My little with love to KyuMin

Tag Archives: Jungmo

A KyuMin Fanfiction from

Kazha KazuhaJOY 

Proudly Present  :

“Let It Be”

Warning :

YAOI, Boyslove || Friendship & Mystery, lil bit Romance || M Rated for Blood Scene (maybe) ||

Queen of Typo (s) lol || OOC ||

 

Disclaimer :

As usually this fic is Mine!

all the stories in it purely hatched from my rotting brain, kkk

I’am a KyuMin Shipper 😀

CyberCrime paper Don’t allowed! Especially Plagiarizm!

.

.

DON’T COPAS! DON’T LIKE DON’T READ!

.

.

.

Happy Reading & enJOY ^^~

.

.

.

Persahabatan seperti apa yang kau harapkan?

Aku tak butuh banyak sahabat,

Cukup kalian yang selalu bersamaku..

Jika suatu saat kita telah tumbuh dan semakin dewasa,

Ingatlah hari ini, dan hari-hari yang telah terlewati..

Karena kita takkan bisa mengulang semua itu lagi..

Jadi biarkan saja seperti ini..

Tapi kenapa semua berubah begitu banyak?

Ada apa dengan kalian?

Bisakah kita selalu seperti ini?

Aku menyayangi kalian..

.

.

2 tahun yang lalu. .

 

Semua orang tampak tegang, seseorang di pojok ruangan tengah membanting gitar ke lantai yang dingin itu dengan sangat keras. Entah apa yang terjadi di ruangan ini, sebelumnya mereka masih bersenda gurau sambil memikirkan festival yang akan mereka ikuti, namun tiba-tiba perbincangan itu berubah menjadi panas ketika senda gurau ‘nyata’ yang tak sengaja memancing sebuah api  dari sang pelaku pembanting gitar itu.

“Ada apa dengan kalian sebenarnya eoh?”

Orang itu menatap satu persatu-satu orang yang berdiri tegang dan saling memalingkan muka di hadapannya, ia benar-benar tak mengerti dengan semua ini.

“Kyuhyun..Tenanglah kita bisa bicara baik-baik” Ujar salah seorang yang terus menatap intens namja bernama Kyuhyun itu,

Kyuhyun menggelengkan kepalanya merasa tak setuju dengan orang itu. sepertinya dia tengah menghadapi kekecewaan yang tak bisa ia terima, sungguh Kyuhyun rasanya tak bisa menerima semua ini.

“Bagaimana bisa kalian menjadi seperti ini—“

“Dewasa sedikitlah Kyu, kita bukan lagi apa sekolahan yang masih sangat naif” Ujar salah seorang yang mempunyai Beautiful Eyes, ia tersenyum meremehkan diri Kyuhyun yang terlihat tak menerima ucapannya.

“Benar apa kata Donghae, kita tak bisa lagi seperti dulu. Bukankah ini juga lebih menyenangkan dari hanya permainan dan gurauan kita saat dulu?”

Salah seorang yang lainnya menyetujui omongan Donghae, lalu ia mengambil gitarnya yang di banting Kyuhyun, ia mengelusnya dengan sayang.

“Permainan ini lebih mendatangkan banyak uang Kyu, kau jangan munafik dan bergabunglah dengan kami” timpal seseorang yang mempunyai mata rubah.

Kyuhyun menggeram, bagaimana bisa mereka mempunyai pikiran picik dan gila seperti ini? Kyuhyun segera menerjang namja bermata rubah itu dan mencengkram kerah jaket Jeans-nya dengan kasar.

“Tapi bukan berarti kalian harus membunuh Changmin!!?! Sebenarnya ada apa dengan kalian? Dia sahabat kita, kenapa kalian melakukan ini eoh?! Apa kalian gila?!”

Ya, inti dari permasalahan ini adalah terbunuhnya Changmin, salah satu dari sahabatnya. Kalian pasti tidak mengerti, Changmin terbunuh oleh permainan yang para sahabat Kyuhyun ucapkan tadi.

