My little with love to KyuMin

Tag Archives: Friendship

A KyuMin Fanfiction from

Kazha KazuhaJOY

Proudly Present :

“Closer at The Close”

Warning :

YAOI, Boyslove || Romance, Hurt/Comfort, Friendship|| T Rated || Queen of Typo(s) lol *Karena Dikutuk Hae._.v* || OOC  || One Shot ||

Disclaimer :

KyuMin milik diri mereka masing-masing. As usually This Fic is mine.

all the stories in it purely hatched from my rotting brain, kkk

so

CyberCrime paper Don’t allowed! Especially Plagiarizm!

.

.

DON’T LIKE DON’T READ !

.

.

Background Music : Instrumental piano Osenchi Na ayumi || Sungmin Super Junior – Baby Baby (insert part in this fic) ||

.

.

Happy Reading & enJOY!^^

.

.

Sungmin menatap hujan di balik kaca, matanya berbinar sayu memperhatikan setiap butiran air yang jatuh dari setiap awan hitam itu, entah karena memang matanya yang sayu atau mungkin karena sesuatu hal mata itu memancarkan kepedihan yang mendalam.

Tes..tes.. air hujan itu semakin deras menghantam kaca jendela itu, meski kilatan petir mulai muncul namun Sungmin sedikitpun tak mengalihkan dirinya dari jendela, ia tak ingin berbalik untuk melihat kenyataan lebih banyak.

Senyumannya terkembang datar.

Hyung, jangan hanya berdiri disana lihatlah pacarku sedang memasak untuk kita” Teriak Kyuhyun dari dekat pantry.

Sungmin kembali mengulum senyumannya ketika mendengar ucapan Kyuhyun yang terdengar begitu bahagia. Sedikitpun dia tak berniat menyahut perkataan Kyuhyun, Sungmin tak ingin memandang Kyuhyun bersama pacarnya meskipun ini untuk ke berapa kalinya dia menyaksikan kebersamaan itu, namun hal itu tak bisa menguatkannya, justru itu membuat sesuatu dalam hatinya semakin terasa pedih.

Sungmin terlonjak ketika tangan Kyuhyun bertengger mendekap lehernya, Sungmin seketika menatap Kyuhyun yang tengah tersenyum Childish. “Kau ini semakin hari semakin sering mengabaikan teriakanku hyung, Kajja kita makan, masakannya telah siap hyung

Dengan segera Kyuhyun menyeret Sungmin menuju meja makan “Yaishh berhenti menyeretku seperti anak kecil, bocah tengil!”

Sungmin sekilas tersenyum memandang wajah Kyuhyun, namun segera berganti dengan tatapan pedih ketika mata hazel itu menatap penuh cinta sang pacar.

Closer at The Close

Kazha KazuhaJOY

Kyuhyun menghela nafas saat melihat jam tangannya, Sungmin semakin sering terlambat untuk menemaninya, dan yang paling penting hari ini dia harus menyelesaikan teknik harmonika yang belum selesai Sungmin ajarkan padanya, padahal nanti malam dia harus segera tampil untuk mengisi acara di sebuah perjamuan.

Kyuhyun menyandarkan dirinya pada kursi taman, lalu membenarkan posisi ponselnya ketika sang pacar di sebrang telepon berhenti berucap.

“Iya, aku tak tahu. Sungmin hyung sekarang sering terlambat”

“…”

“Aku sudah bertanya beberapa kali apa dia punya masalah, tapi dia tak pernah menjawab”

“…”

Kyuhyun akhirnya melihat siluet Sungmin yang tengah berlari dengan sebuah gitar di punggungnya, lalu ia berdiri dengan kesal.

“Ahh, akhirnya Sungmin hyung datang. Nanti aku akan menghubungimu lagi. Ja

Sungmin menghela nafasnya sambil menunduk, kemudian dia menatap Kyuhyun dengan menyesal.

“Maafkan aku Kyu—“

Grepp

“Kenapa kau semakin sering terlambat hyung?! Aku menunggumu berjam-jam hingga langit menguning ”

Sungmin terkesiap ketika Kyuhyun tak biasanya bersikap kasar dan sedikit membentaknya seperti ini, lalu ia tersenyum menyesal “Maafkan aku Kyu. Aku kehilangan ponselku tadi pagi, jadi aku tak bisa menghubungimu bahwa aku akan terlambat”

Kyuhyun menatapnya dengan kesal, lalu dia menjauhkan tangannya dari bahu Sungmin dan mendudukkan dirinya, padahal hari ini jika Sungmin akan telat, dia bisa berkencan terlebih dahulu dengan pacarnya.

Sungmin merasakan sedikit kehangatan ketika Kyuhyun terlihat begitu marah, namun juga mengkhawatirkannya.

“Aku menyesal karena sebelumnya aku tak menerima ajakan pacarku untuk bertemu terlebih dahulu” Kyuhyun mengutak-ngatik ponselnya dengan kesal.

Mendengar itu senyuman Sungmin langsung menghilang, dan dia ikut mendudukkan dirinya di samping Kyuhyun. Ya, ini semua salahnya jika saja bukan karena ada hal yang harus Sungmin urus, Kyuhyun pasti petang ini takkan marah padanya dan pasti tengah bersama dengan pacarnya.

Sungmin menunduk sekilas dan berusaha tersenyum “Aku kan bilang ponselku hilang Kyu, lagipula aku tak menghapal nomor ponselmu”

Kyuhyun tetap mengacuhkannya, sekilas dia melirik Sungmin dengan enggan “Itu bukan alasan Sungmin hyung, kau tahu aku orang yang tak bisa menunggu selain untuk orang yang kusayangi”

Degg

Sungmin tertegun mendengar ucapan Kyuhyun, mungkin ucapan Kyuhyun itu hanya gurauan ketika kesal, namun entah rasanya kata-kata itu membuat Sungmin sakit, Sungmin tak ingin mengatakan hal yang terus bergejolak di hatinya, dia tak ingin mengatakan atau membuat hal itu lebih jelas.

“Bodoh. Berarti untukku pun kau tak bisa menunggu Kyu, aku’kan sering membuatmu kesal?”

Kyuhyun menoleh “Eh? Bodoh tentu saja, tapi untuk seorang partner aku bisa menunggu, seperti aku menunggu untuk kekasihku”

Sungmin mengangkat kepalanya dan menatap buram pemandangan bunga di depannya “Partner ya?”

“Tentu saja hyung, kau itu partnerku. Selamanya akan selalu begitu” Kyuhyun tersenyum sekilas  dan segera memeluk bahu Sungmin “Kau ini kenapa hyung, kenapa bermuka datar seperti itu?”

Sungmin menatap Kyuhyun dengan pedih, lalu menggeleng dan segera mengeluarkan harmonika dari tasnya.

“Apa maksudmu aku bermuka datar? Tsk.. Kau itu yang bermuka datar dan menyebalkan!”

Sungmin menghujani Kyuhyun dengan jitakan-jitakan kecil ke kepala Kyuhyun sambil mengejeknya, Kyuhyun yang kewalahan langsung berdiri tak menerimanya.

“Aduh sudahlah hyung—Eh tunggu hyung, aku ingin ke toilet sebentar. Tunggu ya jangan pergi lagi”

Sungmin menatap punggung Kyuhyun yang semakin menjauh.

Benar, apa yang dikatakan Kyuhyun mereka hanyalah partner. Sejak awal mereka bertemu, ya katakanlah bahwa Sungmin adalah seorang mahasiswa jenius yang bekerja sampingan di sebuah agency untuk mengajarkan trainee tingkat awal menguasai berbagai alat musik, namun suatu saat ia dipertemukan dengan Kyuhyun oleh salah satu mentor, dan berkata bahwa Kyuhyun akan segera debut dan dia mempunyai bakat untuk menguasai beberapa alat musik, mentor tersebut juga bilang bahwa pihak manager meminta Sungmin khusus menjadi partner Kyuhyun berlatih.

Jadilah sejak beberapa bulan yang lalu, Sungmin mengajari Kyuhyun. Dan dari sanalah mereka menjadi dekat, bahkan tak perlu dikatakan mereka saling menceritakan kehidupan masing-masing, karena dengan alami mereka bisa saling memahami diri masing-masing.

Begitu pun dengan Sungmin, ia merasakan tak ada hal yang bisa membuatnya merasakan hal lain di hatinya, berkali-kali ia membantah namun pertemuan intens, momen dan segala hal membuat dia harus mengakui hal lain itu,

Namun Sungmin tidak sempat berpikir bahwa Kyuhyun akhirnya memiliki kekasih, kekasih yang selama ini berada di kota lain dan akhirnya kembali, membuat mereka jarang menghabiskan waktu bersama lagi.

