dipikirkan Heechul namun ia ingin memberi kenyamanan pada Heechul agar perasaan yang baru tidak enak di hatinya itu segera menghilang.

Heechul tak bisa menahannya lagi, ia segera menumpahkan air matanya di pelukan Hangeng, kenapa semuanya terasa begitu rumit. Ia ingat dengan kata-kata Kyuhyun, ya mungkin benar apa yang di katakan Kyuhyun..Bagaimana takdir begitu tega terhadap mereka, akhirnya ia tak tahu harus melakukan apa. Namun saat ia melihat Sungmin menangis begitu dalam, ia menjadi sangat begitu sakit.

Apa selama ini Sungmin pergi ke Jepang untuk alasan ini? Jika iya, maka ia benar-benar merasa menjadi orang tua paling jahat, anaknya menyimpan semua kesakitannya sendiri hingga mungkin ia tak kuat untuk menjalani kehidupan dirumahnya. Bagaimana bisa ia masih bangga menjadi seorang ibu yang selalu bilang bahwa ia sangat menyayangi Sungmin, jika nyatanya Sungmin tak pernah bahagia dengan apa yang ia lakukan.

‘Ya tuhan..Kenapa bisa seperti ini?’        

 

Pink in The Blues ©

Kazha Present~

 

Sungmin mendudukkan dirinya di kursi dapur, ia mengesap kopi yang baru saja ia buat. Lalu ia memandang langit dari jendela dapur itu, ia tersenyum kecil bagaimana hatinya sekarang begitu hangat dan membuncah. Perasaannya yang di tahan-tahannya selama ini ternyata memang itu yang memberi kehangatan di ruang hatinya.

Rasanya ia tak pernah ingin lagi melihat Kyuhyun menangis begitu terluka seperti tadi, selama ini ia tak pernah melihat Kyuhyun menangis, kemudian ia melihat Kyuhyun seperti tadi sore, sungguh ia sangat sesak karenanya.

“Hahh..”

Sungmin menghela nafasnya dengan lega, sekarang ia membiarkan Kyuhyun tidur di kamarnya setelah mereka tadi begitu puas mengungkap beban masing-masing.

Dan kejadian tadi sungguh membuat Sungmin lapar, ia berjalan ke arah kulkas dan mengambil beberapa makanan kemudian memasukkannya ke dalam microwave, setelah akhirnya siap untuk di makan, Sungmin kembali lagi ke meja makan.

Sungmin terkekeh sekali lagi mengingat sesuatu, ia bisa kembali lagi melihat Kyuhyun yang tertidur dengan begitu polos dan menggemaskan, meskipun hari ini mereka telah menjadi seorang yang lebih dewasa, namun sikap kekanak-kanakan Kyuhyun tetap terlihat di garis wajahnya, dan Sungmin pasti takkan salah, ia bisa buktikan jika nanti Kyuhyun bangun dan kehilangan sosoknya yang tadi tidur bersama.

“Ya Ming, kenapa kau meninggalkanku tidur sendiri?”

Suara Kyuhyun menginterupsi untuk melihat keadaan Kyuhyun sekarang, bibirnya mengerucut dengan rambut yang begitu acak-acakan. Tuh’kan benar apa yang di katakan Sungmin? Itulah Kyuhyun yang sebenarnya, seorang yang manja dan akan mencari keberadaannya saat bangun dari tidurnya, tak pernah berubah.

Kyuhyun merasa tak dihiraukan, karena Sungmin tetap fokus memasukkan makanan ke dalam mulutnya. Langsung saja ia membalikkan kursi yag diduduki Sungmin dengan cepat, hingga menghadap padanya. Di dapatinya wajah Sungmin yang begitu menggemaskan sedang menguyah makanan dan mata foxynya membulat kaget menatapnya.

Kyuhyun menatap Sungmin dengan gemas “Apa makanan itu lebih menarik daripada pertanyaanku?”

Sungmin dengan susah payah menelan makanannya, oh tidak. Iya membuat Kyuhyun sedikit marah “Kan aku sedang menguyah makanan Kyu, aku lapar..”

Jawab Sungmin memelas dengan puppy eyes andalannya, yang tidak pernah bisa ditolak oleh Kyuhyun selama ini. Kyuhyun tersenyum menyeringai sambil menarik dagu Sungmin.

“Tatapan itu sudah tidak mempan lagi padaku Ming, selama ini aku melatih diriku untuk tahan dengan tatapan itu tapi..”

Kyuhyun menggantung kalimatnya sambil mengalihkan pandangannya pada bibir plum Sungmin, lagi-lagi dengan susah payah Sungmin menelan sesuatu ke tenggorokannya, ia jadi berdebar ketika wajah Kyuhyun dengan gerakan lambat mendekati wajahnya

“Aku lapar bibirmu ini Ming, sudah lama aku tak mencicipinya..”

Kyuhyun puas karena Sungmin malah mematung kaku karena ucapannya, tanpa membuang waktu ia memejamkan matanya, dengan instingnya ia lebih mendekati wajah sungmin hingga beberapa mili saja, Sungmin pun tak menolak ia refleks memejamkan matanya. Dadanya bergemuruh tak karuan menunggu apa yang akan sebentar lagi terjadi dan..