Kyuhyun mengedarkan pandangannya menatap satu per satu sahabatnya ini, Donghae, Jungmo, Sungmin dan yang terakhir Jung Yunho. Bagaimana dalam setahun ini, setelah mereka tak bertemu, tepatnya setelah dirinya pergi ke China untuk mengikuti pertukaran mahasiswa. Saat dia kembali setahun kemudian, Para sahabatnya ini telah berubah, di tambah kabar gila yang ia terima saat ini.

Changmin telah mereka bunuh? Hanya demi sebuah permainan konyol yang sahabat-sahabatnya ini pertahankan, ditambah dengan uang yang mereka terima?

Kyuhyun seketika melepaskan cengkramannya terhadap Yunho, Kyuhyun merasa ini mimpi atau mungkin sebuah kesalahan yang masuk ke kehidupan persahabatan yang sangat ia banggakan selama ini, sekarang..

Yunho menepuk-nepuk kerah bajunya dan tersenyum sinis “Kau pikir kami benar-benar berniat membunuhnya eoh? Justru dia yang pertama menyetujui permainan ini, hingga akhirnya dia berusaha membunuhku!”

Yunho sangat emosi ia mengepalkan tangannya, lalu ia menghalau tubuh Kyuhyun dan meninjunya dengan cepat, membuat Kyuhyun limbung seketika dan terpental ke lantai. Kilatan amarah dan emosi terlihat jelas dari mata rubahnya itu “Kau tak mengerti apa-apa Kyu!”

Yunho berniat menerjang Kyuhyun lagi namun gagal karena Sungmin menahan tubuhnya dengan gesit. Sedangkan Kyuhyun dibantu berdiri oleh Donghae, sudut bibirnya yang sedikit sobek  mengeluarkan cairan merah pekat.

Lalu Kyuhyun termangu dan menatap lantai dengan tatapan kosong.

“Kau tak mengerti apa-apa Kyu, jika saat itu kau ada disini mungkin kau akan mengerti dengan keadaan ini. Jika saja..” Jungmo tak sempat melanjutkan ucapan, ia mengepalkan tangannya dan..

Brakk!

Jungmo kembali membanting gitarnya –yang tadi sempat Kyuhyun banting-, dengan sekuat tenaga, nafasnya tersengal menahan emosi yang terpancing, dan dalam sepersekian detik ia tersenyum dingin dan seperti tak terjadi apapun.

“Nikmati saja waktu sekarang ini Kyu, dan  selamat datang kembali di Korea”

Ujar Jungmo sebelum ia meninggalkan ruangan tersebut,

Kyuhyun semakin mengerut tak mengerti dengan semua sikap sahabatnya ini, ia mendorong Donghae yang baru saja mengusap darah yang mengalir dari sudut bibirnya.

Yunho dan Jungmo benar, dia memang tak mengerti apapun. Maka dari itu ia butuh penjelasan yang lebih masuk akal ketika mereka membunuh Changmin, bukan sekadar karena permainan, pertahanan diri dan uang tentunya. Yang lebih manusiawi tentunya!

Seperti yang Jungmo bilang ia baru sampai di Korea, benar-benar ‘Baru saja’.

Tiba-tiba tanpa sepatah kata, Yunho pergi menyusul Jungmo pergi dari ruangan itu, atmosfer di ruangan  ini sangat mencekam dan terus-menerus memancing emosi mereka.

Dan kini giliran Donghae menatap Kyuhyun, ia pun berniat meninggalkan ruangan ini, sebelumnya dia berkata sesuatu

“Jangan pernah berpikir kematian ini sepenuhnya kesalahan kami Kyu, jangan seakan-akan kau ini seorang anak kecil yang tak mengerti apa-apa. Kau hanya perlu mengikuti permainan ini”

Donghae benar-benar meninggalkan ruangan itu, kini tinggal lah dirinya dan Sungmin yang dari tadi menutup mulutnya rapat-rapat ketika pertengkaran ini di mulai.

Akhirnya Kyuhyun tersungkur ke tanah dan mengerang frustasi menjambak kepalanya. Kenapa semua jadi seperti ini? Apa yang salah dengan persahabatan ini? Ada apa sebenarnya?

Tiba-tiba ia merasakan sepasang tangan memeluknya dengan erat, ia mendongak. Sungmin hanya tersenyum dan matanya yang sangat menusuk membawanya pada perasaan yang lebih melukainya

“Kau akan mengerti seiring berjalannya waktu, percayalah kau akan segera mengerti Kyu”

.