Sungmin yang memang harusnya sadar, bahwa pertemuan formal mereka akan segera berakhir ketika Kyuhyun sang partner, telah lebih pintar menguasai beberapa alat musik itu, dia dipertemukan dengan Kyuhyun hanya untuk menjadi partner belajar saja. Dan ketika itu selesai, maka memang pertemuan mereka tak lebih penting dari apapun, harus di akhiri perpisahan dan bisa saja Kyuhyun yang akan segera debut sibuk dan melupakan dirinya sebagai partner.

Ya, partner.

Sungmin memandang harmonika yang ada di genggaman tangannya dengan perasaan tak menentu “Ya, seharusnya aku sadar hari itu akan datang”

Closer at The Close

Kazha KazhuaJOY

“Menyebalkan! Kenapa harus aku yang menemanimu di perjamuan mewah ini, kau tahu’kan Kyu aku tak bisa berada di tempat ramai seperti ini?!”

Sungmin mengedarkan pandangannya dari balik tirai, perasaannya menjadi merinding seketika dan sedikit pusing ketika banyak orang yang penuh sesak memenuhi setiap meja mewah.

“Mau bagaimana lagi hyung, ini penampilan pentingku di acara mewah seperti ini, lagipula sebagai partnerku kau harus selalu ada di sampingku hyung

Kyuhyun membenarkan dasi Kupu-kupunya, yang tadi ditarik Sungmin dengan kesal. Ia memandang Sungmin yang mulai berkeringat.

Sungmin berhenti mengintip orang-orang dan memandang Kyuhyun dengan jengah “Kenapa tidak dengan pacarmu saja eoh? Partner itu tak lebih penting. Lagipula harusnya malam ini aku bergabung menginap dengan Klub golf di kampus”

“Tak boleh!”

“Eh?”

Kyuhyun mengambil harmonika dari tangan Sungmin, lalu membalas tatapan jengah Sungmin “Hyung tahu, aku tak ingin pacarku terganggu dengan tempat resmi seperti ini. Dan kau tahu, aku tak ingin manager mencurigai hubungan kami, Aku ingin melindungi dia hyung. Dan Bukankah sebagai partner harus selalu menemani kapanpun aku membutuhkannya? Lagipula acara menginap itu menurutku tak lebih penting dengan hyung melihatku tampil bukan?”

Sungmin menatap Kyuhyun yang tengah mengusap keringat di dahinya dengan kecewa, kenapa Kyuhyun selalu mengatakan hal yang ambigu dan membuat ia senang sekaligus sedih “Kau itu bodoh Kyu”

“Apa maksudmu hyung? Jelas-jelas aku ini pintar”

Entahlah ini untuk ke berapa kalinya Sungmin menghela nafas beratnya yang terasa begitu membebaninya, sekilas Sungmin memejamkan matanya, lalu bergerak membenarkan tuxedo Kyuhyun.

“Ini sudah waktunya kau tampil Kyu, ingat suara merdu yang keluar dari harmonika itu tidaklah penting, yang terpenting adalah ketika kau membawakan melodi itu dengan improvisasi dan ketepatan emosional, maka disanalah kau telah berhasil dan memikat semua pendengaran di ruangan ini. Dan untuk suaramu, aku takkan berkomentar”

Kyuhyun mengangguk merasakan kehangatan dari tatapan Sungmin yang selalu membuatnya tenang ini “Aku tahu hyung

Sungmin tersenyum dan berbalik “Ja, aku akan melihatmu di pojok ruangan”

Closer at The Close

Kazha KazuhaJOY

“Sebelumnya aku persembahkan untuk tuan dan nyonya, Ah—khususnya untuk seseorang yang akhirnya datang melengkapi hidup saya. Saya tahu dia tak ada disini, namun saya berharap alunan melodi ini dapat dia dengar”

Dia mulai memainkan harmonikanya.

Suara para tamu jamuan bergemuruh sebentar dan bertepuk tangan untuk Kyuhyun yang ada di atas panggung kecil nan mewah itu, namun tidak untuk seseorang bernama Sungmin.

Dia berdiri di pojok ruangan bersama manager yang datang untuk menilai Kyuhyun, Sungmin memejamkan matanya.

“Sungmin kau tahu siapa yang dimaksud Kyuhyun? Jangan-jangan anak itu sedang berpacaran” Ujar sang manager yang terlihat agak penasaran juga kesal.

Sungmin hanya mengendikkan bahunya, Kyuhyun itu benar-benar bodoh bukan. Kadang-kadang dia itu selalu membuatnya tersanjung, namun juga tak jarang membuatnya seperti beberapa hari ini, melambung dan terjatuh.

Sungmin merasa iri dengan kekasih Kyuhyun, karena tanpa jarang bertemu pun Kyuhyun selalu mengkhawatirkan dan mengutamakan kekasihnya tersebut. Dan tentu saja, karena mereka sepasang kekasih,bukankah itu sudah jelas.

Sungmin tersenyum hambar.

Tapi apakah Kyuhyun tak peka menyadari dari segala hal yang Sungmin tampakkan? Atau mungkin, karena memang Kyuhyun yang biasa bersikap manja dan bergantung dengan sunbae di agency, jadi mungkin wajar jika mungkin Kyuhyun tak menyadari perhatian lebih yang bahkan tak pernah Sungmin lakukan untuk orang lain.

‘Kyuhyun benar-benar bodoh, dan akupun sama bodohnya karena hal yang ada di dalam hatiku ini’

Ia lalu menatap Kyuhyun yang berhasil mengalunkan melodi emosial dari permainan harmonikanya, yang diselingi vocal bass seksi milik Kyuhyun, lalu Sungmin berbisik pelan.

“Sudah saatnya”

Closer at The Close

Kazha KazuhaJOY

Sungmin tetap terdiam menatap dengan insten lawan bicaranya, dimana Kyuhyun tanpa henti bercerita bagaimana ia gugup saat memainkan harmonika, bagaimana ia hampir saja terjatuh karena kegugupannya itu saat menginjak sudut kaki kursi yang ia duduki di panggung, dan macam hal lainnya saat ia tampil di panggung, Sungmin tersenyum memperhatikan ekspresi Kyuhyun yang benar-benar sangat childish, ya meskipun mereka hanya berbeda 2 tahun dalam umur, namun terkadang bagi Sungmin Kyuhyun itu bisa lebih kekanak-kanakan dari usianya yang sekarang baru 20 tahun. Namun anehnya, Kyuhyun selalu bisa membuatnya bahagia dan senang dengan perilaku Kyuhyun over terhadapnya.

Kyuhyun mengibaskan tangannya di depan wajah Sungmin, sedikit tertegun mendapati Sungmin yang terus menerus menatap hangat padanya “Y-ya, hyung. Apa kau melamun??”

Sungmin segera menggeleng dan meminum Softdrinknya, lalu tersenyum jahil “Aku tidak melamun”

“Lalu? Ah, kau tak bisa membohongiku hyung, kau itu sering tak jujur padaku beberapa kali ini”

“Aku hanya berpikir partnerku telah lebih mahir memainkan harmonika daripada aku, aku pikir aku pantas mendapatkan hadiah special yang pernah partnerku itu janjikan”

“Ah—Itu!” Kyuhyun menepuk jidatnya, lalu berdiri dari tempat duduknya.

Dia benar-benar lupa! Kyuhyun memang berjanji saat awal Sungmin akan menjadi partnernya berlatih, ia akan memberikan hadiah special jika Sungmin dapat melatihnya hingga mahir. Kyuhyun benar-benar belum menyiapkannya, lagipula ketika Kyuhyun selalu bertanya apa hal atau barang yang sangat Sungmin inginkan saat ini, Sungmin akan selalu menjawab dengan gurauan ‘Saat ini aku hanya ingin menjadi partnermu Kyu’

Tanpa basa-basi Kyuhyun menarik tangan Sungmin dan menggendongnya, seketika Sungmin yang terkesiap bersemu dengan tindakan Kyuhyun, lalu ia meronta.

“A-apa yang k-kau lakukan Cho Kyuhyun bodoh! C-cepat turunkan aku!”