Chu~~

Kedua bibir itu akhirnya menyatu, mengalirkan berjuta perasaan yang membuncah ke diri mereka masing-masing. Perasaan yang telah lama mereka impikan dan membuat jantung mereka tak berhenti berdebar dengan kencang, mereka rindu akan rasa ini, mereka rindu akan ciuman kecil ini. Kyuhyun menggerakan bibirnya perlahan, mengecup bibir Sungmin berkali-kali, sesekali ia menjilatnya. Bibir ini  entah berapa lama ia tak menyentuhnya lagi, demi tuhan ia benar-benar merindukan segala yang ada di dalam diri si pemilik bibir menggoda ini. Akhirnya Kyuhyun menarik wajahnya dan menatap Sungmin dengan begitu dalam.

Sungmin yang masih terpejam meresapi semuanya, akhirnya dengan perlahan membuka matanya ketika tangan Kyuhyun mengelus, menelusuri setiap lekuk wajahnya. Ia tersenyum dengan pipi yang begitu terasa memanas tanpa di ketahui Kyuhyun.

“Kita benar-benar akan memulainya lagi Ming..”

Akhirnya Kyuhyun merendahkan badannya untuk memeluk Sungmin, seperti memberi keyakinan pada Sungmin bahwa mereka pasti bisa melewati semua. Memeluknya dengan possesif tanpa ingin melepaskannya dengan mudah, kini Sungmin telah membuka kembali hati dari segala kebohongan yang Sungmin lakukan selama ini. Ia takkan membiarkan Sungmin kembali menutup hatinya dan mempermainkan perasaannya kembali.

Sedangkan Sungmin hanya bisa meresapi pelukan yang diberikan oleh Kyuhyun, perasaan yang begitu kuat mengalir dari pelukan itu membawanya pada keyakinannya terhadap Kyuhyun, namun satu hal yang belum terpikirkan oleh Sungmin, benar-benar satu hal yang belum disadari oleh Sungmin.

Cklekk

“Lee Sungmin..Anakku..”

Segera Kyuhyun melepaskan pelukan mereka, ketika suara Heechul terdengar dari belakangnya. Sungmin tertegun, ia melihat ibunya yang berdiri di samping ayah tirinya, ia menangis menatap dengan begitu rindu. Dengan segera Sungmin memeluk ibunya tersebut, lama sudah Sungmin tak bertemu dengan ibunya bagaimana ibunya bisa menjadi kurus seperti sekarang.

Eomma..Mianhae..”

Sungmin memeluk ibunya dengan erat, Sungguh perasaan seorang ibu dan anak yang tidak bergambarkan. Heechul tak berhenti menangis betapa ia merindukan Sungmin dan memeluknya seperti ini dengan sayang, dan tentunya ada perasaan lain dalam pelukannya tersebut. Ada perasaan bersalah pada Sungmin apalagi ia melihat Sungmin barusan sedang berpelukan dengan Kyuhyun. Ia sungguh begitu sakit dengan keadaan ini.

“Maafkan eomma juga Minnie..Eomma benar-benar merindukanku, tidakkah kau merindukan eommamu ini?”

Heechul mengelus punggung Sungmin dengan sayang, ia senang akhirnya ia dapat melihat dan memeluk lagi Sungmin seperti ini, namun dalam kesenangan itu, ada juga sebuah perasaan tak tenang dan senyuman miris terpatri di wajahnya.

“Aku juga sangat merindukanmu eomma..”

Sungmin menjadi bimbang, ini hal yang baru saja Sungmin sadari. Hal yang paling penting dalam hidupnya selama ini, ia melupakan Kebahagiaan ibunya kembali saat ia menikmati semua rasanya bersama Kyuhyun beberapa waktu lalu. Ia kali ini tidak ingin membuat Kyuhyun menderita lagi, namun di sisi lain ia juga tidak ingin mengecewakan ibunya dan membuat ibunya terluka.

Mereka larut dalam suasana haru dan penuh airmata. Kyuhyun menatap tak tega sepasang ibu dan anak itu, namun di sisi lain ia tak mau kehilangan lagi cinta Sungmin. Rencananya yang masih tersimpan di dalam otaknya benar-benar membuat ia takkan mundur lagi, meskipun akan ada orang yang tersakiti, namun itulah adalah resiko dari rencananya. Ia takkan membiarkan takdir terus-menerus mempermainkan perasaannya.

Di sisi lain Hangeng hanya ikut menangis melihat istrinya yang begitu merindukan Sungmin, akhirnya bertemu dan dapat memeluknya anaknya tersebut. Disini ia benar-benar orang yang tak tahu apa-apa dengan segala perasaan yang melingkupi rumah ini. Hanya dia yang tidak mengetahui semua hal yang terjadi dan tak pernah menyadarinya.

Ia menatap Kyuhyun, anaknya yang tengah menatapnya dengan tatapan berbeda..

“Kyunnie..?”

To Be Continued..

Finished writing and posting on 9th of April 2013.

Big Thanks for My Lovely Reviewers and Readers, especially on FFn ^^

Berkenan meninggalkan jejak minna?:D