.

.

 

Seoul, Musim gugur 2013.

Kyuhyun mengeratkan syal yang melilit di lehernya, kemudian ia mengesap sekilas kopi yang berada di pinggir laptopnya, rasanya terasa sangat pahit. Entahlah, rasanya ia memasukkan 3 blok gula namun tetap saja pahit, atau mungkin itu terasa pahit karena berita yang tersiar di televisi. Ia tersenyum sinis.

Semuanya..

“Bertambah kematian tidak wajar beberapa bulan, setelah sebelumnya ditemukan  Jungmo seorang Gitaris terkenal meninggal di apartemen miliknya dengan lehernya terbelit oleh senar gitar dan jari tangannya tercabik-cabik, lalu  Donghae seorang ahli mekanik mesin meninggal dalam keadaan terjepit oleh mesin yang tengah ia kembangkan, sehingga membuat tulang-tulang rusuknya patah dan remuk. Dan kali ini Yunho pengusaha muda yang tengah merintis karirnya meninggal di depan laptopnya, di duga Yunho tengah bekerja. Ia meninggal dengan darah yang mengalir keluar dari mulut, lubang hidung, telinga dan matanya tanpa henti. Polisi tengah menyelidiki apakah ini pembunuhan berantai—“

Piip.

Kyuhyun langsung mematikan televisi tersebut, terlihat jelas semua sahabatnya tadi ditayangkan dengan keadaan mengenaskan, ya boleh dibilang mereka meninggal dalam kurun waktu yang tak jauh berbeda yaitu terbunuh setiap tanggal 08, dan itu telah berlangsung dalam 3 bulan ini.

Kyuhyun tak menampakkan ekspresi sedih ataupun kehilangan, ia hanya bisa menatap televisi itu dengan pandangan kosong,

Setelah kejadian 2 tahun yang lalu, Kyuhyun dan para sahabatnya itu tak pernah lagi bertemu, bahkan saling menghubungi pun tidak, meskipun mereka kuliah dalam satu kampus yang sama, namun karena setiap dari mereka adalah mahasiswa dari berbagai fakultas, sehingga mereka hampir  tak pernah berpapasan.

Setidaknya saat ini Kyuhyun masih memiliki hubungan baik dengan Sungmin, mereka sering bertemu bahkan hanya sekedar untuk bercanda. Namun itupun tak sesering dulu, karena semuanya telah berubah.

Kyuhyun menutup layar laptopnya dan segera berdiri menghadap langit pagi yang telah menguning dan memancarkan kehangatan karena sang fajar telah datang.

Pernah suatu ketika, Kyuhyun merindukan para sahabatnya itu kemudian mengunjungi basecamp mereka, namun yang ia dapati hanyalah Sungmin tengah memainkan gitar dan bernyanyi sebuah lagu yang selalu ia dan para sahabatnya bawakan ketika dulu mereka memulai untuk membentuk Band bersama.

Kyuhyun memejamkan matanya merasakan kehangatan yang terpancar dari sang matahari pagi,

Jika saja semua itu tak terjadi, maka sampai saat ini ia masih bisa berkumpul dan menjalani persahabatan itu, persahabatan yang telah menyatukan mereka semenjak masa High School.

Sekelompok anak sekolahan yang berbeda sifat dan watak menyatu dalam persahabatan unik. Mereka tak pernah berkelahi satu sama lain, hanya berusaha membuat kenangan bersama, saling menjahili dan menjelajahi dunia dengan saling berbagi tawa kebahagiaan, itulah persahabatan mereka.

Terkadang perbedaan pendapat itu membuat mereka malah bisa saling memahami satu sama lain. Dan akhirnya selalu mereka akhiri dengan gurauan khas yang selalu mereka lakukan.

Tapi kini semuanya telah bertahun-tahun terlewati, itu 3 tahun yang lalu saat semuanya masih tercipta, sebelum dirinya pergi ke China, sebelum kejadian itu menjadi nyata, dan sebelum semua sahabatnya menjadi orang yang picik dan digelapkan karena sebuah permainan gila.