“Aku belum menerima gaji pertamaku ini hyung, dan ini akhir bulan aku tak punya uang untuk mentraktirmu atau membelikanmu sesuatu. Jadi sebagai gantinya, aku akan menggendongmu sampai apartemenmu”

Kyuhyun langsung berjalan pelan sambil menggendong Sungmin, akhirnya Sungmin terdiam dan memeluk erat leher Kyuhyun dengan gugup.

Sungmin rasa, ini Jauh lebih berarti dari barang dan hal apapun. Dan  apa yang Kyuhyun lakukan sekarang sukses membuat hatinya membuncah senang, dan kebersamaan seperti inilah yang Sungmin inginkan bersama Kyuhyun, walau rasanya berlebihan.

Sungmin mem-poutkan bibirnya “Cih..Apa gunanya dengan menggendongku, ini bukan hadiah yang kuharapkan. Lagipula ini memalukan Kyu, aku ini namja masa kau gendong seperti ini!”

Kyuhyun tersenyum dan menepuk bokong Sungmin berkali-kali  “Tentu saja ada gunanya hyung, kau itu orang pertama yang kugendong seperti ini. berarti hyung itu special bukan? Dan harusnya kau senang dapat mendekap punggung calon artis sepertiku..Haha, jika nanti aku sudah menjadi artis, hyung harus mengeluarkan uang untuk membayar punggungku..Haha”

Pletakk!

“Awww! Sakit hyung!”

“Berhentilah menyombongkan diri, Kyuhyun bodoh!”

“Tak perlu memukul kepalaku yang berharga ini hyung, Tsk. Hari ini kepalaku terus menerus menjadi korban”

“Dasar manja..Haha”

Akhirnya Sungmin tertawa riang, dan saat Kyuhyun mendengar itu ia merasakan senang, bukan apa-apa, sudah beberapa hari ini Sungmin jarang mengumbar senyuman manis ataupun tersenyum riang seperti biasanya.

Bagaimanapun partnernya ini, benar-benar partner yang selalu ada untuknya. Jadi, Kyuhyun merasa bodoh, jika tidak bisa membuat Sungmin tersenyum dan tertawa saat bersamanya, meskipun Sungmin tak menceritakan apa yang sebenarnya membuat dirinya kehilangan senyuman manis itu, tapi syukurlah setidaknya Kyuhyun dapat membuat Sungmin kembali ceria, ya meskipun kepalanya ini terus menerus Sungmin jitak.

Percakapan ringan dan ejekan riang, mewarnai perjalanan mereka menuju apartemen Sungmin yang tak jauh dari taman—yang sebelumnya mereka singgahi. Sekilas Kyuhyun berhenti berjalan dan membenarkan posisi gendongan Sungmin yang terasa melorot.

“Aku menyesal memutuskan untuk menggendongmu hyung

Sungmin mengerjap polos “Memangnya kenapa Kyu?”

“Ternyata kau itu gendut ya, aku tak mengira akan seberat ini. Rasanya punggungku sakit dan akan patah”

“Yaishh! Beraninya kau bilang bahwa aku ini gendut dan menghinaku! Rasakan ini!”

Plakkk!

“Aww! Tapi itu memang kenyataannya hyung! Aww—Hyung jadi bolehkah aku berhenti menggendongmu?!”

Pletakk!

“Kalau begitu, Tidak! Teruskan menggendongku sampai apartemenku seperti yang tadi kau bilang! Kyuhyun bodoh beraninya mengatakan aku gendut!!”

Mwo?! Hyung~”

Pletakk!

“Cepat jalan Cho Kyuhyun sang calon artis!”

Closer at The Close

Kazha KazuhaJOY

Kyuhyun terdiam menatap harmonika, gitar, piano dan beberapa alat musik lainnya yang ada di ruang musik itu, dia termenung memikirkan sesuatu.

Ya alat-alat musik itu telah Kyuhyun kuasai dengan baik, dan semua itu adalah berkat Sungmin yang sudah mengajarkannya, mengajarkannya dengan sabar ketika dirinya kadang emosi dan bersikap manja yang tentu saja membuat siapapun kesal. Namun hanya Sungmin lah yang sabar mengajarkannya.

Namun, dia lupa akan satu hal, ketika dia menguasai alat musik inti yang harus dia kuasai, Sungmin akan berhenti mengajarinya. Dan kabar itu ia ingat dan terima ketika setelah mengantarkan Sungmin pulang, ya meskipun tidak sampai apartemennya, karena saat dia dan Sungmin tengah duduk sejenak meluruskan pinggangnya, ia mendapat kabar bahwa pacarnya berada di Seoul untuk menemuinya, sehingga Kyuhyun tanpa basa-basi langsung pergi mengabaikan Sungmin, sang partner.

Kyuhyun melihat pesan masuk dari pacarnya itu, namun itu tak bisa membuatnya senang dan melupakan atas kehilangan kontaknya dengan Sungmin.

“Argghh.. Sungmin hyung!”

Ya benar, Sungmin benar-benar menghilang setelah malam itu, dan Kyuhyun belum terbiasa dengan tak adanya Sungmin disampingnya, bukan apa-apa. Kata-kata partner yang selalu Kyuhyun ucapkan itu memang benar adanya, karena Sungmin selalu ada ketika Kyuhyun membutuhkannya, begitupun Sungmin, selain saat Kyuhyun membutuhkan partner untuk hal-hal yang berhubungan dengan agency.

Namun Kyuhyun selama ini tak pernah menganggap keberadaan Sungmin itu penting, tak sepenting kekasihnya, hanya partner. Ya hanya partner.

Entah apa yang ada di pikirannya sekarang, pikirannya di penuhi oleh Sungmin yang biasanya memenuhi hari-harinya, bahkan anggapannya tak penting tentang Sungmin berakhir ketika setelah 1 minggu ini Sungmin tak nampak dan tak terdengar, ada yang membuatnya gelisah dan tak bisa jika tak bertemu dengan Sungmin.

Perasaan itu menyesak, menyiksa dan membuatnya sangat harus melihat Sungmin, Kyuhyun segera menggeleng. Tidak, ini pasti karena dirinya belum terbiasa tanpa Sungmin, ya ini hal yang wajar.

“Ini hal yang sangat wajar Kyuhyun, jadi hiraukan saja. Lebih baik aku pergi menemui pacarku”

Mulut dan pikirannya boleh saja satu pendapat, namun hatinya menunjukkan hal yang lain..

Closer at The Close

Kazha KazuhaJOY

“Sungmin hyung, bisakah kau mengajarkan accoustic dari lagu ini?” Tanya seorang hoobae yang beberapa saat lalu datang tempat dia menyendiri, di bawah sebuah pohon Ek dekat kampusnya.

Sungmin sekilas memperhatikan bait-bait syair dan note balok yang tergambar jelas di catatan  yang anak itu tunjukkan padanya, Sungmin tersenyum sekilas dan mengangguk.

“Tentu saja Henry, ini lagu kesukaanku”

“Ah benarkah? Kalau begitu cepat mainkan hyung!”

Sungmin yang sudah memeluk gitar di pangkuannya, langsung mengarahkan jemari rampingnya untuk memetik barisan senar dengan piyawai.

Sungmin menutup matanya.

Iyureul mollasseo wae naega byeonhaenneunji

(i didn’t know the reason why i changed)

Bait pertama tersebut menghantar Sungmin pada sebuah kenangan. Ya, lagu persis untuk seseorang yang tiba-tiba di takdirkan harus di pertemukan, dimana saat itu Kyuhyun menatapnya dengan enteng, seakan Sungmin itu tak punya kemampuan lebih untuk melatihnya, Sungmin masih ingat saat itu, namun tatapan intimidasi dan tajam milik Kyuhyun, membuat ia ingin terus menatap pemilik mata hazel itu.

Hancham saenggakhaesseo na mannan ihuro

(i thought about it for a long time)

Ya, benar itu terasa seperti waktu yang lama, ketika dia mengenal Kyuhyun, meluluhkan hati Kyuhyun untuk menerimanya sebagai partner, namun sesuatu di hatinya juga, sepertinya telah sangat lama terbentuk.

Na byeonhan geot gata aju manhi mariya

(after i met you, i think i changed a lot)

Tak perlu lagi Sungmin jelaskan tentang ini, karena ia tak ingat bagaimana hatinya yang keras terhadap sebuah perasaan yang seperti bermekaran itu muncul, mengubah pemikirannya, dirinya yang tertutup dengan sebuah pertemanan dekat itu, bisa menerima Kyuhyun dengan sangat banyak, pemikirannya tentang keegoisan dan tak ingin berbagi waktu, kini bahkan menghabiskan waktunya untuk mendukung dan membagi waktunya dengan Kyuhyun.