Meskipun semuanya ingin Kyuhyun ulang kembali ke masa itu, namun apa yang bisa ia lakukan sekarang? Semua telah terbunuh kecuali Sungmin.

Ia hanya bisa bernostalgia dengan semua pemikirannya. Ya, lebih baik semuanya terbunuh saja, itu lebih baik..

Kyuhyun membuka matanya dan tersenyum penuh arti dan memutar tubuhnya membelakangi sinar matahari. Jadi biarkan saja semuanya seperti ini..

.

.

.

Sungmin akhirnya tersenyum ketika mengetahui orang yang akan ia bertemu dengannya tengah menunggu di halte bis, Sungmin segera turun dari bis itu.

“Apakah aku terlambat?”

Tanya Sungmin, ketika Kyuhyun tengah mengeratkan mantelnya dan membuat gumpalan uap dari nafasnya. Cuaca hari ini sangatlah dingin sepertinya musim dingin akan segera datang.

Kyuhyun segera mengambil tangan Sungmin yang hangat dan memasukkannya ke dalam saku mantelnya, ia tersenyum sekilas sebelum membawa Sungmin berjalan

“Tidak juga, aku baru menghabiskan waktuku di halte ini selama 45 menit”

Sungmin hanya menimpali Kyuhyun dengan mengejeknya karena dengan bodohnya menunggunya selama itu di luar ruangan. Mereka akhirnya berjalan beriringan tanpa tentu, juga tanpa suara sedikit pun hanya meresapi setiap langkah dan kehangatan yang terhantar dari tautan tangan mereka.

Kyuhyun tiba-tiba memeluknya dengan erat, membuat Sungmin kaget bukan main “Berjanjilah kau takkan pernah berubah, Min-hyung”

Sungmin yang terperangkap dalam dekapan itu, tak bisa menyembunyikan rasa hangat yang menjalar ke pipinya, ayolah Sungmin bukan seorang wanita.

Sungmin mendongak dan menatap Kyuhyun “Kenapa tiba-tiba kau berkata seperti itu, Kyu?”

Kyuhyun hanya tersenyum dan memperhatikan lalu lalang orang yang menatap dirinya dan Sungmin karena berpelukan mesra di pinggir jalan kota, ia mengesap wangi vanilla yang menyeruak begitu kuat dari tubuh Sungmin.

Memang Sungmin dari dulu hingga sekarang tak pernah berubah sedikitpun, sampai parfum yang dipakai pun tak pernah ia ganti. Untuk Kyuhyun, memang benar-benar hanya Sungminlah yang tak pernah berubah.

“Karena Hyung adalah satu-satunya sahabat yang kumiliki saat ini, Hyung tahu? Betapa aku menyayangi hyung, dan hyung sedikitpun tak pernah berubah”

Sungmin terkesiap dalam pelukan Kyuhyun, ada rasa bahagia dan sakit disana. Entahlah ia harus memilih rasa yang mana untuk lebih ia andalkan saat ini. Sungmin memejamkan matanya dan memutuskan untuk melepaskan pelukannya dan mengulurkan tangannya untuk menepuk-nepuk kedua lengan Kyuhyun.

“Tentu saja, kau juga adalah orang yang paling berharga yang kumiliki” Sungmin menatap Kyuhyun dengan penuh perasaan, lalu memalingkan wajahnya dan membawa Kyuhyun untuk segera berjalan kembali

Matanya menyiratkan sesuatu “Apa kau yakin aku tak berubah sedikitpun?”

Cupp!

Sungmin membelalakkan matanya “Tentu saja hyung, aku sangat yakin. Hanya kau orang yang tak pernah meninggalkanku dari dulu”

Kyuhyun tersenyum mempesona setelah mengecup bibir manis Sungmin, matanya menghantarkan sebuah keyakinan yang selalu tercipta ketika mereka bersama, Sungmin mengerjapkan matanya dan akhirnya tersenyum manis.

.

.

.

Ilsan, 08 Oktober 2013

Kyuhyun segera bergegas setelah melihat berita pagi hari yang selalu menjadi konsumsinya menampakkan hal yang sangat mengejutkan, ia segera berlari mengambil kunci mobilnya dan menuju suatu tempat, tak peduli dengan pekerjaannya hari ini, atau apapun itu. Tiba-tiba semua pikirannya terpusat pada satu objek.

Ini tak boleh terjadi! Apa yang terjadi dengan Sungmin?

Ya, baru saja acara berita pagi itu menampilkan Sungmin, Sungguh di luar dugaannya. Kyuhyun semakin merasakan perasaannya tak menentu dan keringat dingin dengan bebas mengucur dari dahinya, matanya menatap jalanan dengan panik.

“Ini tak boleh terjadi Min-Hyung!”

Blamm!

Kyuhyun menutup pintu mobilnya dan berlari menuju apartemen Sungmin, hatinya menjadi sangat gelisah. Dengan tergesa-gesa ia menubruk orang-orang yang tengah mengantri untuk menaiki lift, semua mengumpat padanya namun tentu saja ia tak peduli.

Kyuhyun menarik nafasnya berkali-kali, ia sudah tepat berdiri di depan pintu apartemen Sungmin. Dengan segera Kyuhyun membuka pintu tersebut, ia segera memasuki apartemen itu dan mencari Sosok Sungmin ke berbagai sudut, namun nihil ia tak menemukannya.

Pikirannya kacau seketika, jangan-jangan Sungmin…?

Kyuhyun tak membuang waktunya dan segera kembali berlari untuk ke suatu tempat, ya memang Sungmin tak mungkin ia temukan disini, sudah pasti ada disana..

.

.

.

Kyuhyun akhirnya meneteskan air matanya menatap sosok itu, bagaimana bisa?

Hatinya menjadi lebih sakit, ia menggengam tangan yang biasanya selalu menghantarkan kehangatan itu padanya, Sungmin yang sangat ia percayai untuk selalu bersamanya, dia..

Kyuhyun lagi-lagi menangis, mungkin inilah titik dimana Kyuhyun bisa menahan semuanya dan akhirnya menumpahkan segalanya, beban, kehilangan dan tentang persahabatan itu.

Ia mengelus-ngelus tangan itu tanpa henti, bahkan ia tak mampu mengucapkan sepatah katapun. Lidahnya kelu hanya sekedar untuk mengeja kata pun, mulutnya terbuka hanya untuk menangisi keadaannya ini.

“Kyu berhentilah menangis..”

Sosok itu mengelus kepala Kyuhyun dengan sayang, ia sudah melakukan yang salah dan mungkin ia sesali, namun untuk ini ia takkan pernah menyesalinya sedikitpun, ini demi Kyuhyun.

Kyuhyun malah semakin larut dalam tangis itu, ia menatap sosok itu dengan penuh luka dan bersalah, alisnya bertaut mempertanyakan semuanya.

Ini benar-benar di luar kewarasannya. Sosok itu menahannya air mata -yang akan meluncur ketika melihat Kyuhyun seperti itu, tangannya tak berhenti mengelus kepala Kyuhyun.

Kyuhyun menghentikan tangan itu dan menatapnya semakin dalam “Kenapa kau melakukan ini Min-hyung?”

Sungmin tersenyum manis dan memantapkan hatinya. Ia membawa semua keberaniannya yang tersisa saat ini, mata foxy-nya bersinar hangat “Karena aku mencintaimu Kyu”

Sungmin akhirnya bisa mengucapkan kata-kata itu setelah bertahun-tahun lamanya, sejak di masa sekolah dulu Sungmin sudah menyukai Kyuhyun, namun ia tak pernah mengatakannya. Ia memilih untuk memendamnya, dan untuk saat ini juga merupakan batasnya dimana ia harus melepaskan perasaan itu dan membuat Kyuhyun menyadarinya.

Sedangkan Respon Kyuhyun? Ia terkejut dan seketika melepaskan tangan Sungmin dari genggamannya, refleks. Sebentar.. Kyuhyun bukan terkejut karena perkataan Sungmin yang tabu yang di ucapkan kepada sesama jenis, namun alasan Sungmin yang membunuh semua sahabatnya terkecuali Changmin- adalah karena Sungmin mencintai dirinya?

Iya, Sungmin lah yang membunuh mereka dan Akhirnya Sungmin menyerahkan dirinya pada polisi, bahwa ia yang membunuh Jungmo, Donghae dan Yunho dengan alasan, dia memiliki dendam pribadi terhadap mereka dan sedikitpun Sungmin tak melibatkan nama Kyuhyun dalam kasus ini.