Inorae deullini~oh

(can you hear this song?)

Sungmin menghentikan petikannya sejenak, menahan titik penting di lagu itu. Matanya tetap memejam erat, menahan gejolak perasaan yang tentunya tak ingin Sungmin sebut namanya, itu terlalu jujur untuk dirinya. Bagaimana ia mengingat waktu-waktu terlewat beberapa bulan lalu bersama Kyuhyun, perasaan sedih, merindukan dan juga kecewa muncul begitu saja.

Apa hal yang selalu muncul untuk Kyuhyun itu salah? Kenapa ia harus merasakan ini terhadap Kyuhyun?

Niga neomu gomapjanha oh baby

(I’m so thanksful for you~ oh baby)

Sungmin tertegun sejenak, ini bukan suara Henry, iya sangat mengenal suara ini jangan-jangan—seketika membuka matanya dan mendapati Kyuhyun yang tengah berdiri di hadapannya sambil meneruskan lagu itu, suara bass yang mendalam dengan pandangan tajam seperti itu benar-benar membawa dirinya pada awal pertemuan mereka.

Niga neomu yeppeujanha oh

(you are so pretty~oh)

Nuneul ttel suga eobseo nae nunen neoman boyeo

(i can’t take my eyes off of you. in my eyes, i only see you)

Neoman gyesok baro bogo sipjanha nan oh jeongmal oh baby

(i only want to look at you~ oh really)

Sungmin sedikitpun tak bisa mengalihkan perhatiannya dari Kyuhyun, matanya membulat tak percaya dengan keberadaan Kyuhyun sekarang, bagaimana bisa Kyuhyun ada disini?

Melihat ekspresi Sungmin, Kyuhyun segera duduk di samping Sungmin dan menyenggol bahu Sungmin dengan jahil “Ehm—Sungmin hyung, kenapa hanya menampilkan ekspresi seperti itu, bagaimana nyanyianku lebih bagus darimu’kan?”

Sungmin tertunduk menahan perasaannya, ia tak menyangka Kyuhyun akan berani menemuinya setelah menjadi artis. Benar, sebulan setelah dia memutuskan untuk berlibur ke Jepang, Kyuhyun akhirnya debut sebagai penyanyi Ballad yang sangat mempesona dan mendapat sambutan hangat hingga menjadi perbincangan berminggu-minggu saat itu, melihat Kyuhyun di layar kaca membuat Sungmin bahagia, karena ia dapat terus melihat Kyuhyun  dan mengetahui keadaan Kyuhyun.

Jujur saja, Sungmin berlibur ke Jepang sekaligus untuk menghindari Kyuhyun yang mungkin akan meminta mereka untuk bertemu, sekedar untuk memberitahu bahwa ia telah debut dan sebagainya, namun ini baru beberapa hari Sungmin kembali dari Jepang dan pergi ke Kampus lagi, dia langsung mendapati Kyuhyun.

“Ya hyung, Kenapa kau diam saja! Tsk..Setelah menghilang begitu saja, apa kau merasa bersalah padaku eoh?”

Kyuhyun mengambil gitar dari pangkuan Sungmin, sehingga Sungmin refleks memandangnya. “Bukan seperti itu Kyuhyun. Bukankah saat ini, kau tengah sibuk?” Sungmin berusaha mencari topik yang bisa mengamankan perasaannya.

Mereka saling berpandangan lumayan lama, sehingga memunculkan berkas-berkas merah jambu di pipi putih Sungmin. Sungmin langsung berpaling ketika dirasa hatinya semakin bergejolak.

Kyuhyun tersenyum sekilas dan mengejek Sungmin “Apa hyung tidak tahu, bahwa aku akan syuting video clip baruku di kampus ini. Ck..Partner yang buruk”

Degg!

Partner? Kenapa Kyuhyun malah mengungkitnya?

Sungmin mengepalkan tangannya dan mendesis kecewa “Kyuhyun, aku bukan lagi partnermu. Jadi berhenti memanggilku seperti itu”

Kyuhyun segera menyimpan gitar itu di atas rumput dan memperhatikan Sungmin sambil menyeringai “Kenapa? Aku masih menganggapnya seperti itu kok, bukankah aku masih punya utang hadiah padamu hyung? sebelum itu terpenuhi, kita masih partner hyung

Sungmin mendecih pelan dan segera berdiri, luapan perasaannya tak bisa ia tahan lagi. Apa Kyuhyun benar-benar tak menyadari itu? Kenapa ia datang dengan polos dan mengembalikan perasaan itu, perasaan yang ia tekan dan memang tak pernah hilang dari dadanya.

“Ah—Sebelum aku memberikanmu hadiah itu, bagaimana kalau hyung kutraktir makan, sudah lama rasanya tak melihat cara makan hyung yang lucu itu”

“Berhenti bersikap bodoh Kyu” Sungmin mendesis kecewa.

Namun sepertinya Kyuhyun menghiraukannya, ia malah ikut berdiri dan melanjutkan ucapannya. “Lalu setelah itu, hyung harus melihat aku berlatih vocal, karena aku yakin hyung akan terpukau dengan suaraku saat ini. Haha—Ah—Aku juga tak masalah jika harus menggendongmu lagi, ya meskipun—“

“Kubilang berhenti bersikap bodoh Cho Kyuhyun! !”

Bentak Sungmin setengah berteriak, suaranya bergetar menahan emosi. Apa Kyuhyun mencoba membuat ia bernostalgia dengan kenangan beberapa bulan lalu? Apa Kyuhyun benar-benar tak peka, saat ini Sungmin tak ingin Kyuhyun terus mengucapkan hal itu dan membuat dia kembali ingin berada di sisi Kyuhyun.

Apa Kyuhyun sengaja melakukannya?

Kyuhyun menarik bahu Sungmin dan memandang mata foxy yang tengah memerah itu “Kenapa aku harus berhenti bersikap bodoh hyung?”

“Karena kau tak peka dan terus menerus bersikap menyebalkan!” Ujar Sungmin dengan geram.

Kyuhyun memandang Sungmin dengan pandangan tak menentu, lalu tersenyum hangat “Benar hyung, aku tahu selama ini aku bodoh dan tak peka. Aku minta maaf karena aku terlambat menyadari hal ini” Sungmin membatu ketika menemukan sebuah pancaran perasaan dari mata hazel itu, jangan-jangan..

“Jadi bisakah kita tetap menjadi partner?”

Sungmin mengelos tak percaya dengan ucapan Kyuhyun. Kyuhyun benar-benar pintar mengaduk-ngaduk perasaannya, dengan segera Sungmin melepaskan kasar tangan Kyuhyun.

Dadanya terasa menyesak dan terhimpit, ia mengambil nafasnya dengan berat. Lalu tersenyum datar “Aku rasa kau memang tak peka Kyu, sebaiknya aku pergi sebelum—Mppphh!”

Sungmin membulatkan matanya, dan ia benar-benar tak percaya! Dirinya yang tiba-tiba terhimpit di antara pohon Ek dan tubuh Kyuhyun—yang tiba-tiba mendekapnya, wajah mereka yang hampir tak memiliki jarak dan tentunya hal yang membuat Sungmin terkejut bukan main adalah Kyuhyun menciumnya, dan itu tepat di bibirnya!

Sungmin hanya bisa mematung lemas, ketika Kyuhyun menggerakkan bibirnya mengecup bibir manis Sungmin yang setengah terbuka itu berkali-kali.

Kyuhyun menghentikan ciumannya, dan memandang Sungmin dengan penuh kasih “Lee Sungmin, aku pikir mungkin perasaanku ini sudah terbentuk sejak lama dan memang aku yang bodoh yang tak pernah menyadarinya, aku hanya menganggap bahwa aku membutuhkanmu sebagai seorang sahabat dan partner, sehingga aku tak pernah menganggap penting keberadaanmu. Namun ketika kau pergi, sesuatu di dalam hatiku menyeruak dan terus membuatku sakit dan tak tenang ketika aku tak bisa melihatmu”

Sungmin seakan tak percaya dengan ucapan Kyuhyun, dia hanya tetap diam memandang Kyuhyun yang begitu dekat dengannya.

Kyuhyun mengelus kepala Sungmin dengan pelan “Aku pikir aku gila dan berusaha membunuh perasaan itu, namun akhirnya aku kalah, aku kalah untuk tidak memikirkan dirimu. Aku kalah untuk tidak terbiasa tanpamu, aku kalah Lee Sungmin..Aku mencintaimu”

“Kyuhyun..”