Dan sekarang mereka ada di kantor polisi, Sungmin tengah menunggu kelengkapan berkas sebelum dirinya sah menjadi tahanan.

“Kau tahu Kyu, permainan bodoh itu memang seharusnya tidak ada yang menyetujuinya seorangpun. Namun semuanya telah terjadi, dan mereka tak menyesali semuanya. Saat itu aku bertemu dengan mereka dan berharap mereka menyesali semuanya namun mereka malah menertawakanku dan berniat melanjutkan permainan ini, dan mereka bilang kau yang tak tahu apa-apa harus mereka singkirkan”

Kyuhyun terkejut mendengar pernyataan Sungmin, bagaimana bisa? Mereka ? sahabatnya? Ah bahkan Kyuhyun lupa, para sahabatnya itu telah berubah.

Kyuhyun menatap Sungmin dengan penuh kebingungan, ia tak tahu harus berkata apa, apakah kebenaran ini telah tersimpan sangat lama?

Sungmin menghela nafasnya sekilas kemudian menatap Kyuhyun kembali “Aku tak bisa membiarkan mereka melukaimu sedikit pun, aku tak bisa membiarkan mereka membunuhmu Kyu. Jadi aku memutuskan untuk membunuh mereka, meskipun aku tahu sebelumnya Jungmo mati oleh orang lain yang kucintai”

Kyuhyun terkejut bukan main. Bagaimana bisa Sungmin mengetahui bahwa Jungmo telah dibunuh oleh dirinya?

Ya, Jungmo bukan mati oleh Sungmin melainkan olehnya. Saat itu mereka tengah berdebat tentang masalah itu dan menyuruh Jungmo mengembalikan uang milik Changmin kepada orang tuanya, namun Jungmo malah mengejeknya dan melontarkan kata-kata biadab. Sehingga itu membuatnya lepas kendali dengan cepat Kyuhyun memutuskan senar gitar Jungmo dan melilitkannya pada leher Jungmo dengan sekuat tenaga, Kyuhyun benar-benar gelap mata saat itu.

Dan ketika sadar dengan apa yang baru saja ia lakukan, ia bingung tak tahu harus berbuat apa. Ia ketakutan, ketika Jungmo sudah tergeletak tak bernyawa. Ia segera mengambil senar yang pakai untuk membunuh Jungmo, lalu menaruh senar baru dan melilitkannya tentu saja dengan tangan yang sudah di lapisi tissue.

Setelah itu Kyuhyun pergi dan mengurung dirinya di apartemennya selama beberapa hari, ia masih shock dengan kejahatan yang baru saja ia lakukan.

Namun jari-jari yang tercabik itu, Kyuhyun benar-benar tak melakukannya, apakah Sungmin?

Sepertinya Kyuhyun memang tak bisa membuka suaranya saat ini, ia masih berdiam kaku dengan semua memori dan kejadian yang kembali bermunculan di otaknya.

Sungmin tersenyum miris, ia tahu Kyuhyun pasti akan sulit menghadapi ini, saat kematian Donghae dan Yunho, Kyuhyun mengira itu sebagian dari permainan gila mereka. namun faktanya dirinya lah yang membunuh mereka.

Sungmin menarik tangan Kyuhyun, sehingga Kyuhyun yang dari tadi termenung kembali fokus memandangnya “Sebelumnya aku memutuskan untuk selalu menjagamu dari kejauhan, atau kadang menemanimu disaat kau membutuhkan seorang sahabat. Namun perkataanmu saat itu membuatku malu sendiri Kyu..” Seketika matanya memerah, sesekali ia menggigit bibirnya “Kau bilang kau selalu percaya bahwa aku takkan pernah berubah, aku malu dengan ucapanmu yang masih mempercayaiku ketika aku telah berubah menjadi monster dan mengotori tanganku ini untuk membunuh orang-orang yang kita sayangi..”