“Tetaplah menjadi partnerku, partner yang sebenarnya. Partner yang bisa membalas cintaku”

.

.

.

This is not The End, but an And

Wkwkwkwk (?)

Aduuhhh.. gomen minna, entah apa yang saya tulis di atas._.

Tiba-tiba saya lagi melanjutkan fanfics yang lain eh si ilham (?) malah ngasih imajinasi kaya gini=_=” #timpuk si ilham(?)

Jadi gomen kalau isi fanfics aneh seperti seperti ini, kalau mau marah, marah saja sama saya jangan sama KyuMin >///<

Yoshh.. ini merupakan fanfics comeback saya atau juga sebelum saya melanjutkan hutang-hutang chapter dari fanfics saya._.

See U minna ^w^/


A KyuMin Fanfiction from

Kazha KazuhaJOY 

Proudly Present  :

“Let It Be”

Warning :

YAOI, Boyslove || Friendship & Mystery, lil bit Romance || M Rated for Blood Scene (maybe) ||

Queen of Typo (s) lol || OOC ||

 

Disclaimer :

As usually this fic is Mine!

all the stories in it purely hatched from my rotting brain, kkk

I’am a KyuMin Shipper 😀

CyberCrime paper Don’t allowed! Especially Plagiarizm!

.

.

DON’T COPAS! DON’T LIKE DON’T READ!

.

.

.

Happy Reading & enJOY ^^~

.

.

.

Persahabatan seperti apa yang kau harapkan?

Aku tak butuh banyak sahabat,

Cukup kalian yang selalu bersamaku..

Jika suatu saat kita telah tumbuh dan semakin dewasa,

Ingatlah hari ini, dan hari-hari yang telah terlewati..

Karena kita takkan bisa mengulang semua itu lagi..

Jadi biarkan saja seperti ini..

Tapi kenapa semua berubah begitu banyak?

Ada apa dengan kalian?

Bisakah kita selalu seperti ini?

Aku menyayangi kalian..

.

.

2 tahun yang lalu. .

 

Semua orang tampak tegang, seseorang di pojok ruangan tengah membanting gitar ke lantai yang dingin itu dengan sangat keras. Entah apa yang terjadi di ruangan ini, sebelumnya mereka masih bersenda gurau sambil memikirkan festival yang akan mereka ikuti, namun tiba-tiba perbincangan itu berubah menjadi panas ketika senda gurau ‘nyata’ yang tak sengaja memancing sebuah api  dari sang pelaku pembanting gitar itu.

“Ada apa dengan kalian sebenarnya eoh?”

Orang itu menatap satu persatu-satu orang yang berdiri tegang dan saling memalingkan muka di hadapannya, ia benar-benar tak mengerti dengan semua ini.

“Kyuhyun..Tenanglah kita bisa bicara baik-baik” Ujar salah seorang yang terus menatap intens namja bernama Kyuhyun itu,

Kyuhyun menggelengkan kepalanya merasa tak setuju dengan orang itu. sepertinya dia tengah menghadapi kekecewaan yang tak bisa ia terima, sungguh Kyuhyun rasanya tak bisa menerima semua ini.

“Bagaimana bisa kalian menjadi seperti ini—“

“Dewasa sedikitlah Kyu, kita bukan lagi apa sekolahan yang masih sangat naif” Ujar salah seorang yang mempunyai Beautiful Eyes, ia tersenyum meremehkan diri Kyuhyun yang terlihat tak menerima ucapannya.

“Benar apa kata Donghae, kita tak bisa lagi seperti dulu. Bukankah ini juga lebih menyenangkan dari hanya permainan dan gurauan kita saat dulu?”

Salah seorang yang lainnya menyetujui omongan Donghae, lalu ia mengambil gitarnya yang di banting Kyuhyun, ia mengelusnya dengan sayang.

“Permainan ini lebih mendatangkan banyak uang Kyu, kau jangan munafik dan bergabunglah dengan kami” timpal seseorang yang mempunyai mata rubah.

Kyuhyun menggeram, bagaimana bisa mereka mempunyai pikiran picik dan gila seperti ini? Kyuhyun segera menerjang namja bermata rubah itu dan mencengkram kerah jaket Jeans-nya dengan kasar.

“Tapi bukan berarti kalian harus membunuh Changmin!!?! Sebenarnya ada apa dengan kalian? Dia sahabat kita, kenapa kalian melakukan ini eoh?! Apa kalian gila?!”

Ya, inti dari permasalahan ini adalah terbunuhnya Changmin, salah satu dari sahabatnya. Kalian pasti tidak mengerti, Changmin terbunuh oleh permainan yang para sahabat Kyuhyun ucapkan tadi.

Kyuhyun mengedarkan pandangannya menatap satu per satu sahabatnya ini, Donghae, Jungmo, Sungmin dan yang terakhir Jung Yunho. Bagaimana dalam setahun ini, setelah mereka tak bertemu, tepatnya setelah dirinya pergi ke China untuk mengikuti pertukaran mahasiswa. Saat dia kembali setahun kemudian, Para sahabatnya ini telah berubah, di tambah kabar gila yang ia terima saat ini.

Changmin telah mereka bunuh? Hanya demi sebuah permainan konyol yang sahabat-sahabatnya ini pertahankan, ditambah dengan uang yang mereka terima?

Kyuhyun seketika melepaskan cengkramannya terhadap Yunho, Kyuhyun merasa ini mimpi atau mungkin sebuah kesalahan yang masuk ke kehidupan persahabatan yang sangat ia banggakan selama ini, sekarang..

Yunho menepuk-nepuk kerah bajunya dan tersenyum sinis “Kau pikir kami benar-benar berniat membunuhnya eoh? Justru dia yang pertama menyetujui permainan ini, hingga akhirnya dia berusaha membunuhku!”

Yunho sangat emosi ia mengepalkan tangannya, lalu ia menghalau tubuh Kyuhyun dan meninjunya dengan cepat, membuat Kyuhyun limbung seketika dan terpental ke lantai. Kilatan amarah dan emosi terlihat jelas dari mata rubahnya itu “Kau tak mengerti apa-apa Kyu!”

Yunho berniat menerjang Kyuhyun lagi namun gagal karena Sungmin menahan tubuhnya dengan gesit. Sedangkan Kyuhyun dibantu berdiri oleh Donghae, sudut bibirnya yang sedikit sobek  mengeluarkan cairan merah pekat.

Lalu Kyuhyun termangu dan menatap lantai dengan tatapan kosong.

“Kau tak mengerti apa-apa Kyu, jika saat itu kau ada disini mungkin kau akan mengerti dengan keadaan ini. Jika saja..” Jungmo tak sempat melanjutkan ucapan, ia mengepalkan tangannya dan..

Brakk!

Jungmo kembali membanting gitarnya –yang tadi sempat Kyuhyun banting-, dengan sekuat tenaga, nafasnya tersengal menahan emosi yang terpancing, dan dalam sepersekian detik ia tersenyum dingin dan seperti tak terjadi apapun.

“Nikmati saja waktu sekarang ini Kyu, dan  selamat datang kembali di Korea”

Ujar Jungmo sebelum ia meninggalkan ruangan tersebut,

Kyuhyun semakin mengerut tak mengerti dengan semua sikap sahabatnya ini, ia mendorong Donghae yang baru saja mengusap darah yang mengalir dari sudut bibirnya.

Yunho dan Jungmo benar, dia memang tak mengerti apapun. Maka dari itu ia butuh penjelasan yang lebih masuk akal ketika mereka membunuh Changmin, bukan sekadar karena permainan, pertahanan diri dan uang tentunya. Yang lebih manusiawi tentunya!

Seperti yang Jungmo bilang ia baru sampai di Korea, benar-benar ‘Baru saja’.

Tiba-tiba tanpa sepatah kata, Yunho pergi menyusul Jungmo pergi dari ruangan itu, atmosfer di ruangan  ini sangat mencekam dan terus-menerus memancing emosi mereka.

Dan kini giliran Donghae menatap Kyuhyun, ia pun berniat meninggalkan ruangan ini, sebelumnya dia berkata sesuatu

“Jangan pernah berpikir kematian ini sepenuhnya kesalahan kami Kyu, jangan seakan-akan kau ini seorang anak kecil yang tak mengerti apa-apa. Kau hanya perlu mengikuti permainan ini”

Donghae benar-benar meninggalkan ruangan itu, kini tinggal lah dirinya dan Sungmin yang dari tadi menutup mulutnya rapat-rapat ketika pertengkaran ini di mulai.