Sungmin kembali terpental pada kenangan dimana dia, Kyuhyun, Changmin, Jungmo, Donghae dan juga Yunho sedang tertawa bersama ketika mereka mendapat sebuah hal menarik untuk saling menjahili, ketika susah, senang dan setelah semua momen yang pernah terjadi ia harus melukai sahabat-sahabatnya itu.

Entah mungkin karena ia seorang lulusan psikologi Kriminal semua yang di lakukannya dalam pembunuhan terlihat rapi tanpa meninggalkan jejak ataupun barang bukti sedikitpun, sehingga Sungmin tak dicurigai oleh polisi saat itu.

“Tapi Hyung, kau bisa saja membicarakan ini semua padaku tanpa harus membunuh mereka. Aku yakin kita berdua bisa membuat mereka sadar dari permainan yang mereka lakukan, dan mungkin saja mereka tak lagi berniat membunuh—“

“Itu mustahil Kyu, apa kau tahu semua orang bisa saja berubah seiring dengan berjalannya waktu. Kehidupan, nasib, dan sifat seseorang bisa berubah kapan saja, jika orang itu menghendakinya. Namun persahabatan itu sejatinya tak pernah berubah sampai kapanpun, itu akan tetap sama jika saja dari diri masing-masing tetap menyatukan perasaannya untuk saling mempercayai dan tak terpengaruhi oleh ketamakan. dan semua itu telah terjadi terhadap mereka Kyu, mereka telah berubah terlalu banyak”

Inilah perasaan yang selama ini Sungmin tahan, perasaan kekecewaan terhadap para sahabatnya. Ini sudah terlewati 2 tahun semenjak kejadian itu, ah tidak rasanya semuanya di mulai setelah 3 tahun itu.

Sungmin hanya sosok yang menahan dirinya untuk tidak terbawa oleh para sahabatnya yang mulai berubah itu, ia bahkan selalu menyadarkan penyimpangan yang selalu di perbuat sahabat-sahabatnya itu, namun sepertinya memang ketamakan telah menguasai mereka lebih banyak. Dan akhirnya Sungmin memilih ini.

“Saat aku tak bisa lagi mengembalikan semuanya seperti dulu, pikiran tak waras yang akhirnya mendominasi diriku itu muncul. Lebih baik aku menghilangkan semuanya, daripada aku melihatmu sakit dan kita semua saling menyakiti”

Kyuhyun merasakan genggaman tangan Sungmin semakin erat, ia bahkan lebih merasakan getaran ketakutan dari sana. Ketakutan untuk semua yang telah ia perbuat.

Bagaimana Sungmin yang menurutnya selalu polos, memikirkan semua ini seorang diri tanpa menceritakan padanya, ia membebani dirinya dengan perasaan bersalah, sakit dan juga takut itu sendirian. Sungmin yang selalu terlihat tenang dan seolah baik-baik saja di hadapannya..

Setidaknya Kyuhyun bisa merasakan bagaimana kacaunya Sungmin saat ini, ia segera membawa Sungmin ke dalam pelukannya dan mengelus punggungnya dengan lembut.

“Aku tak tahu, jika hyung memikirkan semua sampai sedalam ini. Sekarang semuanya sudah terjadi hyung, maafkan aku yang tak bisa membuatmu lebih baik. Namun percayalah sampai kapanpun aku akan selalu melindungi hyung. Hyung terlalu banyak berkorban melindungiku, sekarang biarkan saja semuanya seperti ini dan saat waktunya tiba kita akan sadar bahwa kita kita telah melewatinya..”

Akhirnya Sungmin menangis dan menyembunyikan wajahnya di dada Kyuhyun, ia tak ingin sedikitpun menampakkan  kelemahannya tapi ia tak bisa lagi menahan air mata yang selalu ia sembunyikan di hadapan Kyuhyun, mungkin inilah terakhir kalinya ia menunjukkan dirinya yang lemah, sebelum memasuki penjara.

“Permisi, berkas-berkas anda sudah selesai Sungmin-ssi. Silahkan ikut kami..”

Kedua polisi sudah berdiri di hadapan KyuMin, akhirnya Sungmin melepaskan pelukan itu dan berdiri mendekati kedua polisi itu.