Akhirnya Kyuhyun tersungkur ke tanah dan mengerang frustasi menjambak kepalanya. Kenapa semua jadi seperti ini? Apa yang salah dengan persahabatan ini? Ada apa sebenarnya?

Tiba-tiba ia merasakan sepasang tangan memeluknya dengan erat, ia mendongak. Sungmin hanya tersenyum dan matanya yang sangat menusuk membawanya pada perasaan yang lebih melukainya

“Kau akan mengerti seiring berjalannya waktu, percayalah kau akan segera mengerti Kyu”

.

.

.

 

Seoul, Musim gugur 2013.

Kyuhyun mengeratkan syal yang melilit di lehernya, kemudian ia mengesap sekilas kopi yang berada di pinggir laptopnya, rasanya terasa sangat pahit. Entahlah, rasanya ia memasukkan 3 blok gula namun tetap saja pahit, atau mungkin itu terasa pahit karena berita yang tersiar di televisi. Ia tersenyum sinis.

Semuanya..

“Bertambah kematian tidak wajar beberapa bulan, setelah sebelumnya ditemukan  Jungmo seorang Gitaris terkenal meninggal di apartemen miliknya dengan lehernya terbelit oleh senar gitar dan jari tangannya tercabik-cabik, lalu  Donghae seorang ahli mekanik mesin meninggal dalam keadaan terjepit oleh mesin yang tengah ia kembangkan, sehingga membuat tulang-tulang rusuknya patah dan remuk. Dan kali ini Yunho pengusaha muda yang tengah merintis karirnya meninggal di depan laptopnya, di duga Yunho tengah bekerja. Ia meninggal dengan darah yang mengalir keluar dari mulut, lubang hidung, telinga dan matanya tanpa henti. Polisi tengah menyelidiki apakah ini pembunuhan berantai—“

Piip.

Kyuhyun langsung mematikan televisi tersebut, terlihat jelas semua sahabatnya tadi ditayangkan dengan keadaan mengenaskan, ya boleh dibilang mereka meninggal dalam kurun waktu yang tak jauh berbeda yaitu terbunuh setiap tanggal 08, dan itu telah berlangsung dalam 3 bulan ini.

Kyuhyun tak menampakkan ekspresi sedih ataupun kehilangan, ia hanya bisa menatap televisi itu dengan pandangan kosong,

Setelah kejadian 2 tahun yang lalu, Kyuhyun dan para sahabatnya itu tak pernah lagi bertemu, bahkan saling menghubungi pun tidak, meskipun mereka kuliah dalam satu kampus yang sama, namun karena setiap dari mereka adalah mahasiswa dari berbagai fakultas, sehingga mereka hampir  tak pernah berpapasan.

Setidaknya saat ini Kyuhyun masih memiliki hubungan baik dengan Sungmin, mereka sering bertemu bahkan hanya sekedar untuk bercanda. Namun itupun tak sesering dulu, karena semuanya telah berubah.

Kyuhyun menutup layar laptopnya dan segera berdiri menghadap langit pagi yang telah menguning dan memancarkan kehangatan karena sang fajar telah datang.

Pernah suatu ketika, Kyuhyun merindukan para sahabatnya itu kemudian mengunjungi basecamp mereka, namun yang ia dapati hanyalah Sungmin tengah memainkan gitar dan bernyanyi sebuah lagu yang selalu ia dan para sahabatnya bawakan ketika dulu mereka memulai untuk membentuk Band bersama.

Kyuhyun memejamkan matanya merasakan kehangatan yang terpancar dari sang matahari pagi,

Jika saja semua itu tak terjadi, maka sampai saat ini ia masih bisa berkumpul dan menjalani persahabatan itu, persahabatan yang telah menyatukan mereka semenjak masa High School.

Sekelompok anak sekolahan yang berbeda sifat dan watak menyatu dalam persahabatan unik. Mereka tak pernah berkelahi satu sama lain, hanya berusaha membuat kenangan bersama, saling menjahili dan menjelajahi dunia dengan saling berbagi tawa kebahagiaan, itulah persahabatan mereka.

Terkadang perbedaan pendapat itu membuat mereka malah bisa saling memahami satu sama lain. Dan akhirnya selalu mereka akhiri dengan gurauan khas yang selalu mereka lakukan.

Tapi kini semuanya telah bertahun-tahun terlewati, itu 3 tahun yang lalu saat semuanya masih tercipta, sebelum dirinya pergi ke China, sebelum kejadian itu menjadi nyata, dan sebelum semua sahabatnya menjadi orang yang picik dan digelapkan karena sebuah permainan gila.

Meskipun semuanya ingin Kyuhyun ulang kembali ke masa itu, namun apa yang bisa ia lakukan sekarang? Semua telah terbunuh kecuali Sungmin.

Ia hanya bisa bernostalgia dengan semua pemikirannya. Ya, lebih baik semuanya terbunuh saja, itu lebih baik..

Kyuhyun membuka matanya dan tersenyum penuh arti dan memutar tubuhnya membelakangi sinar matahari. Jadi biarkan saja semuanya seperti ini..

.

.

.

Sungmin akhirnya tersenyum ketika mengetahui orang yang akan ia bertemu dengannya tengah menunggu di halte bis, Sungmin segera turun dari bis itu.

“Apakah aku terlambat?”

Tanya Sungmin, ketika Kyuhyun tengah mengeratkan mantelnya dan membuat gumpalan uap dari nafasnya. Cuaca hari ini sangatlah dingin sepertinya musim dingin akan segera datang.

Kyuhyun segera mengambil tangan Sungmin yang hangat dan memasukkannya ke dalam saku mantelnya, ia tersenyum sekilas sebelum membawa Sungmin berjalan

“Tidak juga, aku baru menghabiskan waktuku di halte ini selama 45 menit”

Sungmin hanya menimpali Kyuhyun dengan mengejeknya karena dengan bodohnya menunggunya selama itu di luar ruangan. Mereka akhirnya berjalan beriringan tanpa tentu, juga tanpa suara sedikit pun hanya meresapi setiap langkah dan kehangatan yang terhantar dari tautan tangan mereka.

Kyuhyun tiba-tiba memeluknya dengan erat, membuat Sungmin kaget bukan main “Berjanjilah kau takkan pernah berubah, Min-hyung”

Sungmin yang terperangkap dalam dekapan itu, tak bisa menyembunyikan rasa hangat yang menjalar ke pipinya, ayolah Sungmin bukan seorang wanita.

Sungmin mendongak dan menatap Kyuhyun “Kenapa tiba-tiba kau berkata seperti itu, Kyu?”

Kyuhyun hanya tersenyum dan memperhatikan lalu lalang orang yang menatap dirinya dan Sungmin karena berpelukan mesra di pinggir jalan kota, ia mengesap wangi vanilla yang menyeruak begitu kuat dari tubuh Sungmin.

Memang Sungmin dari dulu hingga sekarang tak pernah berubah sedikitpun, sampai parfum yang dipakai pun tak pernah ia ganti. Untuk Kyuhyun, memang benar-benar hanya Sungminlah yang tak pernah berubah.

“Karena Hyung adalah satu-satunya sahabat yang kumiliki saat ini, Hyung tahu? Betapa aku menyayangi hyung, dan hyung sedikitpun tak pernah berubah”

Sungmin terkesiap dalam pelukan Kyuhyun, ada rasa bahagia dan sakit disana. Entahlah ia harus memilih rasa yang mana untuk lebih ia andalkan saat ini. Sungmin memejamkan matanya dan memutuskan untuk melepaskan pelukannya dan mengulurkan tangannya untuk menepuk-nepuk kedua lengan Kyuhyun.

“Tentu saja, kau juga adalah orang yang paling berharga yang kumiliki” Sungmin menatap Kyuhyun dengan penuh perasaan, lalu memalingkan wajahnya dan membawa Kyuhyun untuk segera berjalan kembali

Matanya menyiratkan sesuatu “Apa kau yakin aku tak berubah sedikitpun?”

Cupp!

Sungmin membelalakkan matanya “Tentu saja hyung, aku sangat yakin. Hanya kau orang yang tak pernah meninggalkanku dari dulu”

Kyuhyun tersenyum mempesona setelah mengecup bibir manis Sungmin, matanya menghantarkan sebuah keyakinan yang selalu tercipta ketika mereka bersama, Sungmin mengerjapkan matanya dan akhirnya tersenyum manis.

.

.

.

Ilsan, 08 Oktober 2013

Kyuhyun segera bergegas setelah melihat berita pagi hari yang selalu menjadi konsumsinya menampakkan hal yang sangat mengejutkan, ia segera berlari mengambil kunci mobilnya dan menuju suatu tempat, tak peduli dengan pekerjaannya hari ini, atau apapun itu. Tiba-tiba semua pikirannya terpusat pada satu objek.

Ini tak boleh terjadi! Apa yang terjadi dengan Sungmin?

Ya, baru saja acara berita pagi itu menampilkan Sungmin, Sungguh di luar dugaannya. Kyuhyun semakin merasakan perasaannya tak menentu dan keringat dingin dengan bebas mengucur dari dahinya, matanya menatap jalanan dengan panik.

“Ini tak boleh terjadi Min-Hyung!”

Blamm!

Kyuhyun menutup pintu mobilnya dan berlari menuju apartemen Sungmin, hatinya menjadi sangat gelisah. Dengan tergesa-gesa ia menubruk orang-orang yang tengah mengantri untuk menaiki lift, semua mengumpat padanya namun tentu saja ia tak peduli.

Kyuhyun menarik nafasnya berkali-kali, ia sudah tepat berdiri di depan pintu apartemen Sungmin. Dengan segera Kyuhyun membuka pintu tersebut, ia segera memasuki apartemen itu dan mencari Sosok Sungmin ke berbagai sudut, namun nihil ia tak menemukannya.

Pikirannya kacau seketika, jangan-jangan Sungmin…?

Kyuhyun tak membuang waktunya dan segera kembali berlari untuk ke suatu tempat, ya memang Sungmin tak mungkin ia temukan disini, sudah pasti ada disana..

.

.

.

Kyuhyun akhirnya meneteskan air matanya menatap sosok itu, bagaimana bisa?

Hatinya menjadi lebih sakit, ia menggengam tangan yang biasanya selalu menghantarkan kehangatan itu padanya, Sungmin yang sangat ia percayai untuk selalu bersamanya, dia..

Kyuhyun lagi-lagi menangis, mungkin inilah titik dimana Kyuhyun bisa menahan semuanya dan akhirnya menumpahkan segalanya, beban, kehilangan dan tentang persahabatan itu.

Ia mengelus-ngelus tangan itu tanpa henti, bahkan ia tak mampu mengucapkan sepatah katapun. Lidahnya kelu hanya sekedar untuk mengeja kata pun, mulutnya terbuka hanya untuk menangisi keadaannya ini.

“Kyu berhentilah menangis..”

Sosok itu mengelus kepala Kyuhyun dengan sayang, ia sudah melakukan yang salah dan mungkin ia sesali, namun untuk ini ia takkan pernah menyesalinya sedikitpun, ini demi Kyuhyun.

Kyuhyun malah semakin larut dalam tangis itu, ia menatap sosok itu dengan penuh luka dan bersalah, alisnya bertaut mempertanyakan semuanya.

Ini benar-benar di luar kewarasannya. Sosok itu menahannya air mata -yang akan meluncur ketika melihat Kyuhyun seperti itu, tangannya tak berhenti mengelus kepala Kyuhyun.

Kyuhyun menghentikan tangan itu dan menatapnya semakin dalam “Kenapa kau melakukan ini Min-hyung?”

Sungmin tersenyum manis dan memantapkan hatinya. Ia membawa semua keberaniannya yang tersisa saat ini, mata foxy-nya bersinar hangat “Karena aku mencintaimu Kyu”

Sungmin akhirnya bisa mengucapkan kata-kata itu setelah bertahun-tahun lamanya, sejak di masa sekolah dulu Sungmin sudah menyukai Kyuhyun, namun ia tak pernah mengatakannya. Ia memilih untuk memendamnya, dan untuk saat ini juga merupakan batasnya dimana ia harus melepaskan perasaan itu dan membuat Kyuhyun menyadarinya.

Sedangkan Respon Kyuhyun? Ia terkejut dan seketika melepaskan tangan Sungmin dari genggamannya, refleks. Sebentar.. Kyuhyun bukan terkejut karena perkataan Sungmin yang tabu yang di ucapkan kepada sesama jenis, namun alasan Sungmin yang membunuh semua sahabatnya terkecuali Changmin- adalah karena Sungmin mencintai dirinya?

Iya, Sungmin lah yang membunuh mereka dan Akhirnya Sungmin menyerahkan dirinya pada polisi, bahwa ia yang membunuh Jungmo, Donghae dan Yunho dengan alasan, dia memiliki dendam pribadi terhadap mereka dan sedikitpun Sungmin tak melibatkan nama Kyuhyun dalam kasus ini.

Dan sekarang mereka ada di kantor polisi, Sungmin tengah menunggu kelengkapan berkas sebelum dirinya sah menjadi tahanan.

“Kau tahu Kyu, permainan bodoh itu memang seharusnya tidak ada yang menyetujuinya seorangpun. Namun semuanya telah terjadi, dan mereka tak menyesali semuanya. Saat itu aku bertemu dengan mereka dan berharap mereka menyesali semuanya namun mereka malah menertawakanku dan berniat melanjutkan permainan ini, dan mereka bilang kau yang tak tahu apa-apa harus mereka singkirkan”

Kyuhyun terkejut mendengar pernyataan Sungmin, bagaimana bisa? Mereka ? sahabatnya? Ah bahkan Kyuhyun lupa, para sahabatnya itu telah berubah.

Kyuhyun menatap Sungmin dengan penuh kebingungan, ia tak tahu harus berkata apa, apakah kebenaran ini telah tersimpan sangat lama?

Sungmin menghela nafasnya sekilas kemudian menatap Kyuhyun kembali “Aku tak bisa membiarkan mereka melukaimu sedikit pun, aku tak bisa membiarkan mereka membunuhmu Kyu. Jadi aku memutuskan untuk membunuh mereka, meskipun aku tahu sebelumnya Jungmo mati oleh orang lain yang kucintai”

Kyuhyun terkejut bukan main. Bagaimana bisa Sungmin mengetahui bahwa Jungmo telah dibunuh oleh dirinya?

Ya, Jungmo bukan mati oleh Sungmin melainkan olehnya. Saat itu mereka tengah berdebat tentang masalah itu dan menyuruh Jungmo mengembalikan uang milik Changmin kepada orang tuanya, namun Jungmo malah mengejeknya dan melontarkan kata-kata biadab. Sehingga itu membuatnya lepas kendali dengan cepat Kyuhyun memutuskan senar gitar Jungmo dan melilitkannya pada leher Jungmo dengan sekuat tenaga, Kyuhyun benar-benar gelap mata saat itu.

Dan ketika sadar dengan apa yang baru saja ia lakukan, ia bingung tak tahu harus berbuat apa. Ia ketakutan, ketika Jungmo sudah tergeletak tak bernyawa. Ia segera mengambil senar yang pakai untuk membunuh Jungmo, lalu menaruh senar baru dan melilitkannya tentu saja dengan tangan yang sudah di lapisi tissue.

Setelah itu Kyuhyun pergi dan mengurung dirinya di apartemennya selama beberapa hari, ia masih shock dengan kejahatan yang baru saja ia lakukan.

Namun jari-jari yang tercabik itu, Kyuhyun benar-benar tak melakukannya, apakah Sungmin?

Sepertinya Kyuhyun memang tak bisa membuka suaranya saat ini, ia masih berdiam kaku dengan semua memori dan kejadian yang kembali bermunculan di otaknya.

Sungmin tersenyum miris, ia tahu Kyuhyun pasti akan sulit menghadapi ini, saat kematian Donghae dan Yunho, Kyuhyun mengira itu sebagian dari permainan gila mereka. namun faktanya dirinya lah yang membunuh mereka.

Sungmin menarik tangan Kyuhyun, sehingga Kyuhyun yang dari tadi termenung kembali fokus memandangnya “Sebelumnya aku memutuskan untuk selalu menjagamu dari kejauhan, atau kadang menemanimu disaat kau membutuhkan seorang sahabat. Namun perkataanmu saat itu membuatku malu sendiri Kyu..” Seketika matanya memerah, sesekali ia menggigit bibirnya “Kau bilang kau selalu percaya bahwa aku takkan pernah berubah, aku malu dengan ucapanmu yang masih mempercayaiku ketika aku telah berubah menjadi monster dan mengotori tanganku ini untuk membunuh orang-orang yang kita sayangi..”