Sungmin menghapus airmatanya dan tersenyum manis, entah rasanya beban di hatinya kini hilang begitu saja. Sungmin rasa penembusan inilah membuatnya lebih tenang. Dan juga Kyuhyun yang tetap mempercayainya tanpa meninggalkannya karena membencinya, sekarang Sungmin jauh lebih tenang

“Aku akan menunggumu Hyung..”

Sebelum Sungmin menghilang di balik pintu, Sungmin berkata “Setelah ini berakhir, aku akan menjadi Sungmin yang dulu. Maafkan aku Kyu..”

Lambaian tangan Sungmin menjadi pengantar perpisahan Sungmin dan dirinya. Kyuhyun tertegun di tempatnya, senyuman yang tadi nampak kini memudar.

Akhirnya semua sahabatnya meninggalkannya sendirian, membuat ia semakin kesepian.

dan saat ini pertama kalinya Sungmin meninggalkannya. Meskipun begitu ia akan selalu datang kemari untuk mengurangi rasa rindunya.

Ya, Kyuhyun merindukan Sungmin bukan sebagai sahabat, melainkan sebagai seseorang yang merindukan seorang yang di cintainya. Sayangnya dia tidak sempat mengucapkan kebenaran perasaannya itu. Biarkan saja semua berjalan seiring dengan berputarnya waktu, untuk saat ini biarkan saja semuanya seperti, biarkan saja..

Akhirnya Kyuhyun dengan gontai melangkahkan kakinya untuk meninggalkan tempat itu.

.

.

End

.

.

3 Tahun yang lalu..

(Ketika Kyuhyun sudah pergi Ke China)

“Apa kalian sakit jiwa? Kita ini masih muda, untuk apa main asuransi segala?”

Changmin berteriak nyaring ketika Jungmo, Donghae dan Yunho mengusulkan sebuah permainan aneh.

“Betul, lagipula apa maksudnya dengan permainan asuransi?” timpal Sungmin yang tengah asik membagi snack-nya bersama Changmin,

Yunho tersenyum lebar dan mengambil beberapa snack dari tangan Sungmin, dan itu di sambut gerutuan pelan dari Sungmin.

“Begini, kita semua mengasuransikan diri kita dengan nominal tertentu, jika bisa dengan jumlah  yang sangat banyak” sekilas Yunho  memasukkan membuka snack tersebut.

“Lalu?” Tanya Sungmin dan Donghae bersamaan

Pletakk !

“Aww..!”

“Diamlah sebentar, kalian ini tidak sabaran!” Ujar Yunho menggerutu setelah berhasil menjitak Kepala Sungmin dan Donghae secara bergantian.

“Jika salah satu di antara kita ada yang meninggal, maka sesuai perjanjian yang akan kita buat nanti, uang asuransi itu orang yang meninggal itu menjadi milik orang yang telah di sepakati!” ujar Jungmo mantap

Degg!

Semua orang saling bertatapan tak nyaman, permainan macam apa ini? Bukankah ini terlalu beresiko? Lagipula.. Kenapa harus menyangkutkan dengan kematian segala?

“Yak! Kau ini gila? Apa kau ingin salah seorang dari kita ini mati eoh?!” Donghae tak bisa menahan amarahnya, apa-apaan? Ini benar-benar tidak lucu.

Sungmin segera menimpuk Jungmo dengan boneka hitam yang ada di sekitar sofa “Aishh..Sudahlah jangan bercanda Jungmo!”

Yunho menatap Sungmin, lalu mengedarkannya ke yang lain juga “Jungmo tidak bercanda, aku pikir kematian itu bisa kapan saja bukan? Kita tidak tahu akan hidup sampai kapan. Dan untuk kurun waktunya hemm.. Bagaimana jika sampai jika tua? Ini sangat menarik kawan-kawan..”

“Bagaimana?”

.

.

.

Really The End~

Finished writing and posting on 11th of September 2013

Big Thanks for My lovely Reviewers & Readers, especially on FFn^^

 

Ejaan acak2an, typo yang bertebaran, kalimat susah di mengerti?  itu sudah pasti. Jadi jangan protes minna-san! Fufufu~ *menghilang di balik Punggung Ming*

Saya menyadari ff ini emang aneh, namun apa boleh buat? Saya hanya sekedar menelurkan imajinasi yang mampir ketika saya mengerjakan tugas.