Sungmin kembali terpental pada kenangan dimana dia, Kyuhyun, Changmin, Jungmo, Donghae dan juga Yunho sedang tertawa bersama ketika mereka mendapat sebuah hal menarik untuk saling menjahili, ketika susah, senang dan setelah semua momen yang pernah terjadi ia harus melukai sahabat-sahabatnya itu.

Entah mungkin karena ia seorang lulusan psikologi Kriminal semua yang di lakukannya dalam pembunuhan terlihat rapi tanpa meninggalkan jejak ataupun barang bukti sedikitpun, sehingga Sungmin tak dicurigai oleh polisi saat itu.

“Tapi Hyung, kau bisa saja membicarakan ini semua padaku tanpa harus membunuh mereka. Aku yakin kita berdua bisa membuat mereka sadar dari permainan yang mereka lakukan, dan mungkin saja mereka tak lagi berniat membunuh—“

“Itu mustahil Kyu, apa kau tahu semua orang bisa saja berubah seiring dengan berjalannya waktu. Kehidupan, nasib, dan sifat seseorang bisa berubah kapan saja, jika orang itu menghendakinya. Namun persahabatan itu sejatinya tak pernah berubah sampai kapanpun, itu akan tetap sama jika saja dari diri masing-masing tetap menyatukan perasaannya untuk saling mempercayai dan tak terpengaruhi oleh ketamakan. dan semua itu telah terjadi terhadap mereka Kyu, mereka telah berubah terlalu banyak”

Inilah perasaan yang selama ini Sungmin tahan, perasaan kekecewaan terhadap para sahabatnya. Ini sudah terlewati 2 tahun semenjak kejadian itu, ah tidak rasanya semuanya di mulai setelah 3 tahun itu.

Sungmin hanya sosok yang menahan dirinya untuk tidak terbawa oleh para sahabatnya yang mulai berubah itu, ia bahkan selalu menyadarkan penyimpangan yang selalu di perbuat sahabat-sahabatnya itu, namun sepertinya memang ketamakan telah menguasai mereka lebih banyak. Dan akhirnya Sungmin memilih ini.

“Saat aku tak bisa lagi mengembalikan semuanya seperti dulu, pikiran tak waras yang akhirnya mendominasi diriku itu muncul. Lebih baik aku menghilangkan semuanya, daripada aku melihatmu sakit dan kita semua saling menyakiti”

Kyuhyun merasakan genggaman tangan Sungmin semakin erat, ia bahkan lebih merasakan getaran ketakutan dari sana. Ketakutan untuk semua yang telah ia perbuat.

Bagaimana Sungmin yang menurutnya selalu polos, memikirkan semua ini seorang diri tanpa menceritakan padanya, ia membebani dirinya dengan perasaan bersalah, sakit dan juga takut itu sendirian. Sungmin yang selalu terlihat tenang dan seolah baik-baik saja di hadapannya..

Setidaknya Kyuhyun bisa merasakan bagaimana kacaunya Sungmin saat ini, ia segera membawa Sungmin ke dalam pelukannya dan mengelus punggungnya dengan lembut.

“Aku tak tahu, jika hyung memikirkan semua sampai sedalam ini. Sekarang semuanya sudah terjadi hyung, maafkan aku yang tak bisa membuatmu lebih baik. Namun percayalah sampai kapanpun aku akan selalu melindungi hyung. Hyung terlalu banyak berkorban melindungiku, sekarang biarkan saja semuanya seperti ini dan saat waktunya tiba kita akan sadar bahwa kita kita telah melewatinya..”

Akhirnya Sungmin menangis dan menyembunyikan wajahnya di dada Kyuhyun, ia tak ingin sedikitpun menampakkan  kelemahannya tapi ia tak bisa lagi menahan air mata yang selalu ia sembunyikan di hadapan Kyuhyun, mungkin inilah terakhir kalinya ia menunjukkan dirinya yang lemah, sebelum memasuki penjara.

“Permisi, berkas-berkas anda sudah selesai Sungmin-ssi. Silahkan ikut kami..”

Kedua polisi sudah berdiri di hadapan KyuMin, akhirnya Sungmin melepaskan pelukan itu dan berdiri mendekati kedua polisi itu.

Sungmin menghapus airmatanya dan tersenyum manis, entah rasanya beban di hatinya kini hilang begitu saja. Sungmin rasa penembusan inilah membuatnya lebih tenang. Dan juga Kyuhyun yang tetap mempercayainya tanpa meninggalkannya karena membencinya, sekarang Sungmin jauh lebih tenang

“Aku akan menunggumu Hyung..”

Sebelum Sungmin menghilang di balik pintu, Sungmin berkata “Setelah ini berakhir, aku akan menjadi Sungmin yang dulu. Maafkan aku Kyu..”

Lambaian tangan Sungmin menjadi pengantar perpisahan Sungmin dan dirinya. Kyuhyun tertegun di tempatnya, senyuman yang tadi nampak kini memudar.

Akhirnya semua sahabatnya meninggalkannya sendirian, membuat ia semakin kesepian.

dan saat ini pertama kalinya Sungmin meninggalkannya. Meskipun begitu ia akan selalu datang kemari untuk mengurangi rasa rindunya.

Ya, Kyuhyun merindukan Sungmin bukan sebagai sahabat, melainkan sebagai seseorang yang merindukan seorang yang di cintainya. Sayangnya dia tidak sempat mengucapkan kebenaran perasaannya itu. Biarkan saja semua berjalan seiring dengan berputarnya waktu, untuk saat ini biarkan saja semuanya seperti, biarkan saja..

Akhirnya Kyuhyun dengan gontai melangkahkan kakinya untuk meninggalkan tempat itu.

.

.

End

.

.

3 Tahun yang lalu..

(Ketika Kyuhyun sudah pergi Ke China)

“Apa kalian sakit jiwa? Kita ini masih muda, untuk apa main asuransi segala?”

Changmin berteriak nyaring ketika Jungmo, Donghae dan Yunho mengusulkan sebuah permainan aneh.

“Betul, lagipula apa maksudnya dengan permainan asuransi?” timpal Sungmin yang tengah asik membagi snack-nya bersama Changmin,

Yunho tersenyum lebar dan mengambil beberapa snack dari tangan Sungmin, dan itu di sambut gerutuan pelan dari Sungmin.

“Begini, kita semua mengasuransikan diri kita dengan nominal tertentu, jika bisa dengan jumlah  yang sangat banyak” sekilas Yunho  memasukkan membuka snack tersebut.

“Lalu?” Tanya Sungmin dan Donghae bersamaan

Pletakk !

“Aww..!”

“Diamlah sebentar, kalian ini tidak sabaran!” Ujar Yunho menggerutu setelah berhasil menjitak Kepala Sungmin dan Donghae secara bergantian.

“Jika salah satu di antara kita ada yang meninggal, maka sesuai perjanjian yang akan kita buat nanti, uang asuransi itu orang yang meninggal itu menjadi milik orang yang telah di sepakati!” ujar Jungmo mantap

Degg!

Semua orang saling bertatapan tak nyaman, permainan macam apa ini? Bukankah ini terlalu beresiko? Lagipula.. Kenapa harus menyangkutkan dengan kematian segala?

“Yak! Kau ini gila? Apa kau ingin salah seorang dari kita ini mati eoh?!” Donghae tak bisa menahan amarahnya, apa-apaan? Ini benar-benar tidak lucu.

Sungmin segera menimpuk Jungmo dengan boneka hitam yang ada di sekitar sofa “Aishh..Sudahlah jangan bercanda Jungmo!”

Yunho menatap Sungmin, lalu mengedarkannya ke yang lain juga “Jungmo tidak bercanda, aku pikir kematian itu bisa kapan saja bukan? Kita tidak tahu akan hidup sampai kapan. Dan untuk kurun waktunya hemm.. Bagaimana jika sampai jika tua? Ini sangat menarik kawan-kawan..”

“Bagaimana?”

.

.

.

Really The End~

Finished writing and posting on 11th of September 2013

Big Thanks for My lovely Reviewers & Readers, especially on FFn^^

 

Ejaan acak2an, typo yang bertebaran, kalimat susah di mengerti?  itu sudah pasti. Jadi jangan protes minna-san! Fufufu~ *menghilang di balik Punggung Ming*

Saya menyadari ff ini emang aneh, namun apa boleh buat? Saya hanya sekedar menelurkan imajinasi yang mampir ketika saya mengerjakan tugas.